24

474 45 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Kak Nam sayang nggak sama Nalen?" Tanya bocah yang dibawah Namjoon 3 tahun, Namjoon masih berusia 7 tahun, sedangkan bocah cadel itu bernama Naren. Namjoon tersenyum lalu mengusak sayang kepala sang adik. "Kak Nam sayang dong pasti sama Naren." Ucap Namjoon sumringah, ia pun memeluk bocah yang lebih pendek. "Janji nggak akan ninggalin Nalen sendilian kan? Nalen takut gelap, Nalen takut sendili." Ucap si bocah cadel. "Hemb, kalau Naren takut tinggal cari kak Nam biar kak Nam peluk seperti ini yah." Ucap Namjoon sambil sesekali menciumi puncak kepala Naren.

"Kak Nam janji bakalan selalu ngelindungin Naren." Ucap Namjoon membuat janji pada dirinya. Dia ingin tumbuh sebagai orang yang kuat untuk melindungi Naren kecilnya.

Kim Naren, adik angkat Keluarga Kim, diantara Kim bersaudara, hanya Namjoon yang sangat menempel pada Naren.

"Naren kemanaaaa? Kenapa Naren nggak pulang?" Teriak si bocah usia 7 tahun yang kini sedang dipeluk oleh Jisoo yang sama menangis dengan Namjoon.

Seokjin hanya menatap dua adiknya yang bersedih. Ayah hanya bilang Naren telah menemukan keluarganya dan sekarang pindah ke Jerman bersama kakeknya. Meninggalkan kesedihan bagi tiga kakak angkatnya.

Namun, seiring berlalunya waktu setelah masa sedih dan kehilangan, Namjoon perlahan melupakan Naren. Karena ia menangisi Naren tiap malam, dan membuat otaknya otomatis mengubur ingatan tentang Naren agar Namjoon bisa hidup normal.

Meski efek sampingnya, Kim Namjoon mulai kehilangan kepercayaan diri dan selalu menjadi Pribadi yang tidak mempercayai apapun atau siapapun.

Kehilangan adik angkatnya, membuat Namjoon kehilangan separuh jiwanya.

...

"Kakimu kenapa?" Tanya Jungkook saat membuka pintu dan melihat Namjoon berjalan sambil meraba pada tembok sebagai pegangan.
"Kakiku keseleo, jadi sedikit susah digerakkan." Ucap Namjoon yang memang tadi hampir saja terpeleset di Kamar mandi.

"Kau habis jatuh?" Tanya Jungkook lalu menghampiri Namjoon dan bergegas menggendongnya.
"Hampir." Ucap Namjoon membuat Jungkook menatap tajam omega di gendongannya.

Jungkook merebahkan diri di atas ranjang.
"Jangan bergerak, akan kuambilkan air hangat untuk mengompres kakimu." Ucap Jungkook dengan peringatan.

Namjoon hanya mendengus sebal dengan sikap Jungkook. Ia menyenderkan kepalanya di tepi ranjang.

Ia teringat mimpi yang barusan dia alami, dirinya dan bocah bernama Naren. Namjoon penasaran apa maksud mimpinya? Adik Angkat? Pergi?
Entahlah, ia tidak tahu, namun ia sedikit lega karena Naren siapapun itu tidak lagi berada disisinya, jika anak itu masih disisinya?
Apa yang bisa Namjoon lakukan? Menepati janji untuk melindungi Naren?
Melindungi dirinya saja ia tidak bisa, bagaimana dia melindungi orang lain?

Dasar.

Jungkook kembali masuk lalu mengompres kaki Namjoon yang sakit.

"Lain kali hati-hati, klaau kau jatuh bagaimana? Kau itu membawa dua bayi sekarang." Ucap Jungkook kini menatap Namjoon.
"Lalu jika aku tidak hamil, apa tidak masalah jika aku terjatuh?" Tanya Namjoon membuat Jungkook beralih pandang pada si omega.

"Kau hanya memperdulikan babies, jangan khawatir, aku baik-baik saja juga akan selalu menjaga anakmu." Ucap Namjoon yang membuat Jungkook tetap bungkam.

"Jeon Jungkook." Panggil Namjoon saat Jungkook diam saja.
"Hemb?" Gumam Jungkook yang sekarang beranjak ganti baju.
"Mengapa aku tidak pernah dicintai?" Tanya Namjoon membuat Jungkook memandang wajah menunduk Namjoon dari kaca. Matanya ikut memanas.

/"Semua orang jahat Perth, nggak ada yang sayang sama Kak Jung, ayah yang sibuk sama pekerjaan dan lelakinya, mama yang sibuk sama bisnis Fashionnya sampek nggak pernah pulang lagi, Abang Tae yang sibuk belajar. Tuh kan nggak ada yang perduli sama aku, nggak ada yang sayang sama aku." Ucap Jungkook mengaduh untuk kesekian kalinya.

Jika biasanya Perth hanya diam mendengarkan, kini Perth menarik tangan Jungkook untuk pergi dasar Danau.
"Lihat itu." Ucap Perth menyuruh Jungkook menatap Dasar Sungai, hanya ada refleksi dirinya dan Perth.

"Satu, dua, itu orang yang sayang sama kak Jungkook, jika kakak masih bilang nggak ada yang sayang kakak, maka Perth akan pergi jadi kakak bener-bener sendirian." Ucap Perth berupa ancaman membuat Jungkook mendongak lalu menggeleng. "Jangan pergi." Pinta Jungkook yang diangguki Perth.

"Kakak bahkan hanya butuh diri kakak untuk merasa dicintai, dan aku tambahannya." Ucap Perth.

Bagi Perth mungkin itu hanya caranya menghibur.
Namun bagi Jeon Jungkook, itu adalah apa yang selalu ingin ia dengarkan./

Kilas balik itu membuat Jungkook kini mendekat ke arah Namjoon. Menarik anak itu agar menatap Refleksi dirinya di Kaca.

"Sudahkah kamu mengerti cara mencintai dirimu sendiri Jeon Namjoon?" Tanya Jungkook membuat Namjoon menoleh pada Jungkook. "Haruskah semua orang benar-benar meninggalkanmu untuk membuatmu belajar mencintai diri sendiri?" Tanya Jungkook kini menatap Namjoon. Matanya berkaca-kaca, tapi Alpha itu terlihat marah.

"Kau tahu aku mencintaimu bukan? Keluargamu, orang disini juga sangat mencintaimu. Jadi jangan berbicara seolah kau mampu melihat perasaan orang lain padamu." Ucap Jungkook lalu meninggalkan Namjoon yang mulai menangis.

Kali ini ia menangis bukan karena sikap Jungkook ataupun semua perkataannya, namun ia menangis karena dirinya sendiri. Dirinya yang bahkan sulit mencintai diri sendiri. Hingga ia bahkan orang pertama yang memandang dirinya rendah.

Mungkin Namjoon kini harus mulai memahami sebab ketika ada orang tidak tahu diri yang memandang dirinya rendah, itu karena bahkan dirinya orang pertama yang melakukannya.

Pintu terbuka dan kini ada Perth dengan raut wajah khawatir. Anak itu pun langsung memeluk Namjoon dan mengusak punggungnya.

"Kak Jung bilang kalian bertengkar dan ia minta maaf karena keterlaluan. Nanti dia akan meminta maaf dengan langsung." Ucap Perth. Namjoon memeluk erat tubuh yang lebih kecil dan tangisnya makin kencang.
Seolah semua rasa sakit hatinya kini menyeruak dalam dada dan membuat dia mengeluarkannya lewat tangis.

"Aku janji nggak akan ada nyakitin kak Nam, aku bakal lindungin kak Nam." Bisik Perth membuat Namjoon kini lebih tenang.

Janji yang tidak pernah dia ingkari.

...

"Kak Jung, bilangin kak Jaehyun, jangan suka bully Omega, Perth nggak suka yah kalau ada Pembullian di Sekolah punya Papa." Perth datang ke Sekolah Jungkook dan menunggunya hingga Jungkook keluar.

Sebelum menyapa Perth sudah menyemprotnya.

"Palingan Jaehyun cuma main doang." Ucap Jungkook berusaha membela temannya.
"Nggak, temen-temen kak Jae apalagi kak Jae sudah keterlaluan, atau Perth perlu ngomong sama Papa?" Ancam si bocah SMP.
"Oke aku bilangin Jaehyun yah, sekarang adik cantiknya kakak harus berhenti marah-marah." Ucap Jungkook mengusak rambut si bocah untuk menenangkannya.

"Kasihan tahu kak, omega yang dibulli kak Jae selalu nangis di Atap sekolah sendirian. Perth tahu pas lagi nyari ponsel milik Perth yang ketinggalan disana, pas Perth main di Sekolah Papa. Dan sejak itu Perth selalu datang lihat dia, tapi Perth nggak berani nyapa." Ucap Perth. Dan Jungkook hanya mengusap punggung Perth sambil berjalan pulang.

Jungkook memandang punggung Perth, anak kecil yang bahkan takut pada orang asing justru selalu ingin mengulurkan tangan pada orang asing.

...

Everyone love You Kim/Jeon Namjoon, except Yourself.

...

Tbc

Fall For You (KN) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang