BAGIAN 31. ENDE DER REISE (END)

504 42 18
                                    

"Bibbidi bobbidi boo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibbidi bobbidi boo!"

Suara bisikan itu terdengar di telinga Viona yang mulai memasuki alam mimpi. Mantra yang sudah sangat gadis itu hafal, mantra yang menjadi penentu kelanjutan hidupnya, dan mantra yang membuat kehidupannya gonjang-ganjing. Teka-tekinya yang bahkan belum dapat Viona tebak, namun ternyata sudah sampai ke pertemuan terakhir. Gadis itu memang ingin cepat-cepat kembali ke tahunnya tapi kalau dia belum dapat menebaknya, bagaimana nasib kehidupannya? Apakah dunianya sudah selesai?

Lagi dan lagi gadis itu perlahan melihat cahaya putih yang menyilaukan, cahaya yang menyesakkan seolah tidak ada oksigen di dalamnya. Sepanjang yang gadis itu hanya cahaya dan warna putih lainnya. Namun semua itu perlahan pudar, kali ini ia berdiri tepat dimana ia kecelakaan. Melihat tempat ini lagi rasanya langsung membuat gadis itu kesakitan.

Tempat kejadian perkara yang terlihat normal, ada orang-orang yang berjalan di pinggiran trotoar, dan banyak kendaraan yang berlalu lalang. Ini adalah kilas balik sesaat sebelum Viona kecelakaan.

"OMA?"

Tidak ada jawaban. Tubuh gadis itu tidak dapat digerakkan. Berada di tengah-tengah zebra cross dengan kendaraan yang berlalu lalang membuat Viona ketakutan, namun semua kendaraan itu tidak dapat menyentuhnya seakan gadis itu transparan.

"OMA!"

Viona kembali berteriak, namun lagi-lagi tidak ada jawaban dan wujudnya pun tidak muncul seperti sebelum-sebelumnya.

"OMA! VIO TAKUT,"

Suara gadis itu mulai bergetar, matanya nyalang ketakutan menatap sekitar. Saat matanya berkelana menatap semua yang ada di sekitar, Viona melihat dirinya sendiri sedang mendekat menggunakan ojek online. Viona ingat pakaiannya yang digunakan saat itu, semua sama persis.

"STOP VIO! JANGAN KE SINI!!" 

Gadis itu berteriak kepada dirinya sendiri yang mulai menyeberangin zebra cross. Gadis itu terus menerus berteriak namun tidak ada satupun yang bisa mendengarnya, bahkan dirinya sendiri di masa itu. Gadis itu pikir kalau bisa mencegah kecelakaan ini, maka ia tidak akan terjebak di tahun 2016, dan gadis itu pikir bisa mengubah sesuatu yang sudah digariskan.

"JANGAN NYEBRANG VIO!"

"PLEASE DENGER PLEASE,"

"PLEASE ... J—JANGAN KE SINI ..."

Hampir sampai di titik kejadian, gadis itu menoleh ke sisi kiri tubuhnya dimana kendaraan sedang berhenti karena lampu merah. Matanya sudah memerah dan wajahnya basah oleh air mata. Suara mobil yang selalu Viona ingat sudah terdengar dari kejauhan dan semakin lama semakin mendekat.

Tangan gadis itu berusaha mendorong tubuhnya, namun hanya tembus melewatinya. Ia pasrah karena sudah tidak ada lagi harapan dan ini sudah masuk ke detik-detik terakhirnya. Gadis itu memejamkan mata, tidak sanggup melihat adegan itu lagi.

Bibbidi bobbidi BOO! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang