Demoz menghisap leher gadis yang dia lucuti kegadisannya sejak dua minggu lalu itu. Tangannya tidak tahan untuk meraba payudara Lily dan menjepit putingnya diantara jari Demoz sendiri. Remasan demi remasan Demoz berikan di dada Lily hingga perempuan itu menutupi bibirnya dengan tangan.
"Kenapa ditutup mulutnya?" tanya Demoz.
"Kos aku nggak kedap suara," jawab Lily dengan berbisik.
Demoz tahu kos Lily tidak menutup kemungkinan menjadi tempat kumpul kebo banyak pasangan, tapi Lily terlalu lugu untuk masa bodoh dengan semua pendapat penghuni kos.
Jika begini, Demoz semakin tertantang membuat Lily melepaskan suara. Demoz tidak suka menahan-nahan diri, termasuk di situasi menegangkan ini, seks mereka akan semakin menyenangkan.
Pria itu dengan sengaja menghisap payudara Lily dan menariknya dengan sensual. Lily berhenti bernapas sesaat begitu merasakan bagaimana Demoz menguasai payudaranya.
"Mas Oz ... aahh." Lily buru-buru menutup mulutnya dengan kuat karena merasakan kegiatan pria itu di dadanya.
Perempuan itu menjadi sangat kesal tapi juga merasa senang. Demoz adalah pria yang suka sekali dengan kedekatan fisik dan mengandalkan berbagai macam kegiatan intim untuk mendekatkan diri. Lily merasakan sendiri bahwa ikatannya dan Demozza semakin hari semakin kuat karena hal semacam ini.
Lily yakin hidupnya tidak akan menjadi sangat monoton dengan kehadiran Demoz. Itu sebabnya Lily tak keberatan untuk banyak melakukan izin dari pekerjaannya dengan berbagai macam alasan yang bisa dimaklumi oleh manajer di sana. Selama tidak ada tindakan dari owner, Lily tidak akan masuk dalam masalah.
Lily mencengkeram bahu Demoz supaya pria itu tidak semakin melakukan hal lainnya ditengah kegamangan Lily yang sedang datang bulan. Mereka tidak mungkin melakukan cara ekstrem untuk bersetubuh disaat jadwal mens Lily.
"Jangan godain terus. Kamu, kan, tahu aku lagi datang bulan, Mas."
Demoz benci jadwal bulanan seorang wanita. Maka dari itu, wajah kesal dan geraman tak puas pria itu bisa didengar oleh Lily ketika kembali diingatkan mengenai hal itu.
"Kapan, sih, kamu nggak datang bulannya? Aku sebel banget kalo kita terganggu sama jadwal bulanan kamu."
Lily tertawa pelan sembari menutupi payudaranya dengan kaus yang disingkap oleh Demoz tadi. "Aku nggak bakalan datang bulan kalo lagi hamil atau nanti kalo udah menopause."
Demoz merengkuh tubuh Lily dan meletakkan pipinya di dada perempuan itu.
"Hamil, ya?" gumam Demoz.
Lily menangkup wajah Demoz dan menanyakan hal yang tiba-tiba saja membuat perempuan itu cemas sendiri. "Kamu nggak berpikir untuk menghamili aku, kan, Mas Ozza?"
Demoz terlihat diam saja tanpa berniat menjawab pertanyaan Lily. Justru hal itu semakin membuat Lily takut.
"Aku nggak mungkin hamil di usiaku sekarang. Aku masih harus kuliah. Aku mau kerja dengan jabatan yang bagus setelah lulus. Aku punya cita-cita, Mas."
"Tapi sekarang kamu jatuh cinta denganku. Pekerjaan kamu kacau, begitu juga kuliah kamu yang setahuku membutuhkan biaya nggak sedikit."
Itu adalah kalimat yang membuat Lily tersadar, semuanya sudah kacau. Dan apa yang sekarang dilakukannya? Bersenang-senang dengan pria yang membuatnya jatuh cinta dan lupa dunia nyata.
"Aku ..."
Ada baiknya jika Lily berhenti untuk bersama-sama dengan Demoz yang sudah jauh lebih dewasa darinya. Demoz pasti memiliki kehidupan sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED DADDY
Romansa[Tayang satu minggu sekali.] Demozza Galendra tidak mengerti apa yang dirinya inginkan. Untuk sejenak, dia berambisi mendapatkan Artemisia Sirius yang sudah berstatus sebagai istri Archipelago Cakra. Namun, disisi lain dia tak mau Lillia Posey lepas...