Dugaan Viona benar, malam ini turun hujan yang deras dan berangin. Sesekali kilat dan petir menyambar, perpaduan yang sangat epik. Sangking derasnya, suara hujan membisukan suara-suara di sekitarnya. Hujan beserta pasukannya adalah pemenangnya, mereka tidak ingin kalah oleh siapa pun, apalagi manusia.
Malam minggu ditemani dengan hujan yang deras. Sepertinya doa para jomblo dikabulkan oleh Tuhan, mungkin kali ini sedang berpihak pada manusia-manusia yang bernasib ngenes.
Selama KKN cuacanya sangat tidak menentu. Terkadang pagi hujan, siang terik, dan malam hujan berangin. Ciri-ciri sedang pergantian musim? ya, sepertinya begitu. Cuaca yang tidak menentu
Jeder!!
Suara petir menggelegar memekakan telinga, bersamaan dengan itu terdengar pula suara ledakan dari luar sana, seketika listrik padam. Bisa ditebak bahwa gardu listrik tersambar petir.
Lihat? hujan dan pasukannya menang lagi.
"AAAAA TASYA LO DIMANA? SYA!" Viona berteriak tepat saat listrik padam, padahal Tasya berada di dalam ruangan yang sama dengannya.
"Vio jangan teriak-teriak ih, aku kaget," pekik Tasya kesal, sudah terkejut karena petir ditambah teriakan Viona, bahkan ponselnya hampir jatuh.
Terlalu panik sampai lupa kalau dirinya bisa saja menghidupkan senter ponsel sebagai penerangan, bahkan kini gadis itu meraba sekitar untuk mencari Tasya. Di ruangan lain pun terdengar pekikan yang sama hebohnya. Sepertinya para tetangga sudah tidak heran lagi dengan kelakuan anak KKN.
Tasya menghidupkan senter ponsel, dan mengarahkan ke depan yang ternyata secara tidak sengaja menyorot langsung netra milik Viona. "E-eh ... maaf Vi, aku nggak tau kamu di situ," Tasya mengalihkan cahaya ke arah lain.
Viona meringsut mendekati Tasya, suasana menjadi super menyeramkan. Gelap gulita ditambah suara petir yang beradu membuat bulu kuduk merinding.
Tok ... tok ... tok ...
Jantung Viona hampir copot saat mendengar ketukan pintu, tangannya mengerat memeluk lengan Tasya. Segera gadis itu berjalan dan membuka pintu kamar.
"Anak-anak gadis ... yuk keluar sini, kita bercengkerama bersama-," suara Sam muncul dari balik pintu.
"Bapak-bapak genit?" potong Viona.
Sam berdecak dengan mata disinis-siniskan. "Ngawur! masih perjaka ting-ting dibilang bapak-bapak,"
Viona berjalan mengikuti Sam dan mendudukkan diri di atas karpet anyaman, di atasnya juga terdapat beberapa camilan bersama dengan Bimas yang sudah duduk anteng memakannya. Kalau masalah makanan, Bimas orang paling pertama yang maju.
Sam menyalakan beberapa lilin lalu diletakkan di pojok ruangan, agar tidak tersenggol, kemudia mematikan senter ponsel.
Jeder!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bibbidi bobbidi BOO! [END]
FantastikSeperti sebuah mantra yang diucapkan ibu peri "Bibbidi bobbidi BOO", sebuah tragedi yang membawa seorang gadis berusia 25 tahun melintasi ruang dan waktu. tepat 3 tahun setelah dirinya lulus kuliah, tiba-tiba terlempar ke tahun 2017 akibat sebuah ke...