Demoz mengakui bahwa kemampuan neneknya untuk menyembunyikan Lily memang hebat. Selama hampir dua tahun ini, Demoz diakali untuk tidak bisa menemukan Lily. Dengan mudahnya Demoz tidak pernah memikirkan kemungkinan bahwa Lily memang berada di kediaman neneknya! Oh, Demoz jelas tidak tahu karena wanita itu lebih memilih tinggal di Inggris ketimbang di tanah kelahirannya sendiri karena alasan yang tidak Demoz pahami. Lalu, wanita itu datang kembali dan memutuskan tinggal di Indonesia tiba-tiba saja. Semua itu ternyata adalah salah satu cara untuk membawa Lily dan Dimi ke negara ini. Atau ... Demoonel yang sengaja datang untuk melindungi Lily selama berada di Indonesia?
Demoz tidak tahu jawaban pastinya dan dia harus mengetahui jawabannya sekarang! Neneknya harus memberikan penjelasan yang bisa Demoz pahami.
"Oma," panggil Demoz dengan nada kaku.
Demoonel menghela napasnya dan menatap sang cucu dengan kedua alis yang dinaikkan dengan santai. "Kenapa? Kamu bukannya seharusnya pulang? Kenapa kamu masih ada di sini?"
"Oma tahu, kan, kalo Oma melakukan hal yang salah?"
"Oma selalu melakukan hal yang benar. Oma nggak pernah salah, Ozza. Kamu yang selalu melakukan kesalahan, bukan Oma!"
Sifat Demoz yang terlalu arogan adalah cerminan dari neneknya yang pernah menurunkan sifat itu pada ayah Demoz. Keluarga mereka mungkin memang memiliki darah yang kental akan arogansi dengan cara yang berbeda.
"Omaaa!" Demoz terlihat begitu kesal hingga dia mengungkapkan kesalahan sang nenek dalam versinya. "Oma melakukan kesalahan dengan menyembunyikan Dimi dariku! Oma melakukan kesalahan dengan memisahkan anak dari ayahnya!"
"Kamu harusnya sadar diri, Ozza. Kamu yang melakukan kesalahan dengan membuang Lily."
"Aku nggak membuang Lily, Oma! Dia yang kabur, dan itu artinya dia sendiri yang membuang aku--"
"Karena dia takut kamu menyakitinya. Dia takut kamu akan melukai janin di dalam perutnya. Bahkan kalo Oma nggak mencari jejak kesalahan kamu dengan meniduri seorang gadis yang kesusahan dengan hidupnya, maka kamu nggak akan pernah tahu memiliki seorang anak!"
"Kalo Oma nggak menyembunyikan Lily, aku nggak akan kehilangan jejaknya dan bisa bawa Lily bersamaku!" seru Demoz yang tidak mau mengalah dari neneknya. "Aku nggak segila itu untuk membunuh atau melukai anakku sendiri, Oma!"
Demoonel menyeringai dan menunjukkan raut tak percaya yang lebih kearah meremehkan terhadap Demoz. "Oh, ya?" sahut Demoonel dengan nada dibuat terkejut. "Oma bahkan harus mengurus Siri yang saat itu keguguran untuk ... entah keberapa kalinya karena kamu yang begitu bodoh memperkosanya disaat dia hamil. Apa itu bisa menjadi jaminan kamu nggak akan melukan Dimi sewaktu masih di kandungan Lily?"
"Aku punya alasan--"
"Alasan kecemburuan gila. Begitu maksud kamu, kan?" Demoonel meminta Demoz duduk supaya tidak meredam sedikit demi sedikit kemarahannya yang tidak masuk akal di mata Demoonel.
"Kamu harusnya bersyukur karena Oma selalu melindungi kamu, Ozza. Oma ini selalu sehat meski orang tua kamu tiada. Oma yang merawat kamu dari kejauhan. Apa kamu akan bersikap tidak tahu terima kasih untuk selamanya? Kamu mau Oma mati dalam waktu dekat dengan meninggikan suara kamu sekarang? Kamu mau Oma kena serangan jantung dengan membentak-bentak dan menyalahkan Oma karena melindungi Lily dan Dimi?"
Demoz menyugar rambutnya dan menjambak sejenak helaiannya. "I was so sick, Oma."
"Ya, di masa lalu kamu memang 'sakit'. Itu sebabnya Oma mau kamu mengambil banyak waktu untuk instropeksi diri dan fokus melakukan konsultasi dengan terapis. Oma tahu kamu nggak cukup percaya diri ke pihak yang lebih ahli karena mengingkari jadwal konsultasi. Oma tahu kamu memang belajar dengan masa lalumu, tapi Oma belum siap kamu mengacaukan hidup Lily dan Demoz sampai Oma memilih menyembunyikan Lily dan Dimi."
Demoz memang selalu dilindungi oleh Demoonel. Semua ulahnya tidak terdengar oleh orang luar hingga karirnya masih berjalan baik karena semua yang neneknya berikan. Sayangnya, Demoz tidak mau mengakui bahwa neneknya adalah pahlawannya. Ketiadaan peran orang tua yang benar membuat Demoz memilih percaya bahwa semua yang dirinya dapatkan sekarang adalah karena usahanya sendiri.
"Sekarang kamu boleh bekata demikian, tapi Oma nggak akan membiarkan kamu menyakiti Lily dan Dimi."
"Aku nggak akan menyakiti mereka, Oma. Aku mencintai mereka."
Sekali lagi Demoonel menaikkan kedua alisnya dan berkata, "So, where'd you learn that phrases?"
Demoz tidak ingin masuk dalam kubangan amarahnya lagi. Dia memilih untuk segera menanyakan apa yang sudah terlewatkan olehnya selama ini.
"Jadi, Oma bawa Lily pergi ke Inggris?" tanya Demoz.
"Nggak. Oma menitipkannya di salah satu rumah pelayan Oma di sini. Rumah yang dipakai Lily adalah rumah pelayan Oma dulu, tapi sekarang tidak lagi. Oma membelinya karena berada di halaman yang sangat luas milik tuan tanah lainnya. Oma menyembunyikan Lily dan membangun rumah ini dengan dana yang tidak main-main karena meminta segera berdiri dan bisa ditempati sebelum Dimi lahir. Tapi rumah ini baru selesai setelah Dimi berusia sembilan bulan. Jadi, Oma seringnya menginap di rumah yang Lily gunakan sekarang. Oma memilih pindah ke sini dan meninggalkan Inggris, negara kesayangan Oma, karena ada Dimi yang menjadi penerus keluarga."
Demoz sudah mengira bahwa neneknya memang tidak asal memilih tinggal di Indonesia. Alasan yang wanita itu gunakan tentu saja adalah Dimi yang harus dilindungi.
"Lily nggak selemah yang Oma pikirkan. Dia melawanku. Aku nggak pernah membayangkan dia akan seberani sekarang."
Demoonel tertawa dengan ucapan cucunya yang terlihat kesal karena perubahan Lily.
"Tentu saja Lily tidak lemah. Dia perempuan yang cerdas, hanya saja sempat lemah karena cintanya padamu. Kuliahnya lancar dan dia bisa menyelesaikan tugas akhirnya ditengah perutnya yang semakin besar. Lily bahkan nggak menjadi cengeng saat melahirkan. Dia nggak mengalami baby blues meskipun kehamilan itu bukan hal yang datang diwaktu yang tepat. Dia kuat dengan caranya sendiri seiring dengan berjalannya waktu."
"Dimana Lily kerja saat ini?" Demoz ingin mengetahui perempuan itu bekerja.
"Kenapa nggak kamu tanya sendiri kepada Lily?"
"Dia nggak akan mau memberitahunya. Dia bahkan mengancam aku memberikan Dimi ayah yang lain. Aku nggak mau dia dekat dengan pria manapun di kantornya!"
Demoonel mendecih karena ucapan cucunya. "Dasar tukang cemburu! Oma nggak akan kasih tahu sebelum kamu bisa mengendalikan sikap pencemburu kamu itu. Jangan membuat kesalahan dengan melakukan hal brutal karena cemburu kamu itu."
Demoonel berdiri dari kursi pijatnya dan pergi meninggalkan Demoz yang masih merasa belum puas.
"Oma mau aku segera menikah, kan??" seru Demoz sukses membuat Demoonel menghentikan langkahnya. "Kalo Oma mau lihat aku menikah dan memiliki keluarga, maka Oma harus bantu aku buat dapetin Lily!"
Demoonel menoleh dan mendecak dengan gelengan kepala. "Bodoh. Kamu memang cucu Oma yang bodoh!" Lalu Demoonel kembali berjalan meninggalkan Demoz yang terperangah dengan balasan neneknya.
"Kenapa Oma malah balas aku dengan mengatai aku bodoh?! Oma!"
Demoonel tidak percaya bahwa otak cucunya bekerja sangat lambat. Sebagai orang yang menemani Lily disaat sulit perempuan itu, Demoonel tahu tanpa membantu Demoz mendapatkan Lily, perempuan itu masih melabuhkan hatinya untuk ayahnya Dimi. Tak perlu melakukan apa-apa, Demoonel yakin mereka pasti akan bersama jika Tuhan menghendakinya.
[Bab 11 udah ada di Karyakarsa, ya.]

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED DADDY
Romance[Tayang satu minggu sekali.] Demozza Galendra tidak mengerti apa yang dirinya inginkan. Untuk sejenak, dia berambisi mendapatkan Artemisia Sirius yang sudah berstatus sebagai istri Archipelago Cakra. Namun, disisi lain dia tak mau Lillia Posey lepas...