Pukul 05.50 WIB
Gue menggeret koper di tangan kiri, tas travel di tangan kanan, dan tas ransel di punggung. Mengunci kamar kos dan segera keluar menuju gerbang untuk memesan ojek online. Kampus memberitahukan, kalau keberangkatan kami tanggal 02 januari pukul 07.00, kalau terlambat ya konsekuensinya ditinggal. Makanya sekarang gue berangkat lebih awal.
Pasti kondisi jalanan kampus sangat ramai dan sesak karena itu gue lebih memilih untuk memesan ojek online motor dibanding mobil. Tidak berselang lama driver pun sampai di depan kosan dan berangkat mengantar gue menuju pelataran GSG (Gedung Serba Guna) kampus. Dengan bersusah payah gue memegangi barang bawaan di atas motor.
Sesampainya di gsg gue melihat sekeliling, sangat mudah mengenali anak-anak yang akan berangkat KKN karena kami mengenakan pakaian yang sama. Baju KKN dari kampus berlengan pendek warna light grey, almamater kampus tercinta berwarna hijau tua hampir menyerupai hijau lumut. Gue mengenakan sepatu kets putih dan celana kulot hitam se-betis.
"WIL ... BIM!" gue memanggil dengan suara sedikit keras saat melihat mereka berjalan di trotoar GSG bagian depan, sepertinya mereka habis membeli air mineral di kantin GSG.
Gue tersenyum ke arah mereka dan mereka membalasnya.
"Sini gue bantu bawa, ayok udah mulai rame nih," William mengambil alih koper gue. Bimas juga ikut-ikutan ambil tas travel gue. Kaget. Mungkin mereka berpikir kalau cewe lemah banget kali ya? Atau sekedar bantu aja karna sekelompok? Gue ngangkat galon aja kuat.
Gue senyum sambil ngikutin mereka dari belakang. Ada sekitar sepuluh bus yang berangkat hari ini, sisanya berangkat pada tanggal 04 januari.
Kami berhenti di bus nomor sembilan.
"Lo langsung masuk aja, ini biar kita yang naro di bagasi," gue berniat ngikutin mereka ke bagasi buat masukin koper, tapi Bimas menghentikan pergerakan gue.
"Yang lain udah dateng?" Tanya gue.
"udah, tinggal Jose sama Dewa, mereka berangkat bareng, kalo Sam lagi ke toilet," lalu mereka berdua berjalan meninggalkan gue di dekat pintu bus bagian belakang.
Pelan gue menaiki tangga, melongok keadaan dalam bus ternyata masih tersisa beberapa kursi kosong. Syukurlah, setidaknya gue ngga harus duduk di kursi paling belakang. Gue harus duduk deket jendela supaya dapat menyender.
"Vio!" Ayu dan Tasya memanggil gue. Tangan mereka mengisyaratkan untuk gue duduk di belakang kursi mereka. Tersenyum sebentar lalu berjalan ke arah mereka. btw gue masih kesel ya sama lo Sya.
Gue duduk sama siapa bisa dipikirin nanti, seharusnya sih gue duduk sama Sam ... Karena perjalanan memakan waktu lima jam, gue udah menyiapkan plan untuk tidur selama perjalanan. Menaruh ransel di bawah kursi lalu duduk menyenderkan punggung.
Tasya dan Ayu sesekali mengajak gue mengobrol dan menawarkan cemilan yang mereka bawa, gue pun melakukan sebaliknya.
Menghela nafas pelan, merasakan beban di dada yang terasa menekan. Ngga pernah terfikir sedektik pun gue akan mengulang hari-hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bibbidi bobbidi BOO! [END]
FantasíaSeperti sebuah mantra yang diucapkan ibu peri "Bibbidi bobbidi BOO", sebuah tragedi yang membawa seorang gadis berusia 25 tahun melintasi ruang dan waktu. tepat 3 tahun setelah dirinya lulus kuliah, tiba-tiba terlempar ke tahun 2017 akibat sebuah ke...