HALOO HALOOO SEMUAAAA I'M BACK, YUHUU
(≧▽≦)MASIH ADA YANG NUNGGUIN CERITA INI UPDATE KAN?
KALAU ADA AYO KIRIM SALJU SAMPE LONGSOORR
(❄️)HAHA MAKASIH
SAMA-SAMA
DI TUNGGU VOTE DAN KOMEN NYA YA
^.^
❄️❄️❄️❄️❄️
Sejak hari itu, satu sekolah meledak seperti bom nuklir melihat Ethan benar-benar menjadi babu Aqila.
Mereka tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Perfect boy itu, bisa-bisanya menuruti semua perintah konyol Aqila.
Bahkan Rael dan Sakti tidak bisa berkata-kata.
Hanya Evan yang mengerti.
Dia tahu adiknya itu memiliki jiwa pesaing yang tinggi, pantang kalah, keras kepala, dan pantang dianggap pengecut.Maka dari itu, saat makan malam bersama di meja makan, dia membela Ethan yang hanya diam saat dimarahi ayahnya habis-habisan.
"Pa, jangan marahin Ethan kayak gitu," ucap Evan setelah menghabiskan makanan penutup.
Temperamen Dylan sangat buruk, dia menatap putra sulungnya dengan tajam dan berkata, "Lalu apa? Kamu mau Papa diam seperti kamu?! Lihat! karena kamu tidak memperhatikan dia, dia kalah taruhan dan jadi budak, siapa yang tidak akan marah?" Emosinya.
Di luar perkiraan, Evan tetap tersenyum, dia melirik Ethan yang sedang meminum air dengan tenang dan berkata, "Itu bagus"
Amarah Dylan semakin memuncak.
Sementara Evan tetap meneruskan, "Karena di dalam hidup ini tidak hanya tentang kemenangan, hidup tidak akan lengkap jika tidak pernah merasakan pahitnya kekalahan," ucap Evan.
Ethan langsung mendongak ketika mendengar kata-kata bijak kakaknya, dan tanpa sadar mengerjap.
Evan mengalihkan pandangan ke arah Dylan, "Papa pasti paham akan hal itu,"
Dylan memijat pelipisnya dan berkata, "Ya, itu benar. Tapi jangan sampai hanya karena kalah harga diri mu sampai diinjak-injak orang lain. Papa senang melihat kalian memiliki pesaing yang memotivasi secara sehat, kalah dan menang itu biasa. Kadang taruhan memang diperlukan untuk mengukur kemampuan dan keberuntungan. Papa mendukung itu. Tapi, pastikan apa yang kalian pertaruhkan itu bermanfaat. Bukannya menjadi semakin rendah seperti ini," ucapnya panjang lebar.
Evan menjawab, "Ethan berdarah panas, Pa. Dia pasti bosan dengan tantangan membosankan seperti itu. Dia kalah taruhan dengan Aqila dan menerima konsekuensi di luar nalar. Biarin aja, anggap aja itu sebagai pengalaman hidup dia,"
"Evan! Apa kamu pikir itu baik untuk adik kamu?!" Tanya Dylan dengan berang. Dia merasa gadis itu aneh. Ia bahkan menolak uang 30 miliar-nya mentah-mentah!!
Orang normal mana yang sanggup menolak uang sebanyak itu?!
Tetapi Evan masih tersenyum. "Aku kembarannya, kami tumbuh bersama, tentu saja aku tahu apa yang terbaik buat dia,"
Mendengar itu, eskpresi Dylan seketika berubah. Ucapan Evan menguak fakta bahwa dia memang jarang memiliki waktu dengan anak-anaknya.
Sama seperti istrinya, dia selalu sibuk setiap hari, melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa menghitung hari. Dia tidak pernah menyaksikan pertumbuhan mereka di setiap menit dan detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Sinting Vs Perfect Boy [END]
Roman pour AdolescentsAqila Auristella, seorang mantan ketua geng motor yang akhirnya tobat setelah dirukiyah emaknya. Aqila adalah cewek sinting yang barbar, mood random dan suka seenaknya. Di umur enam belas tahun dia sudah memegang sabuk hitam di dunia karate dan ta...