BAGIAN 24. SAG ES EINFACH

275 40 9
                                    

Play the video^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play the video^^

***

Tok ... tok ... tok ...

Gue melenguh pelan saat mendengar suara ketukan pintu yang sangat mengganggu

"Vi? Jose? Assalamualaikum ..."

Tok ... tok ... tok ...

Samar-samar gue mendengar suara seseorang dari luar posko. Gue menegakkan punggung yang terasa super duper kaku dan pegal. Bahkan saat digerakkan, gue mendengar suara sendi yang begitu nyaring.

Mata gue terbelalak dan sebelah tangan menutup mulut, Kalian harus tahu gue tidur dimana ... gue ketiduran di kamar depan, bareng Jose. Jangan berpikir yang bukan-bukan, kami tidak tidur seranjang. Jose tidur di ranjang dengan posisi miring menghadap gue, sedangkan gue tidur di kursi dengan kepala diletakkan di atas kasur. punggung gue membungkuk, pantas saja punggung dan leher gue rasanya kaku.

Dan kalian harus tahu kalau selama tidur, tangan gue digenggam Jose.

AAARRRGHHH

i think im going crazy ...

Lah? gue kenapa girang amat?

Gila ... bisa-bisanya gue ketiduran berdua dengan Jose, untung tidak ada setan lewat. Padahal tadi niatnya hanya ingin menunggu sampai Jose tertidur, malah gue ikut ketiduran.

Tok ... tok ... tok ...

"Vi?"

Terdengar suara panggilan dari luar posko.

Gue langsung tersadar dari lamunan dan bergegas bangkit untuk membuka pintu posko. Gue sempat melirik jam dinding, ternyata gue tertidur setengah jam semenjak mereka pergi menjenguk Arga.

Pintu terbuka.

Alis gue menyatu saat melihat orang yang berdiri di depan pintu, Dewa dan dia sendirian. Baru setengah jam, kenapa Dewa sudah pulang? dan kemana yang lainnya?

"Loh Dew? Kok lo pulang sendirian?" Tanya gue bingung.

Gue sedikit minggir dari pintu untuk memberi space agar Dewa dapat masuk ke dalam posko, gue mengekori Dewa yang kini tengah berjalan.

Dewa melepaskan nametag yang mengalung di leher, lalu menggantungnya di sebuah paku dekat televisi.

"Yang lain kemana?" Tanya gue lagi karena Dewa belum menjawab.

Dewa berbalik menatap gue lalu memberikan sebuah kotak makan styrofoam. "Mereka masih di rumah pak Kades, gue pulang ... karna nggak mau ninggalin lo cuma berdua sama Jose. Nggak etis,"

"E—eh?"

Mata dewa melirik kotak styrofoam. "Itu mie ayam buat lo, kemaren lo bilang pengen mie ayam kan?"

Bibbidi bobbidi BOO! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang