Is My Life-Re make-

00. Permulaan

Dengarkan musiknya yg gass

Di ruangan yang sedikit luas dan dipenuhi dengan berbagai jenis peralatan dapur tersusun rapi di atas meja dan berbagai panci berjejer rapi di dinding rumah. Sementara itu, tampak seorang anak kecil yang sedang memeluk sembari menangisi wanita paruh baya dengan kondisi sangat mengenaskan.

Darah yang masih mengalir dari perut wanita tersebut meyebabkan lantai yang tadinya berwarna putih berubah menjadi warna merah sehingga membuat anak yang masih berusia sekitar sebelas tahun itu menangis sejadi-jadinya. Sebut saja pria kecil itu Pilox.

"Ibu ... kenapa I-Ibu meninggalkan Pilox? Pi-Pilox sudah ditinggal Ayah ... kenapa Ibu juga pergi ...?" tangis Pilox sembari memeluk erat ibunya.

Tangisannya semakin meledak ketika sepasang mata pria kecil itu melihat sepucuk surat yang tergeletak tidak jauh dari tubuh kaku ibunya. Melihat surat tersebut, Pilox lantas mengambil dan membacanya.

Kamu harus tetap hidup demi membalaskan dendam Ayahmu. Dia telah mempercayakannya kepadamu, kamu harus jadi hacker yang handal, kamu dapat salam dari Ayahmu, Ibu sayang kamu, jaga diri kamu baik-baik yah, makanlah tiga kali sehari supaya kamu tumbuh kuat. Karena mulai sekarang kehidupanmu akan sangat berat. Oh iya, kamu jangan sampai menyusul Ibu yah, I Love U ....

Pilox mengusap air matanya dengan kedua tangannya lantas menyimpan suratnya di saku bajunya. "I-Iya ... Ibu, Pilox bersumpah ... dan berjanji ... Pi-Pilox akan membalaskan dendam Ayah ...," kata Pilox menahan air matanya, meskipun air mata pria malang tersebut tetap keluar dengan sendirinya.

....

Di Malam yang tenang, duduk seorang pemuda berusia tujuh belas tahun dengan tinggi sekitar seratus enam puluh dua senti meter di suatu kamar yang luas. Pemuda pemilik rambut berponi itu sedang memainkan laptopnya. Sebut saja pria itu Biscuits yang baru memulai masa sekolahnya di SMA.

"Biscuit kamu sudah tidur!?" teriak seseorang dari balik pintu kamar.

Pemuda pemilik kamar itu terdiam sejenak.

"Sebentar lagi, Kak!" jawabnya dengan suara yang lebih keras.

Ia masih sibuk dengan laptopnya, Biscuit tidak sama dengan anak lainya yang sibuk main game, mendengarkan musik, atau menonton anime. kali ini ia sedang  meretas salah satu situs perusahaan yang berada di Mallawa.

Sewaktu Biscuits lulus sekolah menengah pertamanya, ia memutuskan untuk memperdalam Ilmu komputernya, karena sejak kelas 2 SMP ia sudah bercita-cita menjadi hacker profesional.

Biscuits merupakan pendiri sekaligus pemimpin dari organisasi Blue Bird yang beranggotakan Axis dan Pilox.

Sebagai peretas pada umumnya, mereka bertiga belum mengenal satu sama lain. Dalam beraksi mereka bertiga cukup sangar, mereka bisa saja meretas tanpa ampun. Kegiatan ini mereka lakukan untuk kesenangan dan membiayai hidup sendiri, tidak tanggung-tanggung sekali operasi mereka bertiga bisa mengumpulkan penghasilan sebesar ratusan juta rupiah, angka yang terlalu besar tentunya bagi mereka bertiga.

Biscuits tidak hidup sendiri karena ia memiliki seorang kakak perempuan dan seorang ibu, sementara ayahnya meninggalkan mereka karena masalah ekonomi.

"Hey ... ingat! Besok adalah hari pertamamu di sekolah. Jangan sampai kebablasan!" teriak Lafasya, kakak Biscuit.

Biscuits memutar bola matanya malas. "Iya-iya, bawel!"

"Apa kau bilang!? Sialan?" teriak kakaknya yang ia hiraukan.

Biscuits meregangkan tangannya, seketika ada suara yang merusak rungunya.

Criett! Tap! Tap! Tap!

Suara pintu terbuka dan suara hentakan kaki yang perlahan mendekati Biscuits.

Plakk!

Suara tamparan yang tidak asing baginya "Ah ... Kakak kenapa, sih?" rintih Biscuits sambil memegangi pipinya yang baru saja di tampar oleh sang kakak.

"Tidur ...! Cepatt!" perintah Lafasya yang tidak bisa di ganggu gugat, hingga membuat Biscuits diam seribu bahasa di tempat.

"Ba-Baik, Kak."

"Anak-anak! Apa yang kalian lakukan di atas? Jangan berisik!" teriak ibu mereka dari lantai bawah.

****