Demozza tahu dirinya sangat aneh ketika memikirkan kemungkinan bahwa ibu dari Dimi adalah Lily. Gadis yang dirinya miliki dan dia cari-cari hingga kini. Jika benar neneknya adalah dalang dibalik sulitnya Demoz menemukan gadis itu, maka Demoz benar-benar tidak akan melepaskan Lily sekalipun namanya dicoret dari ahli waris kekayaan yang neneknya miliki. Ya, tentu saja Demoz berani karena yang nantinya akan menjadi penerus adalah Dimi.
Sebagian diri Demoz tak percaya karena Lily tidak lupa meminum pil ketika bersama Demoz. Gadis itu juga tidak menunjukkan kemungkinan hamil saat mereka masih bersama.
Oh, tunggu! Demoz bisa saja tak tahu mengenai kehamilan Lily karena saat itu, saat kue ulang tahun mengotori lantai rumahnya, Lily sudah lebih dulu sibuk kabur dan membuat Demoz marah bukan main. Gadis itu mengacaukan rencana Demoz mengenai Siri, tapi Lily sudah lebih dulu mengacaukan pikiran dan hati Demoz sejak mereka trlalu sering bersama dan menceritakan banyak hal di atas ranjang setelah percintaan mereka yang selalu berkembang dan panas setiap saatnya.
Moonel tidak bisa mengimbangi langkah cucunya yang begitu panjang. Apa yang akan dirinya lakukan jika ternyata Lily belum berangkat ke kantor? Demoonel hanya bisa berdoa Lily sudah meninggalkan rumah, tapi saat membuka pintu halaman yang menjadi pintu rahasia antara rumah Moonel dan Lily, jantung nenek-nenek itu berdebar dengan kencang. Bukan karena jatuh cinta, melainkan karena mobil Lily masih terlihat berada di halaman rumah.
"Ozza ... tunggu nenek!" seru Demoonel yang berharap bisa didengar oleh Lily di dalam rumah agar segera bersembunyi.
Demoz menatap neneknya dengan lelah. "Kenapa Oma harus ikut? Aku bisa mengurus masalah ini sendiri."
Demoonel menggelengkan kepala dan memastikan Atri mengerti agar memelankan jalan supaya Lily bisa bersembunyi dengan waktu yang diberikan.
Demozza yang tidak sabaran akhirnya menggendong neneknya dan meminta Atri berjalan dengan cepat. Dia tidak ingin dipermainkan lagi untuk menemukan Lily.
"Ozzaaaaa! Dasar cucu kurangajar!"
Demoz tidak ingin mendengarkan protes dari mulut neneknya dan akhirnya mencapai pintu rumah Dimi. Anak itu semakin berjingkrak kesenangan karena menemukan rumahnya.
Demoz menatap rumah yang ruang tamunya kosong itu. Dia langsung menatap Atri. "Kemana pemiliknya?"
"Sepertinya ibu sudah berangkat kerja lagi, Pak."
Atri mendapatkan injakan di kaki oleh Moonel yang sudah diturunkan oleh Demoz. "Kenapa kamu jawab dengan jujur!?" bisik Moonel pada Atri.
Demoonel harusnya bisa memberikan bocoran pada Atri untuk menjawab hal lain yang lebih ekstrem seperti majikannya sedang tidur dengan pacarnya atau apa supaya demoz lebih dulu jijik dan enggan menemui pemilik rumah. Namun, Atri yang terlalu polos malah menjawab demikian.
"Berarti majikan kamu sempat pulang?"
Atri takut untuk mnejawab lagi karena Moonel langsung menjejak tongkatnya ke lantai yang bisa saja tongkat itu menjadi menjejak kaki Atri jika salah bicara lagi.
"Kenapa kamu diam? Majikan kamu sempat pulang?"
Demoonel mendekati cucunya dan berkata, "Sudahlah, Ozza. Jangan membuat keributan di rumah orang. Ini bukan rumah kita sendiri."
Demoz mulanya yang ingin menyerah malah mendengar kegaduhan dari arah dapur. Telinganya yang sensitif langsung mengarahkan langkah ke sana.
"Ozza! Ya ampun anak ini!"
Demozza tidak pernah seyakin ini sebelumnya, dia yakin bahwa ada yang lebih penting ketimbang mendengarkan neneknya meminta dirinya pergi.
*

KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED DADDY
Romance[Tayang satu minggu sekali.] Demozza Galendra tidak mengerti apa yang dirinya inginkan. Untuk sejenak, dia berambisi mendapatkan Artemisia Sirius yang sudah berstatus sebagai istri Archipelago Cakra. Namun, disisi lain dia tak mau Lillia Posey lepas...