13. Boss Kim

973 186 16
                                    

Demoz bukan orang yang suka bersikap lebih dibawah seseorang. Meski dirinya memang belum memiliki kesempatan bagus untuk bisa bersama dengan Lily, tapi dia bisa menggunakan banyak cara untuk mencapai tujuannya. Jika neneknya bukan orang yang bisa mendukung dirinya, maka dia akan mencari seseorang yang bisa membuat semua rencananya berjalan dengan baik. Orang luar biasanya akan lebih memudahkan jalan Demoz mencapai suatu tujuan, keluarga hanya bisa memprotes dan sulit percaya pada Demoz. Entah karena memang keluarga sudah menngerti dengan jati diri Demoz atau memang sekarang dirinya kurang beruntung dalam persoalan cinta.

Ah, dari dulu rasanya memang Demoz tidak beruntung dalam membangun percintaan. 

"Hello. Good morning, Boss Kim!" Demoz menyapa dengan senyuman yang tidak akan bisa dilihat oleh siapa pun diluar persoalan kerja. Demoz hanya menunjukkan senyumannya pada kandidat tinggi yang bisa melancarkan rencananya, seperti yang dirinya perkirakan. 

"Oh, selamat pagi. Saya bisa Bahasa, Pak Demozza."

Demoz tertawa ramah dan begitu juga bos Kim yang membawa sekretaris dan CEO perusahaannya yang langsung diperkenalkan kepada Demoz dan berjabat tangan dengan normal. 

Demoz tahu perusahaan yang akan dirinya minta untuk mengerjakan projek miliknya ini adalah perusahaan dimana Lily bekerja. Dia tidak mau membuang kesempatan yang mungkin saja bisa mendatangkan keuntungan untuk perusahaannya dan hubungannya dengan Lily. Bagaimanapun, Demoz tetap pebisnis yang paham bagaimana meraih keuntungan dengan taktis. Bukan culas, tapi taktis.

Tujuan Demoz menjadi slaah satu klien di perusahaan Estetik adalah karena Lily yang ada di dalamnya. Dia juga membaca profil perusahaan tersebut yang sangat terkenal di Korea Selatan. Mereka memiliki nama yang besar dan cakap untuk mengurus suatu projek promosi. 

"Jadi, saya memiliki salah satu anak perusahaan pesaing industri ponsel yang cukup terkenal di sini. Saya ingin mengenalkan produk saya sendiri dengan tema yang unik. Mengingat Estetik adalah agensi model yang besar dan banyak menangani projek besar pula, serta ada cabang di Indonesia, maka saya senang sekali bisa menghubungi Anda untuk rencana besar ini."

Bos Kim terlihat begitu antusias dengan mengatakan, "Oh, tentu! Kami bisa mengurus projek dengan sangat baik." 

Pertemuan itu diisi dengan sangat ketat karena jadwal Demoz yang tentu saja padat ketika sudah masuk kerja. Dia tidak mau ada detail yang tertinggal meski ini memang memiliki maksud terselubung. Apa pun yang berkaitan dengan uang, kesuksesan, dan perusahaan, Demoz tidak akan main-main meski diiringi dengan keinginan lain di dalamnya. 

"Jadi, Pak Demoz setuju dengan konsep drone ini, ya? Estetik di Korea memang sudah pernah menggunakan konsep ini untuk fashion show dan kami bisa menjamin keberhasilannya."

Demoz semula agak sangsi dengan konsep ini karena mengendalikan drone dengan produk yang ditunjukkan memang sulit. Ponsel ciptaan perusahaan Demoz harus bisa dilihat oleh penonton dengan baik karena memang ini akan menjadi ajang promosi yang besar.

"Apa kru yang digunakan berasal dari perusahaan yang ada di Korea Selatan? Saya lebih banyak membaca profil Estetik yang  ada di sana ketimbang yang ada di sini. Apa bisa saya memastikan segala kebutuhannya terpenuhi? Ini adalah ajang promosi yang biayanya tidak sedikit karena menggunakan model." 

Demoz sebenarnya hanya berusaha menjadi klien yang sedikit rewel, karena sesungguhnya dia tidak begitu peduli dengan apa yang akan dilakukan Estetik untuk melancarkan semua itu. Yang ingin Demoz lakukan adalah menyasarkan titik tembak pada nama Lilia Posey untuk bisa diikutsertakan ke dalam projek ini.

"Oh, tentu ada projek yang sudah menggunakan konsep ini di fashion show milik brand SIRIUS. Mereka sukses menjual tas dan aksesoris dengan menunjukkan produk yang bentuknya kecil itu di depan banyak penonton." CEO Choi mengungkapkan fakta itu. 

COMPLICATED DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang