Aroma tubuh Lily semerbak persis seperti namanya, aroma bunga. Demoz tak tahu apa yang gadis itu pakai di tubuhnya hingga membuat pikiran Demoz melayang di langit ketujuh. Ini momen pertama yang gadis itu punya bersama seorang pria, jadi Demoz melarang akal di kepalanya untuk bertindak gegabah dalam bercinta. He loves fuck hard! Namun, kemampuan Lily tidak akan mampu mengimbangi Demoz. Yang ada justru Lily bisa trauma dengan gaya bercinta yang Demoz suka. Lagi pula ini momen pertama Lily, mana mungkin Demoz mendorong tubuhnya dengan kekuatan penuh? Gadis yang masih naif suka disentuh dengan lembut, seperti fantasi para perempuan yang digambarkan dalam film. Demoz akan ikuti cara tersebut.
"Ini pertama kali kamu dekat dengan laki-laki?" tanya Demoz dengan jilatan di telinga Lily hingga membuat gadis itu terkesiap.
Lily tidak tahu bahwa telinganya yang dijilat bisa membawa getaran di perut bawah gadis itu. Getaran yang tidak pernah Lily kira mampu melengserkan logikanya hingga ke jurang paling dalam dan sekarang dia benar-benar tidak berakal. Hidupnya yang terlalu datar tidak pernah membawa Lily untuk bisa mendapatkan kesempatan semacam ini. Demozza adalah lika liku yang datang, membawa gelombang naik dan turun persis seperti gerakan konstan yang akan pria itu lakukan di atas tubuh Lily.
Gadis itu menelan ludahnya yang terasa bagaikan kelereng. Semakin dipaksa tertelan, semakin kelihatan betapa gugupnya Lily. "Saya nggak pernah dekat dengan laki-laki sejauh ini, Mas."
Demozza tersenyum bangga. Entah karena mendengar pengakuan Lily atau karena menemukan gadis yang jauh dari kriterianya. Kepolosan Lily membuat Demozza ingin sekali memberantas habis karakter tersebut. Demozza ingin melihat bagaimana Lily bergerak dengan tubuhnya sendiri dan memohon dipuaskan oleh Demozza.
"Kalau begitu ... akan melindungi kamu."
Lily menatap mata Demozza dengan pertanyaan yang diwakilkan oleh bibir gadis itu. "Melindungi dari apa?"
Demozza mengatur posisi mereka hingga kini dia berdiri menjulang dan Lily tetap di posisi duduknya. Gadis itu menyandarkan punggung dan memaksa lehernya mendongak untuk memuaskan mata agar tidak terlewatkan sedikitpun pergerakan yang dilakukan Demozza.
Lily sedang menikmati fantasinya yang menjadi nyata. Seorang pria bertubuh terlatih sedang menarik ujung kaus yang dipakai di depan mata Lily. Setengah telanjang adalah bagian yang lebih dari cukup bagi Lily. Namun, Demoz memberikannya lebih. Pria itu menurunkan zipper celana secara perlahan hingga Lily yakin bisa mengeja bunyinya di telinga.
Gerakan Demoz tidak ada yang gagal untuk menarik perhatian Lily. Ketika reseleting celana pria itu sudah benar-benar terdesak di ujung, Lily semakin banyak memproduksi liur di mulut hingga berulang kali menelannya kasar. Aku haus! Lily tahu dirinya sendiri sedang kehausan, tapi bukannya mencari air minum, dia justru semakin membawa pandangan ke arah kejantanan Demoz.
Aku haus. Plis, aku haus banget!
"Kamu sangat haus? Biar aku ambilkan air."
Eh? Bukankah tadi Lily menyerukan kalimat itu di dalam pikirannya sendiri?
Terlambat untuk menanyakan hal itu pada Demoz, karena pria itu sudah berjalan dengan kaki yang lepas dari celana jins miliknya. Udah lepas? Sungguh Lily terdistraksi pada gerakan bokong pria itu. Tak seperti di film yang lebih banyak menyorot bokong pemeran utama wanita, Lily jelas sangat menyukai framing bokong seorang pria yang sedang mengambilkannya segelas air.
Saat pria itu berbalik dengan seringai dan sesuatu yang menonjol dibalik celana dalam berlogo Calvin Klein, Lily baru tahu bahwa Demoz adalah pria modis yang bisa termakan iklan juga. Buktinya untuk pakaian dalam saja pria itu mengambil produk yang semakin besar namanya sejak menggunakan salah satu personel girl grup Korea Selatan sebagai brand ambassador-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED DADDY
Romance[Tayang satu minggu sekali.] Demozza Galendra tidak mengerti apa yang dirinya inginkan. Untuk sejenak, dia berambisi mendapatkan Artemisia Sirius yang sudah berstatus sebagai istri Archipelago Cakra. Namun, disisi lain dia tak mau Lillia Posey lepas...