-Simpanlah rasa malumu hari ini untuk masa depan-
-Axis-
Pilox Sang Pembunuh"Sekarang, kalian semua bubar!" perintah penjaga itu yang membuat Biscuits mendesah kecewa.
Axis menarik tangan Biscuits, untuk mengajaknya pergi dari tempat itu.
"Sial!" keluh Biscuits. Aku harus bagaimana? Padahal aku baru bertemu dengannya, dan kita tidak sempat bebicara, batin Biscuits sambil menahan kesedihannya.
Dua jam kemudian ...
Axis pun mendekap Biscuits yang sedang gelisah dan mencoba menghiburnya. Biscuits hanya terdiam dalam pelukan hangat sahabatnya itu. Mereka berdua memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum pulang sembari menenangkan pikiran.
Keajaiban, seketika pelukan mereka terhenti setelah mendengar sapaan dari arah belakang dan suara tak asing yang mereka dengar baru-baru ini.
"Hey! Berhentilah menangis, pecundang!" tegur seseorang yang memiliki tinggi badan sekitar seratus enam puluh empat sentimeter yang terlihat sedang terluka parah.
Biscuits menegang di tempat saat suara itu memaksa memasuki indera pendengarannya. Mereka berdua terkejut dengan kedatangan Pilox.
"Pilox, kamu selamat!" pekik Axis menghampiri Pilox dan dibalas tawa lemah oleh pria penuh luka itu.
"Aku sangat berterima kasih, kawan. Karena kau telah menyelamatkanku. Tapi, lukamu?" ujar Biscuits merasa tak enak.
"Ini masalah biasa ...," sanggah Pilox sembari mengingat kejadian yang terjadi sebelumnya.
Beberapa saat yang lalu ....
Terlihat ada beberapa orang sedang memukuli Pilox dengan benda tumpul, Pilox meringis dan mengusap darah dari sudut bibirnya kasar.
"Bajingan!" bentak Pilox akan tetapi ia berusaha terlihat sekuat mungkin.
Walaupun ia ditendang, disetrum, diinjak-injak, diludahi dan berbagai macam perlakuan yang tak manusiawi di lontarkan padanya hingga membuatnya tersiksa berat. Tetapi, setelah mendapatkan perlakuan itu Pilox hanya tertawa lepas. "Cu-ma segini?" ejek Pilox membuat musuhnya marah.
"Katakan! siapa yang menyuruhmu!!" bentak penjaga itu sembari menusukkan besi panas ke paha Pilox.
"Aakh!!! Cuih! Sampai kapanpun ... aku t-tak akan memberi tau! " teriak Pilox yang kemudian meludahi penjaga itu.
Penjaga itu menggeram dan mengepalkan tangannya menahan emosi. "Sialan kau! Teman-teman habisi dia!'' teriak penjaga itu.
Setelah mendapat perintah dari atasan, mereka yang ada di gedung itu dengan senang menghajar Pilox habis-habisan.
Setelah mendapatkan penyiksaan yang begitu berat, Pilox mulai melakukan perlawanan. Meskipun, pada saat itu ia sedang terluka karena sudah tertusuk besi panas sebanyak empat kali dan beberapa kali pukulan benda tumpul. Akan tetapi, ia tetap bersikeras untuk melawan. Tinjuan demi tinjuan yang ia lontarkan berhasil mengenai lawannya.
Di tengah pertarungan satu lawan delapan itu, Pilox tiba-tiba mengeluarkan gas air mata dari saku celananya dan menjatuhkannya ke lantai yang membuat musuhnya panik luar biasa.
Tempat itu seketika dipenuhi dengan asap yang tebal, di tengah asap yang tebal itu Pilox melawan para penjaga itu dengan sebuah pisau dan menggunakan instingnya dalam bertarung. Karena, tidak mungkin Pilox bisa melihat musuh dalam keadaan seperti ini.
Tusukan demi tusukan yang ia layangkan pada tubuh penjaga itu. Dengan napas tersengal-sengal, Pilox berlari di tengah kepungan asap. Dengan modal nekat ia hanya mengayunkan pisaunya dengan mengandalkan instingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is My Life-Re make-
Mystery / ThrillerMengisahkan sekelompok remaja yang memiliki latar belakang berbeda-beda, memutuskan untuk menjadi hacker. karena beberapa alasan. Salah satunya balas dendam, berbagai komplik dan misteri yang terjadi. Begitu juga dengan musuh misterius LITTLE MONSTE...