19. Musuh Misterius

36 29 268
                                    

-Terkadang Seseorang Harus Diingatkan Dengan Ingatan Yang Menyakitkan Agar Lebih Kuat-
-Axis-

Rencana ke 3

Sehari setelah Biscuits bertemu dengan Android (Angra), mereka berdua akhirnya bertemu kembali, kali ini ia bertemu tanpa setingan meskipun sebenarnya ia berencana untuk mengatur pertemuannya seperti pertemuannya yang kemarin.

"Kamu Buscuits, 'kan?" sapa Angra yang saat itu berada di depan sekolah Angra.

"Siapa, yah?" canda Biscuits sembari mengerutkan keningnya.

"Ih, kamu masa tidak kenal sama saya, sih. Padahal kita baru ketemu kemarin." Angra memukul perut Biscuits dengan pelan.

Senyum terukir jelas di wajah pria kelahiran Uludaya itu. "Bercanda," ucapnya memandangi wajah angota Baby First tersebut. Memang hari ini hari keberuntunganku, batin Biscuits.

"Biscuits, kamu mau kemana?" tanya gadis yang masih duduk di sekolah tingkat atas itu.

"Nggak kemana-mana, kok. Bagaimana kalau kita makan." Biscuits mengarahkan bola matanya ke kiri dan ke kanan.

"Boleh," jawab Android singkat.

Mereka berdua pun pergi bersama-sama untuk mengisi perutnya yang kosong. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan bukan? Biscuits harus tetap mendekati gadis ini agar bisa membalaskan dendamnya.

...

Setelah beberapa menit mereka berjalan, mereka pun sampai di salah satu rumah makan yang ada di sekitaran sekolah Android (Angra).

Warung makan yang meiliki luas sekitar 8x8m itu kini sedang ramai pengunjung. Kedua bola mata Biscuits memerhatikan pengunjung yang tengah menyantap makanannya.

Dengan perlahan mereka berdua mendudukkan dirinya di atas kursi saling berhadapan. Sebelum memesan, mendadak Biscuits bangkit dari duduknya karena ingin pergi ke toilet.

"Angra kamu yang pesan yah, saya mau ke toilet dulu," pinta Biscuits meninggalkan tempat itu dan dijawab dengan anggukan olah gadis itu.

Biscuits pun berjalan meninggalkan Angra yang sedang memesan makanan. Setelah sampai di toilet, pria itu segera menghubungi Axis.

Di dalam perbincangan jarak jauhnya dengan Axis, dia pun menyampaikan perasaan kesalnya karena merasa dibodohi oleh gadis itu.

Namun, pria itu disadarkan kembali bahwa ia melakukan ini bukan untuk siapa, melainkan untuk membalaskan dendam Pilox.

"Pokoknya kamu lakukan ini dan ingat teus perjuangan Pilox. Karena terkadang seseorang harus diingatkan dengan ingatan yang menyakitkan agar lebih kuat," ucap Axis sebelum memutuskan telponya.

Setelah berbincang dengan Axis melalui telponnya, ia pun menghela napas dan segera keluar dari toilet dan menghampiri Angra dengan penuh keyakinan.

Di meja makan kemudian ....

"Kamu sudah makan?" tanya Biscuits sembari menahan tawa karena melihat Angra makan dengan lahapnya.

"Habisnya ... kamu lama sekali," Angra menghindari kontak mata dengan pria itu karena merasa malu.

"Kamu tuh, yah." Biscuits mengambil sebutir nasi yang tertinggal di samping kanan atas bibir Angra.

Setelah Biscuits melakukan aksinya seketika pipi Angra memerah karena tak mampu menahan rasa malu.

***

Rasa Yang Tak Penting

Keesokan harinya di rumah Angra, dia sedang tersenyum-senyum sendiri karena, sedang memikirkan Biscuits yang beberapa hari ini dia temui.

Is My Life-Re make-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang