Ayee-ayee 48 [Aqila lakik! nggak mungkin datang bulan!]

8.1K 644 87
                                    

SNOWYYY JANGAN LUPA SALJUNYA YAAA (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) (❄️)

❄️❄️❄️❄️

Setelah jam pelajaran selesai, Aqila sakit perut dan berlari ke toilet.

Di toilet, gadis itu terkejut ternyata tiba-tiba datang bulan.

Aqila duduk di kloset, menyangga kepala dengan dua tangan, bergumam seolah-olah tak percaya.

"Nggak mungkin! Mustahil! Gue ini kan lakik! Kok bisa mens?"

Shinzui yang berada di toilet sebelah terkejut. "Ah?"

Aqila berdiri, menoleh ke samping. "Shinzui! Sekarang hari apa? Tanggal berapa? Tahun berapa? Jangan-jangan gue transmigrasi ke dunia aneh ini trus reinkarnasi jadi cewek!"

Shinzui mengerjap, apakah Aqila korban film atau apa sampai-sampai ngawur berbicara seperti itu?!

"Sejak awal lo cewek, Qil!"

"Mustahil! Gue ini lakik!"

Shinzui telah menjadi teman sekelas Aqila selama hampir satu semester, meskipun mereka tidak akrab sebelumnya, dia sudah menyaksikan Aqila bertingkah absurd dari kejauhan.

Jadi, sudah tidak kaget lagi.

Toilet dibagi dengan sekat pemisah, gadis imut itu menekan tombol penyiram otomatis, dan menarik tisu.

"Lo bawa itu kan?"

"Itu apa? Ngomong yang jelas, gue nggak ngerti kode cewek," sahut Qila dari sebelah.

Shinzui hampir frustasi. "Maksud gue pembalut!"

"Hah? Apa itu pembalut? Semacam selimut?!"

Shinzui pasrah. "Ya, selimut pantat. Lo ada bawa?"

"Enggak"

Shinzui menghela napas dan membuka pintu toilet.

"Lo diam di sana, gue beli dulu di koperasi. Jangan ke mana-mana, oke?"

Aqila mengangkat jempol tinggi-tinggi sampai Shinzui bisa melihatnya dari atas pintu, lalu tertawa dan pergi membeli pembalut untuk Aqila.

Tak disangka preman sekolah, a.k.a mantan ketua geng ternyata butuh pembalut juga!

Aqila menunggu sambil menghapal rumus fisika yang harus disetor ke Ethan nanti siang. Sebelum tiba-tiba saja sepasang pembalut terulur dari bawah kolong pintu.

Aqila sumringah, berjongkok mengambilnya.
"Cepet banget! belum juga satu menit. Lo bisa teleportasi kah, Zui?"

"...."

Setelah Aqila menerima pembalut itu, tangan yang terulur ditarik dan tidak ada suara apa-apa lagi.

"Shinzui?"

Tidak ada jawaban.

"...."

Aqila merasa ini horor.

Tidak mungkin kuntilanak penunggu pohon beringin belakang sekolah kebetulan datang bulan juga trus berbagi pembalut dengannya, 'kan?

Aqila menendang pintu dan segera keluar.

"Lo-"

Ucapannya terhenti, apa yang dilihatnya ternyata lebih mengejutkan dari kuntilanak!

"Bangke?" gumam Qila.

Ya, perempuan yang memberinya pembalut barusan adalah Bunga!

Aqila mengira cewek manja ini akan mengamuk karena dipanggil 'bangke', siapa sangka dia hanya diam menatap Aqila dengan wajah datarnya yang lelah.

Cewek Sinting Vs Perfect Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang