BAGIAN 3. MERKWÜRDIG

490 142 104
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Telatnya gue semata-mata bukan karena sengaja ataupun karena gue lelet, ini semua ulah Tasya. Tiba-tiba saja ingatan mengenai hari ini muncul di otak.

Di grup memang udah disepakati untuk kumpul jam satu, tapi tadi pagi Tasya menelfon gue.

"Vi ... kumpulan hari ini jam dua ya,"

'Oh, diundur mungkin ya?' pikir gue.

Saat itu gue bersyukur banget karena ada yang mengabari langsung. "Okee ... makasih sya," ngapain makasih sama orang yang udah bego-begoin lo Vi!

Gue berhenti sebentar di depan pintu untuk mengatur nafas. Bisa bayangkan Bagaimana ngos-ngosannya gue lari dari kantin ke Perpustakaan Pusat.

Deg ... deg ... deg ... 

Jantung gue juga berdegub sangat cepat, memejamkan mata sebentar seraya mendorong pintu.

Mengedarkan pandangan mencari-mencari keberadaan mereka. Lantai 2 memang jarang peminatnya, kebanyakan mahasiswa memilih lantai 1 karena tidak perlu energi ekstra untuk mencapainya dan bukunya lebih lengkap.

Kalau di lantai 2 lebih banyak buku-buku lama dan ruang bacanya berbentuk lesehan dengan masing-masing meja bundar yang lumayan besar.

"Sorry ... Gu-

WOI GUE BELOM SELESAI NGOMONG YA ANYING

"Mending lo pulang aja deh, lo kesini terpaksa kan,"

Sumpah ya, Bimas ini mulutnya emang pedes banget kalo ngomong, emaknya nyemilin cabe pas lagi hamil kayanya.

Gue ngga pernah terbiasa denger omongan pedes Bimas padahal udah 40 hari hidup di atap yang sama, dan sekarang harus terulang lagi. Kejam.

"Eh ... eh udah ya udah, kita lanjut lagi pembicaraan tadi," sang ketua menengahi, Sam. 

"Sini vi duduk samping gue aja," ajak Sam.

Sam ini bener-bener definisi seorang ketua, dewasa, sabar, dan tentu public speakingnya bagus. Yang ketua kan sam ya, tapi yang bossy malah Bimasanjeng. Sabar Bio, orang sabar disayang pacar. Tapi pernah ngga lo punya pacar Vi?

"Ngga bisa gitulah Sam, lo ketua loh," sekarang Ayu yang bersuara. Sedari awal dia memang sudah dipihak tasya dan dia kompor disegala situasi.

Dewa dan jose hanya diam menyimak yang sedang terjadi. Mereka bukan pendiam, hanya saja tidak ingin menambah panas suasana, kalau jose si emang anaknya bodoamat-an.

Kelompok 35 desa Renggani, Lampung Utara  

Ketua : Muhammad samsul

Biasa dipanggil sam, biar agak keren katanya. Mahasiswa semester tujuh Jurusan Arsitektur. Cowo yang lumayan agamis tapi memiliki wajah dan style yang oke ini merupakan mahasiswa penuh prestasi. Mulai dari lomba debat, pertukaran pelajar, hingga bidang atletik yaitu karate. Bisa ngga sih jangan maruk? ni orang kayanya ngga ada yang ngga bisa dia lakuin deh.

Bibbidi bobbidi BOO! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang