Lily tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Dia berpikir bahwa melakukan tes kehamilan dengan menggunakan testpack bisa membuat hasil negatif yang mereka dapatkan. Lily hanya yakin bahwa alat tes kehamilan biasanya tidak akan begitu sensitif untuk mendapatkan hasil 'YES' yang membuat ekspresi berbeda dari calon orang tua itu.
"Yes? Berarti kamu hamil, kan?" tanya Demoz yang menatap dengan pandangan luar biasa bahagia.
Lily terdiam dan berdiri dengan kaku. Reaksi mereka sungguh bertolak belakang untuk menyambut kehadiran janin yang sudah dinantikan Demoz untuk membuka jalan memiliki Lily.
"Lily? Kasih tahu aku apa artinya--"
Lily menyodorkan petunjuk yang bisa dibaca pria itu. "Baca sendiri!"
Demoz menurutinya, pria itu membaca dengan serius apa yang menjadi prosedur untuk mengetahui hasil yang ada. Setelah pria itu mendapatkan apa yang dirinya cari, pelukan erat langsung pria itu berikan untuk Lily.
Demoz tahu dirinya bukan pria sempurna. Namun, semenjak dirinya mengenal Lily, kesadaran perlahan-lahan datang mengetuk hati dan pikirannya. Banyak hal yang membuat Demoz terkadang membenci dunia dan dilahirkan dari keluarga yang tak sempurna, tetapi dia menginginkan keluarga yang nyaman dan tenang dengan mimpi yang Lily pernah bagi. Meski perempuan itu sudah mengubah mimpinya, Demoz masih mengingatnya dan tak akan melupakannya. Demoz akan membangun mimpi itu dengan caranya.
"Kenapa kamu sangat bahagia?" tanya Lily dengan lemas.
Dia mungkin menjadi ibu yang payah karena tidak menyambut kehadiran anak keduanya ini dengan sukacita. Lily merasa terbebani dengan semua yang dirinya dapatkan dalam waktu singkat. Dan semua ini karena Demoz.
Demoz mengecup puncak kepala Lily sebelum menjawab pertanyaan perempuan itu. "Kalo aku tahu kamu hamil Dimi waktu itu, aku juga akan bahagia mendengarnya dan memanfaatkan itu untuk mengikat kamu dalam pernikahan."
"Jadi, kamu akan memanfaatkan bayi ini untuk mengikatku sekarang?"
"Iya!" jawab Demoz tanpa suatu keraguan apa pun.
"Kalo aku bilang nggak bersedia?"
"Akan tetap aku lakukan, meskipun harus menjadi pernikahan rahasia. Apa pun itu, yang terpenting aku mau kita menikah. Aku yakin bisa menjadi seorang suami bagi kamu dan ayah dari anak-anak kita, Ly."
Lily kini bisa menatap wajah Demoz dengan pelukan yang sudah dilepaskan. Lily yakin bisa menjadi orang tua bagi dua anak, tapi kedua anak itu tidak bisa menjadi anak-anak seperti teman-teman mereka kelak tanpa orang tua yang jelas statusnya.
"Kamu harusnya nggak masuk ke kamar mandi. Aku bisa kasih tahu kamu hasilnya."
Lily sebal sekali karena harus menggunakan kamar mandi di tempat tinggal pria itu hingga Demoz bisa seenaknya masuk. Mau mengusir bagaimana jika Demoz memiliki alibi bahwa dia pemilik rumah itu dan masuk ke kamar mandinya sendiri bukanlah hal ilegal.
"Aku mau kamu nggak berusaha berbohong begitu hasilnya keluar. Kamu bisa aja menggunakan alat yang lain untuk dicelupkan ke air biasa hingga menunjukkan hasil negatif. Iya, kan?"
Demoz sepertinya sedang merangkap menjadi pembaca pikiran orang lain. Lily semula tidak berpikir ke sana karena terlalu yakin testpack akan menunjukkan hasil negatif. Ide yang keluar dari bibir pria itu jelas bisa dicoba jika saja tadi Lily sendirian.
"Aku nggak melakukannya."
Demoz tidak begitu saja bisa percaya dan Lily malas berhadapan dengan pria itu lagi yang sedang menggebu menyambut kehamilan Lily.

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED DADDY
Romance[Tayang satu minggu sekali.] Demozza Galendra tidak mengerti apa yang dirinya inginkan. Untuk sejenak, dia berambisi mendapatkan Artemisia Sirius yang sudah berstatus sebagai istri Archipelago Cakra. Namun, disisi lain dia tak mau Lillia Posey lepas...