❄️❄️❄️❄️❄️
Seminggu pertama sekolah, Aqila menjalani kehidupan seperti orang mati.
Setiap hari, ada banyak orang yang mencaci makinya. Mengatakan dia tidak punya malu untuk bersekolah di SMA Galaxy.
Kebanyakan dari mereka tidak terima Aqila bersekolah seperti biasa, sedangkan Ethan sudah tiada. Itu membuat mereka emosi dan mengata-ngatainya.
Aqila tidak peduli, dia tetap menjalani kehidupan dengan keras kepala.
Dia datang ke sekolah setiap hari, mendengarkan pelajaran yang diterangkan guru dengan cermat, mencatat poin-poin penting di atas buku.
Setelah itu, dia perlahan-lahan makan dengan teratur, makan di kantin sendirian.
Dia tidak berani menyentuh seblak, hanya memakan nasi goreng hambar di kantin.
Selesai kelas, dia akan pergi ke perpustakaan sekolah yang buka sampai sore hari. Dia duduk di sana, meninjau pelajaran sendirian.
Dia menjalani hidup dengan baik, seperti permintaan kakaknya, seperti harapan kekasihnya.
Dua orang itu memberinya 'hidup', Aqila bersumpah tidak akan pernah menyia-nyiakan hidupnya sedetik pun!
Tidak peduli berapa banyak orang yang menyuruhnya mati setiap hari, dia akan bertahan hidup untuk mereka.
Aqila membenamkan kepalanya di atas meja, menulis rumus-rumus dan formula rumit yang ada di atas buku. Ketika dia tidak paham, dia akan membuka catatan lama yang pernah ditulis Ethan, lalu mempelajari dasar-dasarnya.
Semakin banyak menulis, tulisan Qila semakin rapi.
Semakin banyak belajar, nilainya semakin naik.
Semakin hari temperamennya semakin membaik, membuat Susanti lega melihat perubahan anaknya.
Dia pikir Aqila akan selamanya terpuruk, tapi syukurlah dia pulih dan malah berubah ke arah yang lebih baik.
Anaknya semakin giat belajar, orangtua mana yang tidak akan senang akan hal itu?
Tapi mereka tidak tahu, Aqila melakukan ini semua karena rindu dengan Ethan.
Di masa lalu, ketika bersama, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar. Jadi, jika Aqila merindukan Ethan, dia akan pergi ke perpustakaan, duduk di tempat yang mereka duduki seperti biasa, dan mulai menjawab pertanyaan di atas kertas soal.
Seperti ini, dia selalu bisa merasakan kehadiran Ethan di sisinya.
Seolah-olah, Ethan masih duduk di sampingnya, mengawasinya belajar.
Atau duduk sambil mengetik di laptop, menulis rumus-rumus rumit di iPad.
Suasana belajar di perpustakaan yang sunyi membangkitkan aura keberadaan Ethan.
Membuat Aqila yang biasanya alergi dengan perpustakaan menjadi nyaman datang ke sini.
Aqila belajar dan belajar. Sampai nilai ulangan harian dan kuis-nya naik.
Satu bulan, tiga bulan, enam bulan berlalu.
Ujian kenaikan kelas dimulai.
Aqila ujian seperti biasa, mengikuti prosedur dan melaksanakan ujian dengan tenang.
Tujuh hari kemudian, hasilnya keluar di Mading sekolah.
Dia mendapat peringkat ketiga.
Aqila menggertakkan gigi. "Ini masih belum cukup"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Sinting Vs Perfect Boy [END]
JugendliteraturAqila Auristella, seorang mantan ketua geng motor yang akhirnya tobat setelah dirukiyah emaknya. Aqila adalah cewek sinting yang barbar, mood random dan suka seenaknya. Di umur enam belas tahun dia sudah memegang sabuk hitam di dunia karate dan ta...