🦋🦋🦋
Hujan membasahi diri Ardan yang sedang berlaju dengan motor nya itu,tak tahu tujuannya ingin kemana,yang jelas ia melajukan motornya dengan kelajuan km yang tinggi.dadanya semakin sesak mengingat kejadian dirumah,dan air matanya pun jatuh di pipinya.
Langit sudah malam dan ia tak ada tempat untuk pulang,saat ini ia tak ingin balik kerumah.Ardan melajukan motornya dengan kencang dan meneteskan air matanya lagi.
"Apakah harus gini tuhan?".
Ia meneteskan air matanya lagi."aku ingin bahagia ya tuhann,tanpa harus menahan rasa sakit terus,hikss..".
"Aku udah cape pura pura bahagia teruss..".
"Aku ingin kasih sayang mama yang selama 17 tahun ini hilang,apa aku gabisa ngerasainnya??,aku sangat ingin,apa gabisa mama berikan aku cinta nya walaupun hanya sedikit aja?".Ia membelokkan stang motornya ke kanan dan terus meneteskan air matanya,saat ini keadaannya memanglah sangat hancur, perjuangan nya yang selama ini ia tunggu tunggu malah jadi kabar buruk baginya.
Ia bingung,tidak ada tempat untuk bersandar nya pada hari ini.ryan?,ia tak ingin bertemu dengan Ryan Karna merasa malu kepadanya.ia malu Karna melihat Ryan kuat,padahal cerita mereka juga sama,namun bedanya Ryan mendapatkan kasih sayang ibu sedangkan Ardan tak mendapatkannya, walaupun jauh Ryan tetap dapat merasakan.membuat Ardan iri dan Malu kepadanya.Drett!!drett!!. handphonenya bergetar,namun ia tak dapat mendengarkannya Karna mengaktifkan mode hening.
"Gimana diangkat?".tanya Ryan kepada azra yang menelfon Ardan.
Mereka sedang berkumpul tim di basecamp untuk membicarakan tentang lomba mereka,dan sekarang tinggal Ardan sang wakil tim yang gak ada."Udah 10 kali gue telefhone,tapi gak diangkat-angkat Ama dia".
"Mana sih dia?".
"Coba telefhone orang rumah nya".suruhnya ke Azra.Ryan gak membawa handphone makanya menyuruh azra untuk menelfhone.
Azra menelfhone sang art rumah Ardan,Tutt....(berdering)Tutt...
"Gimana?".
"Masih berdering".
"Iya halo?".(tersambung)
"Tersambung tersambung".bisik Azra."tapi kayanya suaranya masih muda".
"Ardan nya ada ga bi?".tanya Azra.
Artnya atau Syifa menjauhkan telefhone-nya dan berkata ke ibunya."buk,mas Ardan ada?".
Ibuknya menghentikan memotong cabenya dan menyuruh Syifa untuk berkata bahwa Ardan tidak ada dirumah.
"Mas Ardannya gak ada dirumah mas".ujar Syifa.
"Kira kira kalau gak ada dirumah,dimana ya?".tanyanya.
"Ke tempat temen temen nya mungkin mas".
"Temannya yang mana,btw?".
"Mas Ryan mungkin,kalau gak mas Ryan mungkin saya gak tau mas".
Ryan mengambil alih handphone-nya."halo Syifa,gue Ryan kira kira kemana Ardan pergi?,selain gue kan gak ada temannya Ardan".
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly In Saturnus
RandomGue suka Lo tapi gue gamau kita harus pacaran. Mencintai seseorang namun tidak ingin diajak pacaran itu rasanya menyakitkan,tapi taukah kamu seseorang yang seperti itu adalah orang yang ingin menjauhkan hubungan dari perpisahan?. alfarel ryanza Angg...