The Efforts

1.5K 136 27
                                    

"Hari ini kayaknya aku lembur, mau temenin?"

"MAUUUUU! Sekalian deh, mending kita jadian aja gak sih kak hari ini?" Wonwoo mengernyit.

"Ditolak."

"DIHHHHH KAKKKKKK..."


{}





07.25

Pagi ini Mingyu sudah berada di pantry hendak membuat kopi untuk Wonwoo. Well, pagi ini Wonwoo mengabari jika ia sudah hendak sampai dan datang telat sebab ia harus mengurus Ican yang pagi ini sedang rewel dan clingy.

Setelah membuat kopi, ia pun berjalan menuju ruangan milik Wonwoo hendak meletakkan kopi panas tersebut di mejanya. Namun, ketika ia tengah berhati-hati menurunkan kopi panas tersebut ia dikejutkan oleh suara seseorang yang secara tiba-tiba menyapa indera pendengarannya.

"Anak magang, lagi apa kamu pagi-pagi ke sini tapi Wonwoonya gak ada? Mau mencuri?" Mendengar hal tersebut tanpa aba-aba membuat Mingyu tidak sengaja menjatuhkan segelas kopi tersebut di atas meja Wonwoo yang sontak membuat mejanya basah begitu saja. Mingyu pun menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah Pak Jensen yang kini tengah berdiri dengan angkuh tidak jauh di depannya.

"Tidak, pak. Saya hendak menaruh kopi di meja kak Wonwoo. Tetapi saya sedikit kaget karena tiba-tiba pak Jensen panggil saya. Bukannya saya pernah bilang untuk mohon mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan ya, pak?" Tukas Mingyu geram. Ia menatap nanar meja milik Wonwoo yang telah kacau karena tumpahan kopinya.

"Kopi? Berlagak sekali manager itu minta dibuatkan kopi sebelum dia datang. Kemana Wonwoo? Kenapa belum datang juga? Sudah terlambat, minta dibuatkan kopi juga. Manager macam apa itu beri contoh buruk." Mendengar hal tersebut membuat Mingyu jengkel. Lelaki itu sangat tidak menyukai Wonwoo dan Mingyu tau itu betul. Tapi bahkan Mingyu lebih tidak menyukai pak Jensen karena lelaki itu selalu saja menjelek-jelekan Wonwoo.

"Mohon maaf sebelumnya, pak. Untuk masalah kopi sepertinya kak Wonwoo yang meminta untuk dibuatkan kopi atau bukan, bukan urusan bapak. Untuk saat ini, saya yang berinisiatif untuk membuatkan kopi karena jika bapak ingat, beberapa hari ini pak Jensen membuat kak Wonwoo lembur. Untuk masalah terlambat, kak Wonwoo juga sudah info ke bu Jessi dan bapak serta yang lain jika beliau akan datang terlambat dan mungkin saja bapak belum mengecek pesan dari kak Wonwoo." Pak Jensen mengernyit menatap Mingyu tidak suka.

"Sudah sedekat apa kalian sampai kamu mau repot-repot buatin kopi buat Wonwoo padahal dia gak ada suruh kamu? Siapa kamu kok seakan tau semua kegiatan Wonwoo? Saya curiga, kalian ada hubungan lebih dari sekedar manager dan anak magang. Benar?" Mingyu menaikkan sebelah alisnya. Lelaki ini benar-benar membuatnya emosi. Tidak ingin berlarut-larut dalam provokasi yang diberikan oleh pak Jensen, Mingyu pun menghela napas pelan.

"Mohon maaf, pak. Sebelumnya boleh saya minta izin untuk membereskan kekacauan yang bukan sepenuhnya salah saya? Jika tidak segera dibereskan maka nanti akan mengundang semut kemari. Dengan segala hormat, jika bapak tidak membantu maka izinkan saya saja yang membersihkannya dan bapak bisa kembali ke ruangan bapak." Tukas Mingyu mengusir secara halus. Namun, pak Jensen nampak semakin tidak suka. Lelaki itu bahkan tidak bergeming dan hanya bersedekap angkuh.

"Siapa kamu mau usir saya? Saya bisa saja cabut izin magang kamu dari sini ya. Jangan sombong, kamu cuma anak magang." Mingyu semakin menatap pak Jensen dengan tatapan tidak suka.

"Baik, pak. Saya minta maaf, saya hanya mau izin untuk membersihkan meja kak Wonwoo. Jika bapak masih mau di sini silahkan saja, pak." Tukas Mingyu. Lelaki itu kini beralih untuk menatap meja milik Wonwoo yang sudah kacau. Kertas-kertas dan file-file yang berada di sana banyak yang terkena tumpahan kopi dan nampak tidak bisa diselamatkan.

Love Internship | Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang