[Dua hari setelah kejadian diganggu mahluk halus]
Siang ini Sam beserta pasukannya diundang ke acara pembukaan sebuah air terjun sebagai tempat wisata, program kerja milik kelompok Jordi yang sudah selesai. Satu-satunya kelompok di Kecamatan ini yang prokja nya sudah selesai karena mereka setiap harinya benar-benar produktif.
Dikarenakan mereka hanya ada dua motor, akhirnya dengan keberanian, Sam meminjam motor milik Arga. Bimas membonceng Tasya (sudah ada sedikit kemajuan), Jose membonceng Viona (gadis itu masih sedikit takut dengan Sam), sedangkan sang ketua membonceng Dewa dan William.
Selepas dzuhur mereka berangkat dengan Sam memimpin jalan di depan.
"Jangan ngebut-ngebut! pantat gue sakit tau!" oceh Viona.
Jalanan menuju air terjun desa Jordi sangatlah jelek, dipenuhi bebatuan yang pasti selama perjalanan membuat tubuh sakit karena bergetar-getar, Kalau hujan pasti batu-batu ini menjadi licin dan amat berbahaya.
"Ini udah paling pelan, gue lambatin lagi mah nggak jalan namanya Vi," balas Jose.
Setelahnya, tidak ada lagi percakapan hingga sampai ke lokasi. Masing-masing fokus pada rasa sakit di tubuh. Hurt road another version.
Letak air terjunnya sangat jauh masuk ke dalam desa. Dari desa Renggani ke desa nya Jordi saja memakan waktu satu jam karena jalanan yang parah, lalu ke air terjun sekitar 30 menit, total waktu yang dibutuhkan satu setengah jam. Perjalanan panjang yang butuh perjuangan dan kesabaran tingkat tinggi.
Terlihat di Gapura air terjun, kelompok Jordi dan Kepala Desa beserta warganya. Terlihat pula pita panjang yang sudah dikaitkan di antara Gapura yang saling bersampingan.
"Yak! kiri kiri, terus. Nah sip," Jordi memandu layaknya tukang parkir.
Viona turun dari motor memegangi bokongnya yang terasa sakit, yang lainnya pun begitu. Siang ini cuacanya terik dan lumayan menyengat, perpaduan yang epik.
"Jalannya jelek banget sih bang," keluh Viona pada Jordi.
Jordi meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. "Ssstt ... namanya juga desa," ucap Jordi dengan suara pelan.
Kedua kelompok itu ber-tos ria layaknya pertemuan mahasiswa pada umumnya. Ini pertemuan kedua Jordi dengan kelompoknya Sam, namun lelaki itu merasa sudah sangat dekat. Selanjutnya Jordi mengenalkan anggota kelompoknya, kecuali Awan karena sebelumnya mereka sudah pernah bertemu.
"Gimana kabarnya Sam? baik kan?" Tanya Jordi.
"Jelas baik lah ... kan gue ketuanya," Sam menjawab dengan percaya diri diakhiri dengan tawa.
"Pemotongan pitanya jam berapa sih?" Tanya Bimas.
Jordi melirik arlojinya lalu melihat ke arah Kepala Desa. "Harusnya sih sepuluh menit lagi, nunggu komando dari Kades dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bibbidi bobbidi BOO! [END]
FantasySeperti sebuah mantra yang diucapkan ibu peri "Bibbidi bobbidi BOO", sebuah tragedi yang membawa seorang gadis berusia 25 tahun melintasi ruang dan waktu. tepat 3 tahun setelah dirinya lulus kuliah, tiba-tiba terlempar ke tahun 2017 akibat sebuah ke...