Ditengah nyamannya tidur, Airin diberisikkan dengan alarm handphonenya yang terus berbunyi, mau tak mau ia pun bangun dan mematikannya. Namun ia sangat terkejut karna jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, "Astagfirullah, udah jam 10." Ucapnya yang langsung terduduk dikasurnya, "Shit! Alkohol sialan!" Airin mengacak-acak kepalanya dan langsung mendapati jika dirinya masih menggunakan hijabnya.
Sambil bangun dari kasurnya, ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Sialnya ia hanya ingat sampai dirinya sangat pusing. Itu lah kejelekannya saat sudah terlalu mabuk, ia akan susah mengingat dengan jelas apa yang terjadi sebelumnya.
Demi menyegarkan diri, Airin memilih untuk mandi terlebih dahulu. Jaga-jaga juga jika ia keluar dan bertemu dengan membernya, sudah tidak tercium lagi aroma kuat alkohol dari tubuhnya.
Setengah jam ia membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia pun keluar kamar dan mencoba biasa saja. Saat keluar, sudah ada Mark dan Jisung yang tengah membereskan kekacauan semalam. Shit! Apa ia dan Jeno terlalu mabuk semalam hingga tidak bisa membersihkannya semuanya fikirnya.
"Hai." Sapa Airin ke Jisung dan Mark.
"Baru bangun? Tumben bangun siang?" Tanya Mark.
Airin menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Agak capek soalnya." Jawabnya dengan tertawa garing.
"Nuna lupa ya taro obat pengar sama air minum disamping meja? Aku tadi bangun nyariin tau. Untung langsung ketemu nih." Ujar Jisung dengan muka bete sambil menunjukkan botol obat pengar.
"Ah iya lupa, maaf ya?" Ucapnya tak enak, "Sebagai gantinya, nuna buatin makanan enak deh pagi- eh siang ini maksudnya. Biar rasa pengarnya juga hilang. Gimana?"
"Oke, aku tunggu disini ya." Jisung pun merebahkan dirinya setelah membuang botol dan kaleng sisa kekacauan semalam.
Mark terkekeh melihat kelakuan sang maknae, "Yoksi, maknae on top memang." Ia pun langsung menuju watafel untuk mencuci gelas, "Masak apa nuna?" Tanyanya saat Airin mulai memotong-motong bahan.
"Enaknya apa ya kira-kira? Galbitang, Gomtang atau Yukgaejang?"
"Yukgaejang aja."
"Oke." Airin pun mulai memasak kembali, "Yang lain belum pada bangun ya? Udah siang loh padahal." Tanyanya.
"Pada capek kali. Oh iya semalam Jeno tidur jam berapa emang nuna? Kenapa botol soju nambah yang kosongnya ya? Wine juga, kayaknya terakhir aku minum masih ada tiga botol wine lagi, tadi sisa satu botol doang. Jeno minum banyak semalam?"
Airin yang ditanya seperti itu jadi kebingungan sendiri, "Jam berapa ya? Gak tau nuna juga gak liat jam lagi semalam. Emang iya bertambah? Perasaan kamu doang kali. Jeno lanjut minum sisa kamu sama Jaemin doang kok."
"Wah berarti semalam kita minum banyak juga berarti ya?" Tanya Mark lalu tertawa sendiri karna tidak percaya mereka mabuk habis-habisan.
"Gapapa sesekali lah, Mark. Itung-itung ini kan sebagai hari-hari terakhir nuna sama kalian." Ucap Airin yang sukses membuat Mark terdiam ditempat, "Mark, maksud nuna.."
"Iya paham, hari-hari terakhir menjadi manager kan? Setelah ini kita tetap bisa menjadi teman kan?" Ujar Mark, lalu melanjutkan pekerjaannya yang sedang mencuci piring dan gelas.
"Hubungin nuna kapan pun kalian butuh nuna ya. Nuna emang udah gak bisa setiap saat bareng kalian, tapi nuna janji kapan pun kalian butuh nuna, nuna akan ngeluangin waktu untuk kalian."
Mark mengangguk tanpa melihat kearah Airin "Bahagia terus ya, nuna. Inget selalu akan ada aku, member dream yang lain dibelakang nuna. Lalu bukan hanya kita, tapi jika nuna kangen atau membutuhkan kita kapan pun itu, aku dan member dream lainnya akan diusahakan untuk datang saat itu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan
Fanfic(ON GOING) "Kamu tau kita gak mungkin bisa bersama.." ucap airin lirih Airin Andalusia, itulah namaku. Semenjak aku memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan melepaskan kewarganegaraanku untuk memilih tinggal dan menetap menjadi warga negara Korea...