12. Mandi

1.2K 194 17
                                        

[Yang mau baca duluan bisa ke Karyakarsa kataromchick, ya. Terima kasih.]

Demoonel menangkap bayangan tubuh cucunya ketika sedang asyik menyiram tanaman pagi ini. Wajah Demoz tidak terlihat baik-baik saja karena tampak murung. Dilihat dari sandal rumahan dan baju yang sangat santai, Demoonel yakin cucunya itu tidak tidur di tempatnya sendiri. Jadi, semalam dia dateng ke sini parkir mobil buat tidur di tempat Lily? Dasar anak itu! Demoonel sudah senewen membayangkan hal semacam itu. Jika cucunya membuat masalah lagi, maka dia akan melakukan hal yang tidak akan pernah Demoz bayangkan.

"Oma--"

Byuurrrr! 

Selang yang digunakan Demoonel untuk menyiram tanaman kini mengarah kepada Demoz yang tidak tahu apa-apa. Wajah neneknya bahkan tidak menunjukkan emosi sama sekali. Bagaimana mungkin Demoz bisa bersiap-siap untuk menangkis serangan air selang itu? 

"Oma!" seru Demoz yang tidak bisa berlama-lama membuka mulut jika tak mau mulutnya dipenuhi dengan air keran. 

Demoonel tidak main-main menyalakan selangnya dengan kekuatan penuh, seolah wanita tuas itu akan memadamkan api dengan serangan tersebut. Tampaknya Demoonel masih memiliki kekuatan yang tidak sedikit untuk bisa melakukan hal ini pada Demoz yang sekarang mulai kewalahan dan berusaha maju mendekati neneknya. Namun, kemana saja langka Demoz mencoba menangkap sang nenek, air yang deras mengarah ke arah wajahnya dengan keras dan memaksa pria itu untuk mundur ke belakang jika tak mau lebih tersiksa lagi. 

"What the hell!!?" teriak Demoz pada neneknya. Pria itu tak terima diperlakukan seperti ini. "Setelah Lily marah-marah usir aku dengan menutup pintu di depan mukaku, sekarang Oma mencoba menyerang aku dengan selang air?! Ada apa dengan wanita di lingkungan ini!?"

"Oh. Lily membanting pintu di depan muka kamu? Harusnya dia bisa melakukan hal yang lebih kejam. Kalau ada pria yang masuk rumahnya tanpa persetujuan, sudah sepantasnya pria itu mendapatkan hukuman."

"Oma!"

"Berhenti menaikkan suara kamu, Ozza! Oma juga bisa melakukan hal lebih kepada kamu karena bukannya menginap di rumah Oma, kamu malah menyusup ke rumah seorang wanita. Betapa malunya Oma yang melindungi dan merawat kamu dari jauh." Demoonel menghela napas dan menyelakan selang secara tiba-tiba dan membuat Demoz bertambah kesal.

"Oma! Oma! Stop! Stop it, Oma!!"

Demoonel menghentikan serangannya setelah merasa puas menatap cucunya yang kuyup hingga membuat pakaiannya mencetak seluruh bagian tubuh Demoz dengan baik. 

"Ozza, buka pakaian kamu supaya Oma bisa memandikan kamu secara maksimal di sini!" seru Demoonel yang menggerakkan tangannya seolah mendukung hal itu.

"Whattt!?"

"Ayo, anak nakal! Kamu buka baju dan Oma akan mandikan kamu di sini. Kamu habis main di rumah wanita single, kan? Kamu harus mandi pagi supaya nggak ada air mani yang menempel di seluruh bagian tubuh kamu. Ayo, Demozza! Buka baju!"

Demoz menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang neneknya ucapkan. Bagaimana bisa dia diperlakukan seperti anak kecil yang melakukan dosa zina? Memangnya ada anak kecil yang semacam Demoz? 

"Mau ke mana kamu? Jangan berani-beraninya kamu menginjakkan kaki di rumah Oma, karena Oma nggak mau lantai rumah Oma basah!" Demoonel memberikan ultimatum yang sukses membuat Demoz menganga. 

"Omaaa ...!" Demoz menekankan panggilan pada neneknya dengan gigi bergemeletuk. 

"Apa? Kamu nggak terima?" sahut Demoonel yang tidak gentar sama sekali. "Pilihannya hanya dua, Ozza. Kamu mandi di sini sekarang juga atau mandi di tempat tinggal kamu sendiri."

Itu artinya Demoz harus masuk ke mobilnya dan mengendarai mobil dengan kondisi tubuh yang basah kuyup. 

"Fuck this!"

Demoonela menaikkan kedua bahunya dan membalas dengan santai pada cucunya yang kesal. "Fuck you." 

Demoz tidak akan pernah menang melawan neneknya yang sudah persis seperti ketua gangster itu.

*** 

Demoz pulang dalam keadaan yang memalukan. Dia seperti tikus berukuran gajah yang baru saja tercebur. Dia tidak malu dengan orang lain, tapi dia sangat malu jika tadi Lily melihat betapa diri pria itu sangat dipermalukan oleh neneknya sendiri. Demoz pernah menceritakan mengenai bagaimana Demoonel adalah satu-satunya orang yang bisa menguasai Demoz sekaligus membuat pria itu berhenti melakukan apa pun yang diinginkan. 

Saat itu, Demoz menceritakan secara perlahan kelemahannya pada Lily setelah hampir dua bulan mereka dekat dan tiba-tiba saja rasa nyaman terbentuk dalam diri Demoz. Sebelumnya, Demoz membutuhkan waktu yang sangat lama untuk percaya dan nyaman membagikan dirinya sendiri pada orang lain. Jadi, Lily adalah pengecualian. 

"Di dunia ini, hal apa yang bikin Mas Oza takut?" tanya Lily yang membiarkan tangan pria itu mengusap dada ke perut dan sebaliknya selama pembicaraan mereka setelah aktivitas percintaan mereka. "Eh, tapi aku nggak pernah lihat Mas Oza takut sama apa pun. Kayaknya pertanyaannya salah."

Demoz tertawa pelan dengan sikap Lily yang lugu itu. Dengan perlahan, Demoz mengecup pipi Lily dan sedikit memberikan isapan di sana sebelum menjawab. "Nggak juga. Aku manusia yang masih punya seseorang untuk aku takuti."

"Bukan Tuhan? Mas Oza takut sama orang?" balas Lily dengan wajah terkejut yang tidak dibuat-buat.

Demoz kembali tertawa dibuatnya. Pria itu mencubit hidung Lily sejenak karena gemas. "Ketakutan ke Tuhan itu berpusat di dalam diriku yang paling religius. Ya, yang kelihatan religius aja. Tapi kalo orang, ini adalah ketakutan yang nyata. Aku nggak bisa bergerak atau melakukan apa pun kalo orang ini udah bergerak."

Demoz memang tidak pernah berlagak sebagai pria yang religius di depan Lily dan begitu juga Lily yang merasa tak sempurna sebagai manusia apa pun alasannya. 

"Jadi, siapa orang yang bisa bikin Mas Oza nggak bisa berkutik itu?"

Pria itu menatap Lily sejenak, tidak langsung menjawabnya dan memilih melumat bibir perempaun itu. Jika saja Lily tidak menghentikannya karena rasa penasaran yang masih tertinggal, maka Demoz akan melupakannya. 

"Jawab dulu! Siapa orang yang bikin Mas Oza takut itu?"

"Nenekku."

Lily tidak langsung percaya dengan menaikkan kedua alisnya dan berkata, "Nenek? Maksudnya nenek-nenek yang wanita tua renta gitu?"

"Nenekku bukan wanita tua renta, Lily. Nenekku jauh berbeda dari nenek kebanyakan. Kamu nggak akan bisa membayangkannya tanpa melihatnya langsung."

Dan malam itu diisi dengan sesi bercinta mereka yang tidak bisa dihentikan oleh siapa pun, termasuk Demoonel, karena wanita itu tak berada di sana. Hanya saja, Demoz menyesali kenapa malam itu dia membuka kartunya sendiri pada Lily hingga membuat bumerang di kehidupannya sekarang. Demoonel bukan hanya menghentikan semua usaha Demoz, tapi juga berada di kubu Lily. 

Demoz memilih untuk berangkat ke kantor untuk menenangkan pikirannya. Ya, hanya dengan bekerjalah Demoz bisa menjadi normal. Persoalan mengenai Lily yang tak mau untuk dirinya nikahi akan dia pikirkan nanti. Meski satu-satunya cara di dalam kepalanya sudah terbentuk, tapi Demoz tidak yakin apakah Lily bisa hamil dalam waktu dekat atau tidak dengan seks mereka yang terjadi di dapur rumah perempuan itu. Jika Lily hamil adik Dimi, maka Demoz bisa membuat neneknya membujuk Lily untuk menikah dengannya karena dua anak diluar pernikahan tanpa status ayah yang resmi hanya akan menyulitkan anak-anak mereka kelak dengan hukum di Indonesia. 

Tuhan, maaf karena baru kali ini menyebut-Mu dalam doa. Tapi tolong buat Lily hamil dan Oma berpihak dengan pernikahan. Amin.

COMPLICATED DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang