Air mata Saint lolos lagi, tanpa bisa ia bendung. Kembali ia teringat semua kata-kata Perth di kamar nya tadi pagi.Ingin rasanya Saint mengatakan semua nya kepada Perth, mengenai alasan nya dulu pergi meninggalkan pria itu.
Di sini bukan hanya Perth yang tersakiti, tapi Saint juga. Semuanya di luar kendali Saint, dan dia pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Sepanjang hari ini pun sikap Perth berubah dingin kepada nya, bahkan tak mau bicara sedikit pun kepada Saint.
" Pho~dia membenci ku pho...karna aku sudah meninggalkan nya..." sendu Saint, mengadu kepada ayah nya yang masih terbaring koma.
" Pho tau kan...itu bukan keinginan ku, aku terpaksa..." tambahnya lagi, di sertai isak tangis nya.
Hanya cara ini yang bisa Saint lakukan, mengadu kepada ayah nya. Saint tau ayah nya tidak bisa menjawab semua keluh kesah nya, tapi setidaknya Saint merasa punya seseorang tempat ia mencurahkan isi hati nya saat ini.
Malam ini Saint putuskan untuk menginap di rumah sakit, dan menyuruh suster Nan agar beristirahat.
*
Brughh
" Aakkhh !" karena kurang berhati-hati akhirnya Saint menabrak seseorang, hingga berkas yang ia bawa jatuh berceceran di lantai.
" Maaf, maafkan aku..." sesal seorang pria, yang di tabrak oleh Saint.
Pria tampan itu pun berjongkok, dan membantu Saint untuk mengambil berkas-berkas yang berserakan.
" Aku yang minta maaf, ini salah ku..." cicit Saint, kedua nya sama-sama mengangkat wajah mereka dan saling memandang.
" Cantik..." batin Push, pria yang tadi di tabrak oleh Saint.
" Ada yang luka ?" tanya Push penuh rasa khawatir, dengan tatapan yang tak putus dari wajah cantik Saint.
Saint menggeleng pelan.
" Tidak ada, aku tidak apa-apa..." cetus Saint.Keduanya pun berdiri, dan saling melempar senyum.
" Aku Push, boleh ku tau...siapa nama mu ?" senyum nya terhias di wajah tampan nya, sembari mengulurkan tangan nya.
" Aku Saint..." balas Saint, dan menjabat tangan Push.
" Kau yakin tidak ada yang luka ? Kalau iya...aku akan mengantar mu ke klinik." cicit Push.
Saint tersenyum tipis mendengarnya." Tidak perlu ke klinik, aku baik-baik saja..." cukup Saint akui Push sangat baik, dan ramah juga.
Terlebih lagi pria itu sangat sopan terhadap nya." Maaf, aku buru-buru...aku harus mengantarkan berkas ini dulu..." pamit Saint, Push pun mengangguk dan maklum karena ini memang masih jam kantor.
Push terus menatap kepergian Saint sampai bayangan gadis itu menghilang dari pandangan nya, ia jadi senyum-senyum sendiri di buat nya.
Entah mengapa begitu melihat Saint membuat Push langsung merasa tertarik kepada gadis itu, padahal ia tak mengenal nya sama sekali.*
Tok tok tok
Pintu pun terbuka setelah terdengar seruan dari dalam yang menyuruh masuk.
" Presdir, ini berkas yang kau minta." ucap Saint, begitu ia masuk ke dalam ruangan Perth.
" Saint, kita bertemu lagi." girang Push, terlihat jelas dari raut wajah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME MY SLAVE ( END )
FanficBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat