-Apapun Yang Terjadi Jangan Menanggung Beban Sendirian Di Sini Ada aku Yang Siap Menemanimu Menanggung Itu Semua-
-Biscuits-Jadian
"Angra, a-ada yang mau aku bicarakan," ucap Biscuits terbata-bata sembari menatap wajah Angra.
"Iya, ada apa?" tanya Angra sembari memandang wajah Biscuits.
Pria itu menggenggam tangan Angra dan tatapannya kali ini saling bertemu. "Aku mencintaimu."
Mendengar hal itu Angra terkejut dan jantung yang tadinya berdetak normal mendadak berdetak lebih kencang.
"Apa kamu bilang?" tanya Angra terkejut sembari melihat wajah Biscuits.
"Aku sayang kamu," kata Biscuits yang diakhiri dengan pelukan.
Di dalam pelukan Biscuits, Angra tiba-tiba merasa jantungnya berdebar kencang, inilah yang ia nantikan selama ini. Ternyata Biscuits juga memiliki perasaan yang sama pada dirinya.
Meskipun, itu cuma anggapannya saja. Karena dibalik rasa cinta pria yang sedang memeluknya saat ini ada dendam yang harus terbalaskan, yaitu kematian rekan setimnya Pilox.
Ada dendam dan benci dibalik cinta dan pelukan Biscuits. Yang membuat hidup Android kian terancam, tentunya dia tidak menyadari hal itu.
Perasaan cinta yang justru akan menjadi bumerang bagi dirinya. Entah kapan itu akan terjadi? Tinggal waktu yang menentukannya. Satu member Baby First berada dalam genggaman Biscuits sekarang.
...
Sementara itu, di tempat Seven di waktu yang sama sedang memainkan laptopnya dengan sedikit kesal. Kali ini sang empu diserang habis-habisan oleh orang yang tidak dikenali, dengan kekesalannya itu dia menghentikan peretasannya lantas membanting laptop yang dia gunakan.
"Sial, sebenarnya siapa?" amuk Seven yang dilanjutkan dengan memukul meja. "Aww ... sakit," keluh Seven.
Baru kali ini Seven dibuat bertekuk lutut secara tidak langsung oleh musuhnya setelah sekian lama. Terakhir kali gadis cantik ini kalah pada saat melawan rekannya sendiri, itupun beberapa bulan yang lalu.
Di tempat lain
"Hahaha ... akhirnya kamu tumbang juga, Seven," ujar seseorang di depan laptop tersenyum smirk.
....
Keesokan harinya, di dalam kelas yang lumayan luas, didominasi tembok dan keramik warna putih, tentunya barisan serta deretan bangku yamg tersusun rapi menciptakan suasana yang nyaman pada Biscuits untuk melakukan peretasan kali ini.
Munmpung lagi waktu istirahat pikirnya, remaja ber-IQ tinggi itu meretas situs keamanan sekolah Angra, tentunya agar mengetahui data pribadi gadis tersebut.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena di tengah-tengah peretasannya, Biscuits melihat Molis sedang menuju ke bangkunya, tepatnya di samping Biscuits. Melihat teman pertamanya itu datang, pria itu pun menghentikan aktivitasnya dan mematikan laptopnya. Bisa bahaya, 'kan jika Molis melihat peretasan ini?
"Molis ... bikin kaget saja," ucap Biscuits memulai pembicaraan sembari menatap gadis yang baru saja duduk di sampingnya sementara itu jari tangannya menekan tombol power secara diam-diam untuk mematikan laptopnya.
"Hmm ... kaget kenapa?" tanya gadis berwajah manis itu sembari memandangi wajah Biscuits.
Biscuits mengatupkan bibirnya. "Tidak apa-apa kok," elaknya mengalihkan pandangannya. Sial, peretasan saya jadi gagal nih, lanjutnya dengan membatin sembari menutup laptopya lantas menaruh di laci meja.
"Kok berhenti?" tanya gadis yang bernama lengkap Mona Lisa itu sembari menatap Biscuits.
"Hehe ... sepertinya laptop saya sedang bermasalah kawan," tipu pria itu dengan raut wajah biasa saja. "Kalau begitu saya ke taman dulu ... Axis sudah menunggu," pamitnya lantas beranjak dari tempat duduknya.
....
Sementara itu seorang gadis terlihat sedang duduk termenung di bawah langit biru cerah dan hiasan awan yang berada di cakrawala. Sesekali sang empu mendongakkan kepalanya seperti ingin melihat sesuatu di atas sana.
Kata orang, jiwa orang yang sudah tiada di dunia ini akan naik ke langit. Axis berpikir akan melihat wajah Pilox di antara awan-awan yang ada di atas sana.
Mendadak aktivitas gadis bernama Axis itu terhenti setelah bahunya ditepuk oleh leader sekaligus rekan setimnya di organisasi Blue Bird yaitu Biscuits.
Gadis berambut panjang tersebut menoleh ke arah Biscuits yang baru saja duduk di sampingnya. Sang empu lantas mencoba menyembunyikan kesedihan yang sedang dialami.
Tentunya Biscuits mengetahui bahwa rekannya sedang tidak baik-baik saja. Gadis malang itu jelas sedang memikirkan rekan yang sudah tiada, siapa lagi kalau bukan Pilox?
Melihat hal itu Biscuit segera merangkul Axis agar merasa tenang. "Axis ... aku tahu apa yang kau alami saat ini, karena aku juga merasakannya ... apapun yang terjadi jangan menanggung beban sendirian," ucapannya membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Kini mata mereka sedang bertemu. "Di sini ada aku yang siap menemanimu menanggung itu semua," lanjut pria itu lantas mendekap Axis.
Deraian demi deraian air mata kini membasahi pipi Axis yang memang sedari tadi menahan kesidahannya. Ingatan yang menyakitkan itu lagi-lagi menyerang pikirannya.
Hari di mana Pilox yang ia cintai pergi dari hidupnya untuk selamanya. "Te-Tetaplah hidup Axsis, meskipun ... berat. Ka-Karena kita hidup di dunia ini untuk ... menahan rasa sakit. Ja-Jaga dirimu--" kata-kata itulah yang membuat gadis itu terus menangis hingga saat ini.
Axis mempererat pelukanya pertanda hati gadis itu kini sedang terluka hebat. "Biscuit
... maafkan saya ... yang tidak mampu me-menjaga Pilox dengan baik. A-Andaikan waktu itu ... saya mencoba menghentikannya, mu-mungkin ini tidak akan terjadi padanya ...," rintihannya hanya membuat pria itu terdiam beberapa saat dan mungkin saat sedang menangis.Biscuits menghela napas panjang, "Jujur ... Axis, aku sangat membencimu karena telah berbuat seenaknya, tapi ... Saya lebih membencimu jika kamu terus seperti ini ... sudah lah ...," pintanya dengan suara bergetar. "Apapun yang terjadi ... akan kubuat mereka (Baby First) menderita," lanjutnya sembari mengelus punggung Axis.
....
Sementara itu di tempat lain di waktu yang sama, Seven sedang berbincang dengan seorang gadis misterius, mengenakan pakaian serba hitam, wajah ditutupi dengan masker berwarna hitam pula. Menambah kesan misterius pada gadis yang memiliki rambut pendek nan hitam ini.
Gadis berusia dua puluh tahun itu duduk dengan santainya di hadapan Seven. "Apapun yang terjadi ... jangan kau sentuh gadis yang bersama Pilox waktu itu(Axis yang dia maksud). Jika kau ingin selamat," ancam gadis misterius tersebut pada Seven yang kini berdiri di hadapannya.
Mendengar hal itu Seven mendadak berkeringat dan detak jantungnya pun terpompa begitu cepat. "Ba-Baik leader," jawabnya ketakutan.
Seven baru saja mengatakan leader? Berarti gadis ini bukanlah pemimpin dari organisasi Baby First. Lalu apa hubungan Axis dengan gadis misterius itu?
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Is My Life-Re make-
Mystery / ThrillerMengisahkan sekelompok remaja yang memiliki latar belakang berbeda-beda, memutuskan untuk menjadi hacker. karena beberapa alasan. Salah satunya balas dendam, berbagai komplik dan misteri yang terjadi. Begitu juga dengan musuh misterius LITTLE MONSTE...