5. Berantem

3.8K 575 23
                                        

"Gimana, Atri? Mereka ngapain??"

Atri yang tidak berani untuk keluar dari kamar karena mendengar peralatan dapur yang bergerak dan berjatuhan menjawab panggilan telepon Demoonel dengan terpaksa.

"Oma ... Ibu sama ayahnya dek Dimi kayaknya berantem."

Demoonel tidak suka cara cucunya yang membuatnya harus berada di luar rumah Lily. Bahkan satu-satunya cara yang bisa Moonel lakukan adalah menghubungi Atri untuk menyampaikan informasi mengenai keadaan di rumah itu.

"Berantem? Kamu yakin?"

"Yakin, Oma. Saya nggak berani keluar kamar karena kayaknya berantem hebat. Banyak barang yang dibanting ke lantai, Oma. Saya nggak mau bawa dek Dimi keluar supaya nggak lihat orang tuanya yang berantem, Oma."

Atri yang lugu memang tidak akan mengerti cara bertengkar yang dilakukan oleh Lily dan Demoz. Bunyi dari beberapa barang yang dibanting—versi Atri, adalah barang yang sebenarnya tak sengaja Lily jatuhkan karena kegiatan panas di sana. Ya, memang dapur harusnya hanya dijadikan kegiatan memanaskan masakan, tapi Lily dan Demoz yang terlalu kreatif menggunakannya untuk hal lain.

"Aduuh, Atri. Saya nggak bisa masuk ke rumah Lily. Saya dikunci. Sekarang saya cuma bisa nunggu di rumah sambil nelepon kamu begini. Saya takut cucu saya bakalan marah besar dan melakukan hal nggak seharusnya kepada Lily."

Atri yang gemetar harus berada dalam kondisi diantara pertengkaran orang tua Dimi tak tahu harus bagaimana lagi.

"Saya juga bingung, Oma. Saya beneran nggak berani keluar. Lagian, ini mumpung dek Dimi anteng lagi nyusu. Saya pikir dek Dimi bakalan nangis, loh, Oma. Tapi dek Dimi malah minum susu sambil senyum-senyum, itu kenapa, ya, Oma? Masa dek Dimi masih kecil udah kesurupan? Kan, kalo orang berantem ikutin nafsu setan, Oma. Jangan-jangan setannya ngikutin dek Dimi —"

"Sembarangan kamu kalo ngomong, ya, Atri! Jangan ngomong macem-macem kamu! Mana ada cicit saya kesurupan!"

Demoonel tidak sanggup meladeni sifat random pengasuh Dimi itu. Meskipun pikirannya agak aneh, tapi Atri memang penyabar dalam mengurus anak kecil. Dimi itu sudah suka membuat masalah sejak kecil, sama seperti ayahnya. Hanya Atri pengasuh yang betah mengurus Dimi yang tangan dan kakinya tidak berhenti bergerak mengacaukan isi rumah. Makanya, guci mahal Demoonel tidak akan luput dari tangan emas Dimi jika tidak ada pengawasan.

"Maaf, Oma." Atri semakin bingung menempatkan diri. "Terus ini saya harus gimana, Oma? Saya nggak berani keluar kamar. Saya juga mau nidurin dek Dimi aja, deh, Oma. Saya nggak berani keluar kalo berantemnya ibu sama ayahnya dek Dimi belum selesai."

Dipanggilan itu, Demoonel hanya bisa menghela napas panjang. Dia juga tidak tahu harus melakukan apa dengan akses yang ditutup oleh Demoz.

"Berdoa saja semoga Lily nggak kenapa-napa, Atri. Kabari saya kalo kemarahan mereka sudah reda."

Atri mengangguk meski Demoonel tidak bisa melihatnya. "Iya, Oma. Saya kabari nanti kalo udah aman, ya."

Telepon itu terputus dan Atri hanya bisa harap-harap cemas dengan kondisi majikannya. Melihat Dimi yang tidak rewel sama sekali membuat Atri tenang.

"Dek, kamu kenapa seneng banget orang tua kamu lagi berantem? Kamu malah senyum-senyum sambil minus susu. Mbak Atri takut tahu denger barang-barang dibanting ke lantai begitu. Kamu malah senyum begini."

Atri mengajak bicara Dimi yang asyik memegang botol susunya. Anak itu memang belum pandai bicara sama sekali, jadi Atri hanya bisa menarik napas melihat betapa senangnya Dimi.

COMPLICATED DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang