"Nunaaa" Teriak Haechan lalu memeluk gemas Airin dari samping
"Loh kok udah balik? Bukannya seharusnya besok?" Tanya Airin bingung
"Apasih? Orang hari ini wu"
"Eh iyakah? Bukannya besok ya?" Tanya Airin lagi, lalu terkekeh sendiri
Akhir-akhir ini memang Airin merasa jadi orang yang sangat pelupa, mungkin karna efek capek atau memang faktor umur kali ya hahaha
"Jaehyun hyung lagi dibawah, mau beli ice cream katanya" Ucap Haechan memberi informasi ke sang manager
"Jaehyun? Beli ice cream? Tumben"
"Gatau, katanya lagi pingin"
Saat ini Airin dan member Dream memang sedang berada di kantor agensi, karna member Dream sedang ada latihan. Dan ternyata member NCT 127 pun setelah balik dari fansign selama 2 hari kemarin langsung ke agensi juga. Jadilah kini Airin bertemu dengan Haechan dan member NCT 127 lainnya
"Mau ice cream?" Tawar Jaehyun yang baru tiba
"Engga, Je, terimakasih" Jawab Airin, lalu memeluk Jaehyun sebentar membuat yang dipeluk kaget
"Tumben mau sentuhan fisik lagi di kantor gini" Ledek Jaehyun
"Buat ilangin bekas pelukan Haechan" Jawab Airin asal
Haechan yang mendengarnya pun terkaget mendengar jawaban managernya, sedangkan Jaehyun hanya tertawa geli
"Awas ya nuna, gak akan aku peluk-peluk lagi" Ucap Haechan, lalu pergi karna pura-pura bete
"Nuna gak bakal kejar kamu buat minta maaf, Chan" Teriak Airin sambil terkekeh
"Nakal" Ucap Jaehyun sambil mengusap-usap kepala Airin
Sebenarnya Airin melakukan hal tersebut hanya karna ingin membuat Jaehyun tertawa saja. Karna saat ini tergambar jelas raut capek dari wajah Jaehyun, jadi Airin memilih untuk tidak menanyakan apa-apa dulu dan menggantinya dengan hal seperti tadi. 'Maaf ya, Chan, nuna harus korbanin kamu' Batin Airin
Dari kemarin pun Airin tidak membahas perihal apa yang terjadi di fansign. Airin hanya mengucapkan kata-kata semangat ketika mereka telfonan atau chatan
"Nanti pulang ke apart bisa?" Tanya Jaehyun masih sambil asik menikmati ice creamnya
"Bisa, tapi mungkin aku pulangnya agak maleman"
Jaehyun pun mengangguk sebagai jawaban
*****
Airin sampai di apart sekitar pukul setengah dua belas malam. Ia fikir Jaehyun sudah tidur, ternyata laki-laki tersebut tengah asik menonton serial drama
"Eh kamu udah dateng?" Kaget Jaehyun karna tiba-tiba Airin datang langsung memeluknya "Kok aku gak denger suara pintu kebuka sih?" Lanjutnya
"Kamu keasikan nonton, sampai aku salam aja gak dijawab"
"Maaf" Ucap Jaehyun dengan terkekeh "Udah makan malam?" Lanjutnya
"Udah tadi sama Jisung Jeno, kamu udah?"
"Udah, tadinya mau nunggu kamu dateng, tapi perut aku bener-bener gak bisa diajak kompromi jadi aku makan duluan"
"Gapapa kok. Kamu mau lanjut nonton apa ke kamar? Aku mau mandi dulu"
"Aku tunggu sini aja ya?"
"Oke, 15 menit yaa"
"Take your time, babe"
"Okay, I'll be back, love you" Ucap Airin dengan nada menggoda, tak lupa ia mengecup leher serta bibir Jaehyun cepat. Lalu tertawa puas sambil kabur ke kamar sebelum Jaehyun menahannya
"Lock the bathroom door if you don't want me to come in, babe" Teriak Jaehyun kesal
Tepat 15 menit Airin selesai mandi dan berganti baju tidurnya. Ia pun langsung menghampiri Jaehyun masih dengan rambut yang terlilit handuk
"Bantu aku keringin rambut dong" Ucap Airin yang baru saja duduk disebelah Jaehyun
"Juseyo hae bwa"
"Juseyo" Ujar Airin dengan suara diimutkan dan tak lupa dengan aegyonya
"Segsihan mogsoli"
Airin pun menurutinya, mengucap kata 'Juseyo' dengan nada sexy
"Aigo! Sini-sini aku bantu"
Setelah sesi ngeringin rambut dan Jaehyun menyelesaikan dramanya. Mereka pun masuk ke dalam kamar, karna jam pun sudah menunjukkan pukul satu
"Mau cerita-cerita sebelum tidur?" Tanya Airin memancing Jaehyun untuk bercerita
"Aku tau kamu tau yang terjadi di fansign kemarin, tapi kenapa kamu gak pernah tanya apa-apa ke aku, Rin?" Tanya Jaehyun sambil menyembunyikan kepalanya diceruk leher Airin
"Karna kamu gak cerita apa-apa, Je. Jadi aku fikir kamu gak mau ngebahasnya"
"Maaf, Rin, maaf aku gak bisa cerita langsung ke kamu. Maaf kamu jadi harus denger dari orang lain. Bahkan aku gak berusaha nanya gimana perasaan kamu saat mendengarnya. Maafin aku, Airin"
"Sttt. Udah gapapa, aku paham kok. Kamu pasti lebih sakit kan saat ngedengernya langsung? Jujur aku juga sakit dengernya, tapi yaudahlah mau gimana lagi kalo emang mereka beropini seperti itu, Je"
"Tapi aku gak bisa, Rin.. Aku gak bisa kalo semua hal selalu aja ujungnya mereka salahin kamu. Hati aku pun sakit, Rin, dengernya. Mereka gak pernah liat kalau semuanya juga bisa jadi karna salah aku. Aku yang gak bisa kasih waktu yang banyak untuk kita berdua, aku yang selalu mentingin karir aku, aku selalu tinggalin kamu berbulan-bulan. Aku.. Semua itu karna aku, Rin, bukan karna kamu. Semua karna..."
Ucapan Jaehyun terhenti karna Airin memeluk erat Jaehyun sambil berucap "Ssttt.. Udah, Je, udah"
"Airin aku capek" Ujar Jaehyun yang kini sudah menangis dalam pelukan Airin "Aku capek kalo harus denger kamu dibilang yang engga-engga sama orang lain. Aku gak suka mereka ngatain kamu, tapi aku gak bisa apa-apa. Aku laki-laki gak becus, Rin. Aku gak bisa belain istri aku sendiri. Aku gak bisa marah saat semua orang ngehujat kamu. Maafin aku, Rin, maaf. Demi Allah aku gak ikhlas mereka kayak gitu ke kamu, tapi aku gak bisa apa-apa. Airin aku harus apa.." Lanjut Jaehyun yang kini sudah menangis sesegukan
Airin sendiri tidak bisa menjawab apa-apa, kini ia pun ikut meneteskan air mata. Jaehyun yang selalu menguatkannya kini justru terlihat lebih frustasi sendiri daripada dirinya
Airin jadi merasa sangat bersalah. Jaehyun tidak tau masalah yang sebenarnya terjadi. Semua ini bukan lah salah Jaehyun tapi salah dirinya. Salah dirinya karna semua pertanyaan tentang kehamilan itu mungkin tidak akan dipertanyakan jika dirinya tidak mengkonsumsi pil pencegah kehamilan
Airin jadi takut, takut jika ia mengatakan yang sebenarnya justru akan membuat Jaehyun semakin kecewa. Namun ia pun jadi tidak tega melihat Jaehyun menyalahkan dirinya sendiri seperti ini
******
Jangan lupa vote dan comment!!!
Thx u
😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan
Fanfiction(ON GOING) "Kamu tau kita gak mungkin bisa bersama.." ucap airin lirih Airin Andalusia, itulah namaku. Semenjak aku memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan melepaskan kewarganegaraanku untuk memilih tinggal dan menetap menjadi warga negara Korea...