-12-

1.4K 173 4
                                    

Jennie melenguh dengan lirih setelah terbangun dari tidurnya. Dia mengernyit ketika merasakan sesuatu yang menempel didahinya.

Dia menatap sekeliling dan akhirnya menyadari sosok Chaeyoung yang tertidur disofa dengan posisi yang tidak nyaman.

Untuk apa Chaeyoung disana?pikir Jennie.

Tenggorokannya yang kering itu membuatkan dirinya bangkit dari rebahan dan berusaha bangkit dari kasur walaupun pusing melanda dirinya. Dia akan kedapur untuk mengambil air putih.

"Shh"gara gara pusing dikepala,Jennie jatuh dan secara tiba tiba di ditangkap oleh sosok Chaeyoung.

"J"panggil Chaeyoung khawatir

"Chae,kenapa kamu ada disini?"tanya Jennie menahan pusing dikepalanya.

Chaeyoung menggendong Jennie ala bridal style dan mendudukkan Jennie diatas kasur"Tadi malam aku kesini untuk memeriksa kondisi kamu si. Kamu demam makanya aku memutuskan untuk tidur disofa karena aku takut kamu kenapa napa"jelas Chaeyoung.

Dia meletakkan punggung tangannya didahi Jennie"Sedikit mendingan"ujarnya"Kenapa kamu bangkit? Kamu mau apa?"

"Aku haus"sahut Jennie

Chaeyoung mengelus kepala Jennie"Tungguin saja. Biar aku ambilkan"dia bergegas kedapur untuk mengambil air minum.

Jennie menatap kepergian Chaeyoung dengan mata berkaca kaca. Perlakuan manis Chaeyoung membuatkan dirinya mengingati Limario yang dulu.

Sosok Limario yang perhatian kepadanya. Sosok Limario yang sentiasa menjaganya. Sosok Limario yang romatis kepada dirinya.

"J,are you okay?!"tanya Chaeyoung khawatir ketika melihat Jennie menangis.

Jennie menggeleng dengan air mata yang terus meluncur keluar. Chaeyoung pula bergegas meletakkan air putih diatas nakas dan berganjak duduk disamping Jennie.

Secara tiba tiba,wanita itu memeluknya dengan erat membuatkan Chaeyoung membeku dengan pipi yang merona merah.

"Hiks hiks"isakan pilu Jennie membuatkan Chaeyoung tidak tega.

Dengan ragunya Chaeyoung mengelus punggung Jennie dan memberi kenyamanan kepada wanita itu. Dia hanya diam dan membiarkan Jennie mengeluarkan semua sesak dihatinya.

Beberapa menit berlalu,isakan Jennie akhirnya berhenti namun dia masih sesenggukan. Chaeyoung dengan sigapnya menghapus air mata Jennie menggunakan jempolnya"Merasa lebih baik?"

Jennie mengangguk"Maaf karena sudah bikin baju kamu basah"ujarnya merasa bersalah.

"Tidak apa apa. Lagian aku juga belum mandi si"sahut Chaeyoung terkekeh kecil. Dia mengambil segelas air dan menyerahkannya kepada Jennie.

"Terima kasih"Jennie langsung meminum segelas air putih itu.

"Sekarang masih jam 4 pagi. Kamu lanjut tidur saja. Kalau butuh apa apa,bilang saja sama aku ya"ujar Chaeyoung

Jennie mengangguk dan membali membaringkan dirinya diatas kasur. Dengan sigapnya Chaeyoung membantu Jennie menyelimuti dirinya"Jangan dipikirin apa yang terjadi. Istirahat saja"ujar Chaeyoung sebelum berganjak keluar dari kamar.








Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan suhu badan Jennie kembali tinggi membuatkan Chaeyoung bergegas menghubungi sang Mama yang memang bekerja sebagai seorang Dokter.

"Gimana Ma?"tanya Irene kepada Jiah yang sudah selesai memeriksa Jennie.

"Dia mengalami demam panas. Dia juga terlalu stress makanya kondisi dia semakin memburuk"jelas Jiah. Dia beralih menatap Chaeyoung"Kalau nanti sore suhu badannya belum turun,kamu harus membawa dia kerumah sakit dengan segera"

"Arreosso"sahut Chaeyoung

"Jadi mereka bakalan cerai?"tanya Jiah

"Sepertinya iya"sahut Chaeyoung

Jiah menghembuskan nafasnya dengan kasar"Kasian sama dia. Disaat kondisi hatinya lagi hancur,dia butuh seseorang untuk menjadi teman curhatnya. Mama percaya anak Mama ini laki laki yang baik. Tolong jaga emosi dia ya"

Chaeyoung mengangguk"Trust me. Aku akan membuatkan dia menghilangkan rasa sakit itu dan menggantikan rasa sakit itu dengan pembalasan dendam"sahutnya

"Jangan berlebih ya. Mama tidak mau sesuatu yang buruk terjadi"ujar Jiah diangguki oleh Chaeyoung"Ya sudah. Mama harus kembali kerumah sakit duluan. Masih ada pasien yang harus Mama uruskan"pamitnya berganjak pergi dari sana.

"Hyung tidak kerja?"tanya Chaeyoung pada Seulgi yang masih berada disana 

"Ini juga mau berangkat kerja kok. Hyung mau kembali ke mansion duluan untuk mengurus Yeri. Nuna kamu akan ada disini untuk menemani Jennie"sahut Seulgi

Chaeyoung mengangguk dan beralih menatap Irene"Kalau seperti itu,aku pamit duluan deh"ujarnya

"Loh,kamu mau kemana memangnya? Sudah mau ke agensi?"tanya Irene

"Aku mau kerumah keluarga Jennie duluan. Gimana pun juga,mereka berhak tahu soal kondisi Jennie"sahut Chaeyoung

Irene mengangguk paham"Ya sudah. Pergi saja. Biar Nuna yang menjaga Jennie"ujarnya

"Aku duluan"pamit Chaeyoung berganjak pergi dari sana.

Irene menghembuskan nafasnya dengan kasar"Kondisi semakin memburuk. Sepertinya Limario benar benar ingin menceraikan Jennie dan menikahi Sooyaa. Kasian sama Jennie"lirihnya diakhir kata.

Seulgi merangkul sang istri"Itu sudah takdirnya. Suatu hari nanti,Jennie pasti akan mendapatkan sosok laki laki yang bisa menerima dengan tulus"

Irene menatap Seulgi"Apa salah kalau aku berharap laki laki itu adalah Chaeyoung? Melihat Jennie yang begitu menyayangi Limario membuatkan aku yakin cinta Jennie itu tidak main main. Dan aku juga yakin dia bisa memberi cinta yang tulus untuk Chaeyoung"

"Kita berdoa saja yang terbaik untuk mereka"sahut Seulgi mengecup dahi Irene sebelum berangkat bekerja.








  Tekan
    👇

Revenge Love✅Where stories live. Discover now