Gaisss, aku minta saran dari kalian dongggg!!
Kalian mau aku cepat-cepat end cerita ini atau masih mau panjang ceritanya? Atau end cepet tapi nanti aku bikin sequel tentang kehidupan after baby Jung lahir?
Jujur aku masih bingung mau seperti apa akhir ceritanya
Mangkanya aku gak up-up karna aku takut makin lama makin gak seru jalan ceritanya huhu
Coba komen yaa, kasih saran ke aku baiknya cerita ini kayak gimana enak dibacanyaThank you, I love you my readers 🥰😘
*****
Melihat Jaehyun yang hanya diam saja di tempatnya sambil memandangi secarik kertas persetujuan tersebut, Airin pun jadi bingung sendiri. Akhirnya ia memilih memencet tombol untuk memanggil suster dan setelah suster datang ia meminta untuk dibawakan peralatan untuk mengobati pipi Jaehyun dan bibirnya yang ternyata sedikit berdarah
Setelah mendapatkannya, Airin pun perlahan berjalan ke arah Jaehyun dan duduk disampingnya. Membersihkan luka serta lebam pada pipi dan bibir sang suami. Untung saja Jaehyun tidak menolak sedikit pun
"Nanti jangan lupa di kompres lagi pipinya, nanti aku minta Woojin oppa untuk minta resep salep untuk luka kamu" Ujar Airin setelah selesai "Dan makasih untuk gak mukul balik Jisung" Lanjutnya
"Gak ada yang mau kamu jelasin ke aku?"
"Gak ada. Aku memang dengan sengaja menyembunyikan semuanya"
"Tapi kenapa?"
"Because I can't leave my job and I don't want to disturb your work"
"Kamu egois, Rin"
Airin pun hanya berdehem dan mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban
"Aku udah ajuin cuti 3 bulan untuk kamu dan aku"
"Jee.."
"Woojin hyung udah ngurus semuanya. Gak usah protes. Kamu udah buat aku jadi laki-laki yang gak bertanggungjawab, Rin, dengan ngebiarinin kamu menjalani masa kehamilan sendirian. Jadi kali ini jangan larang aku lagi untuk merawat mereka ketika mereka lahir"
"Terserah kamu, Jee"
Sambil menghela nafas kasar, Jaehyun mengusap mukanya "You don't need me anymore, Airin Andalusia?"
Memilih tak menjawab, Airin pun bangun dari duduknya, berjalan ke arah tempat tidurnya dan mulai tertidur
Keesokan paginya ternyata Haechan dan Mark sudah sampai di Korea. Mereka meminta ke Woojin untuk membiarkan mereka pulang dulu sampai Airin melahirkan. Disini lah Airin merasa beruntung dikelilingi orang-orang baik dan sayang kepadanya
"Seharusnya kalian gak perlu sampai datang. Pasti capek kan harus melakukan penerbangan yang lama"
"Sttt.. Jangan ngomong, aku masih bete sama nuna" Ujar Haechan dengan muka cemberutnya
"Markeuyaaa" Panggil Airin sambil meraih tangan Mark, namun sayang Mark langsung menjauh darinya
"You're not supposed to do this! Lie? What's the point? Aku sayang sama nuna, kita semua sayang sama nuna, terus apa semua ini? Nuna sendiri yang bilang ke aku, kalo diantara kita gak boleh ada kebohongan, but you did it! Liat sekarang kondisi nuna, iya kalo nuna lagi sama member, kalo nuna lagi sendirian terus kejadian kayak kemarin gimana? You promised us to be open with each other, but you lied to me!" Ucap Mark dengan emosi yang sudah menggebu-gebu "Oh shit! I can't hold my emotions!" Lanjutnya sambil mengusap wajahnya kasar
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan
Fanfiction(ON GOING) "Kamu tau kita gak mungkin bisa bersama.." ucap airin lirih Airin Andalusia, itulah namaku. Semenjak aku memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan melepaskan kewarganegaraanku untuk memilih tinggal dan menetap menjadi warga negara Korea...