05. SEASON

284 202 1.2K
                                    


-Jika kamu tidak tahu untuk fokus, maka kapan kamu akan berhasil?-

-Biscuits-

Pilihan

Karena laptop Biscuits sedang rusak, ia berniat membeli laptop yang baru. Ditemani oleh kakaknya, di toko elektronik sedari tadi Biscuits sedang memilih-milih laptop yang berada di dalam etalase.
Toko saat ini sedang padat pengunjung.

Penjual dan pembeli sibuk dengan transaksinya. Sementara itu Lafasya hanya berdiam diri di belakang Biscuits yang tengah memilih laptop.
Sebagai anak IT, dia sangat kagum melihat segala jenis laptop yang ada di sana, itulah yang membuatnya lama memilih.

Tentunya juga kriteria pilihan Biscuits di atas rata-rata karena ia sudah paham betul dengan masalah laptop atau elektronik lainnya.

"Aduh, kamu kok lama banget sih, sudah tiga jam kita di sini, tetapkanlah pilihanmu," nyinyir Lafasya bosan menunggu.

"Iya. sebentar lagi, Kak!" pekik Biscuits pelan, matanya terus membola ke beberapa bagian etalase.

Tak lama setelah perbincangan singkat itu, sepasang mata Biscuits terfokus pada laptop yang ber-merk Microsoft Word Wes Suface Pro 7 berwarna hitam.

Microsoft Word Wes Suface Pro 7 meskipun dari tampilan sepertinya lebih cocok untuk desainer atau blogger, tapi secara spesifikasinya laptop ini oke juga buat para hacker. Dibekali dengan Intel Core i7 yang ditopang oleh RAM 8GB menunjang kegiatan hacking yang membutuhkan banyak program. Lalu ditanamkan pula penyimpanan berupa SSD 256GB.

"Aku beli yang ini, Kak," ujar Biscuits terlihat senang, seraya menunjuk barang yang ia minati.

"Yah, terserah aja, sih," jawab Lafasya singkat, dan mendengus samar.

Coba dari tadi seperti ini. Sumpah, aku lapar banget ya Tuhan, batin Lafasya. Mencoba sabar, bahkan perutnya pun sudah keroncongan minta makan.

Biscuits dengan bangga membawa laptop yang dipilihnya ke meja kasir. "Kak, aku beli ini, yah." Biscuits memberikan laptop itu pada seorang wanita yang sedang menjaga. "Kak. Berapa harganya?" tanya Biscuits

"Tiga puluh empat juta, Dek."

Biscuits mengambil ATM dari dompetnya. "Ini, Kak." Dia memberikan ATM itu pada kasir. Pegawai itu mengambil ATM Biscuits lalu menggeseknya ke alat penggesek kartu.

"Ini Dek, barangnya. Terima kasih atas kunjungannya," ujar wanita kasir yang cantik itu sembari memberi laptop yang di beli Biscuits.

Setelah mereka membeli laptop itu, mereka berdua pun meninggalkan tempat itu. Lafasnya yang sedari tadi sudah menahan laparnya pun mengajak Biscuits makan.

Sebenarnya, Lafasya belum mengetahui penyebab Biscuits membeli laptop baru, dia berpikir kalau Biscuits membeli laptop itu untuk dijual kembali atau laptop itu akan menjadi miliknya. Lafasya lantas tersenyum memikirkan hal itu.

"Untuk apa 'sih, kamu beli laptop baru lagi?" tanyanya dengan kening yang berkerut.

"Laptop aku rusak, Kak. Ada yang meratasnya," jawab Biscuits dengan nada rendah.

Mendengar penjelasan dari Biscuits, Lafasya sedikit kecewa. Karena, ia kira laptop yang barusan dibeli Biscuits akan menjadi miliknya. "Wah, kamu kena kurama tuh," canda Lafasya dengan mimik wajah yang sedikit berubah.

Pembicaraan hangat mereka berdua tiba-tiba terhenti, saat Biscuits menabrak seorang perempuan yang lumayan cantik, yang kira-kira seumuran dengan Lafasya dan tingginya sekitar seratus lima puluh sembilan sentimeter.

Is My Life-Re make-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang