Tentu saja Mingyu dengan segala semangat, rasa tidak mau kalah, dan ambisinya sontak berlari dengan cepat hendak mendahului Wonwoo membuat si lelaki berkacamata itu lagi-lagi tertawa akan tingkah mantan kekasihnya itu. Mengisenginya nampak menyenangkan bagi Wonwoo.
"Kecuali yang namanya Mingyu." Ucap Wonwoo ketika Mingyu baru saja melewatinya dan hal tersebut sontak membuat Mingyu berhenti di tempatnya beberapa langkah di depan Wonwoo dan berbalik menatap Wonwoo dengan tatapan yang begitu memelas.
"Ih kak... kok gitu????? Kak NonUuUuUUUuu!!"
"HAHAHAHA!"
{}
07.59 AM
Mingyu sampai di kantor tepat satu menit sebelum pukul delapan dimana pegawai sudah harus memulai jam kerjanya. Mingyu datang seperti biasa, absen pada fitur absensi digital ketika ia sampai di lobby utama. Tidak ada yang berbeda, sama seperti biasanya. Hanya saja hari ini Mingyu datang sedikit mepet itu juga karena ia harus mengurus supply barang-barang untuk cafe yang baru saja datang pagi subuh tadi.
Seperti yang Mingyu bilang sebelumnya, ia datang sama seperti biasanya tetapi entah mengapa hari ini ia merasa tidak nyaman. Pasalnya, ia merasa seperti ratusan pasang mata kini mengawasinya sedari ia menginjakkan langkah pertama di kantor. Apakah ini hanya perasaannya saja?
Mingyu pun menghela napas pelan seraya ikut ke masuk ke dalam lift yang cukup bisa dibilang padat. Ah, sudah terlanjur ia sudah masuk lebih dulu di bagian tengah. Ia terhimpit dari segala sisi. Sulit untuk keluar jadi biarkan saja.
Namun, ketika lift mulai tertutup Mingyu merasa semakin aneh. Tempatnya berada di lantai 14 yang dimana ia membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di sana dan rasanya semakin tidak nyaman di dalam lift.
Mingyu merasa seperti orang-orang tengah berbisik sesuatu tetapi ia bahkan tidak mengerti dan mendengar pun tidak. Ditambah lagi orang-orang di lift nampak seperti tengah memandanginya atau pun sesekali curi pandang padanya.
Ada apa? Apakah tubuhnya bau? Napasnya bau? Atau ada yang salah dari caranya berpakaian? Tidak, kok. Hari ini Mingyu memakai setelan kelabu muda bergaris yang dimana setelan jas ini adalah setelan jas yang pertama kali dibelikan oleh Wonwoo. Nampaknya tidak begitu berantakan dan mewah, kok.
Apakah hari ini ia terlihat tampan? Sebab tadi pagi ia sempat menata surai hitamnya ke atas sehingga menampilkan keningnya. Ah, tidak-tidak. Bukankah itu berlebihan? Entahlah, apakah ia terlalu pede?
Ting!
Ketika lift berhenti di lantai 14, Mingyu pun sedikit membungkuk untuk pamit kepada orang-orang yang hendak pergi ke lantai-lantai di atas lantainya mengingat kantor ini menggunakan lantai dasar sampai dengan lantai 25 sedangkan lantai 26-35 gedung ini masih kosong dan disewakan.
Ketika ia sampai di lantai 14 perasaan yang sama juga ikut menyerangnya. Ia kira ketika ia sampai, semua tidak akan terasa seperti ini. Sangat tidak nyaman, rasanya seperti tertangkap basah telah melakukan hal asusila.
Memutuskan untuk tidak peduli, Mingyu pun kini berjalan ke arah kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya yang nampak kusut karena mandi di jam setengah empat pagi dan harus mengurus supply barang di cafe hingga pukul setengah tujuh tadi.
"Iya, kata satpam yang jaga CCTV semalem sih gitu..."
"Ih, nggak tau malu ya... gak takut jadi bahan omongan apa—"
Tepat ketika Mingyu mengangkat kepalanya menatap ke arah cermin besar di depannya, kedua laki-laki yang baru saja selesai buang air kecil itu sontak terdiam dan keluar begitu saja tanpa mau menatap Mingyu. Hal tersebut membuat Mingyu geram. Ada apa sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Internship | Meanie ✔️
Fiksi Penggemar"Kak, tadi kak Nonu bilang kalo anak magang yang kinerjanya bagus bisa punya peluang buat jadi pegawai tetap kan? Kalo gitu saya mau magang di hati kakak boleh?" "Ditolak. Proposal magang kamu revisi dulu." #3 in Wonwoo #4 in Minwon Comedy, Romance...