28. Menambah Masalah

492 24 4
                                    

"Jadi, sekarang jelaskan secara langsung," ucap Johan pada Edgar yang memang tengah duduk di hadapannya.

Saat ini, Johan dan Nelda memang sudah berada di unit apartemen cucunya. Setelah melihat dan mendengar apa yang terjadi, pada akhirnya keduanya pun bergegas untuk pergi berkunjung menemui cucu mereka. Atau tepatnya, Johan yang tidak bisa menahan diri. Ia ingin segera berbicara dengan Edgar secara langsung. Tentu saja hal tersebut berkaitan dengan hubungan di antara keduanya.

Edgar yang mendengar perkataan tersebut pun sama sekali tidak merasa terkejut atau gelisah. Ia masih terlihat tenang sebelum berkata, "Sepertinya tidak perlu menjelaskan apa pun mengenai hubungan kami. Karena semuanya sudah Selena jelaskan sebelumnya. Saat ini, yang bisa kukatakan adalah, aku benar-benar tulus mencintai Selena. Bahkan aku sudah berpikir untuk menikahi Selena."

Nelda pun memasang ekspresi terkejut, tetapi melirik cucunya dengan penuh goda. Tentu saja Nelda tahu bahwa hubungan Edgar dengan cucunya ini sungguh menarik. Padahal awalnya Selena benar-benar tidak menyukai Edgar. Bahkan ia tidak senang ketika harus berinteraksi dengan Edgar, walau hanya untuk mengantarkan makanan. Namun, kini keduanya malah memiliki hubungan pedas manis sebagai seorang pasangan kekasih.

Selena yang menyadari tatapan tersebut tentu saja berusaha untuk menghindarinya, benar-benar kesal karena neneknya masih saja menggodanya di situasi tersebut. Sementara itu, Edgar melanjutkan perkataannya dengan berkata, "Lalu ada hal lain yang perlu kuakui. Sebenarnya hubunganku dengan Selena tidak mendapatkan restu dari ayahku. Hanya saja, itu bukanlah halangan bagiku untuk menjalin hubungan yang serius dengan Selena."

"Kalian bahkan tidak mendapatkan restu dari ayahmu, lalu kau masih berpikir untuk melanjutkan hubungan ini? Apa itu masuk akal?" tanya Johan tampak sangat serius. Tentu saja ia harus serius, megingat masalah ini berkaitan dengan masa depan cucunya.

Lalu Edgar pun mengangguk. "Itu masuk akal. Sebab yang akan menjalani hubungan ini adalah aku dan Selena. Aku yang akan bertanggung jawab atas Selena ketika kami benar-benar menikah nantinya. Dengan segala hal yang bisa kulakukan dan apa yang kumiliki, aku rasa aku bisa memastikan jika Selena akan hidup bahagia sekaligus hidup dengan nyaman. Aku akan memastikannya," ucap Edgar tampak tak kalah serius.

Jujur saja, mendengar hal tersebut membuat jantung Selena berdegup dengan kencangnya. Dirinya tidak menyangka bahwa Edgar akan seserius itu dengannya. Bahkan Edgar tidak ragu untuk melepaskan posisinya sebagai seorang pewaris sekaligus kehidupan nyamannya hanya untuk hidup dengannya. Sungguh menyentuh bagi Selena. Hingga membuat Selena semakin merasa tidak ingin terpisah atau kehilangan sosok pria yang beberapa saat sebelumnya bahkan ia benci tersebut.

Johan dan Nelda saat ini saling berpandangan. Seakan-akan ingin memastikan apa yang dipikirkan mereka satu sama lain. Lalu pada akhirnya Nelda pun bertanya pada cucunya, "Selena, apa kau yakin ingin menjalin hubungan dengan Edgar? Dengan semua situasi di antara kalian?"

Tentu saja Selena dan Edgar sama-sama mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Nelda saat ini. Selain restu dari orang tua Edgar yang tidak bisa mereka dapatkan, mereka juga memiliki situasi spesial lainnya. Di mana mereka memiliki perbedaan usia yang cukup jauh, mereka terpaut usia hampir sepuluh tahun. Lalu ada situasi lain yang mungkin saja menjadi penghalang. Hal tersebut tak lain adalah fakta bahwa Selena dan Edgar memiliki status mahasiswi dan seorang professor.

Pandangan dan pendapat orang-orang di sekitar mereka secara garis besar memang akan menjadi kendala paling utama. Jika keduanya memang tidak sanggup untuk menghadapi kondisi tersebut, jelas menurut Nelda dan Johan, berhenti adalah pilihan yang terbaik bagi mereka. Namun, Selena dan Edgar sepertinya memang sudah memiliki tekad yang sama. Selena mengangguk dan menjawab, "Iya, Nenek. Sepertinya, aku sudah benar-benar jatuh cinta padanya."

Sementara Edgar pun segera berkata, "Aku juga harus meminta maaf. Sebab jujur saja, aku sebenarnya tidak ingin mengungkapkan hubungan kami dengan cara seperti ini. Tapi, situasi dan kondisi memaksa kami melakukan hal ini."

Johan yang mendengar hal itu pun menggeleng. "Kau tidak perlu terlalu memikirkan hal itu. Kami, sebagai kakek dan nenek yang merawat Selena sejak kecil, sadar bahwa kini kami tidak bisa lagi ikut campur dalam kehidupan Selena. Kini, kami akan membiarkan Selena untuk mengambil keputusan mengenai hubungan kalian sendiri," ucap Johan dengan kata lain memberikan restu selama Selena memang menginginkannya.





***





Di saat Selena dan Edgar sama-sama berada dalam kondisi yang sangat baik, karena sudah mendapatkan jalan untuk melanjutkan hubungan mereka, tiba-tiba masalah pun muncul. Masalah tersebut muncul karena sebuah rumor buruk mengenai Selena dan Edgar merebak. Rumor itu sangat merugikan dan memojokkan Edgar. Mengingat rumor tersebut menyebut jika Edgar selama ini memiliki hubungan yang spesial dengan Selena.

Hubungan yang tepatnya dipaksakan. Selama Selena menjadi asisten Edgar sebagai profesornya, Selena mendapatkan beberapa perlakuan yang tidak pantas. Selain dimanfaatkan dalam mengerjakan beberapa hal, Selena juga mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh. Terlebih, kabarnya Selena terpaksa melakukan hal tersebut karena untuk memastikan nilainya terpenuhi.

Jelas, rumor tersebut membuat gaduh. Terutama bagi orang-orang yang mengenal Selena. Mereka semua tahu jika Selena adalah mahasiswi yang rajin dan cerdas. Bahkan nilainya selalu di atas rata-rata di setiap mata kuliahnya. Jadi, mereka yakin jika sampai Selena harus melakukan hal tersebut, sudah dipastikan bahwa Selena memang ditekan dan dimanfaatkan. Mereka pun sibuk membuat spekulasi-spekulasi baru terkait masalah tersebut. Membuat forum kampus menjadi semakin sibuk membahas hal tersebut.

"Tidak, aku tidak bisa terus seperti ini. Aku harus pergi dan membantu Edgar," gumam Selena dengan rasa gelisah yang memang sudah tidak lagi bisa ia kendalikan.

Saat ini, Selena memang berada di unit apartemennya sendiri. Selena tidak diizinkan untuk pergi ke kampus oleh Edgar. Alhasil, Selena memang tidak masuk kuliah setelah rumor dan kekacauan tersebut muncul. Dirinya memang diminta oleh Edgar untuk tetap di apartemennya hingga semuanya ia selesaikan. Hanya saja, Selena pada akhirnya tidak bisa tetap tinggal diam saat dirinya melihat kondisi forum kampusnya semakin ramai dalam membicarakan hal tersebut.

Selena mengenakan jaket dan bergegas untuk ke luar dari apartemennya. Namun, begitu dirinya membuka pintu, dirinya berhadapan dengan sosok yang tidak terduga yang ternyata baru saja akan menekan bel pintu apartemennya. Sosok tersebut tak lain adalah Lidia yang masih hadir dengan aura anggun yang begitu tenang sekaligus memikat. Lidia pun berkata, "Kau terlihat sangat terburu-buru. Tapi kurasa kau terlalu terlambat jika pergi ke kampus di waktu ini."

Selena yang mendengar hal tersebut jelas terdiam. Ia merasa jika Lidia sungguh berbahaya. Selain jelas menunjukkan bahwa dirinya memang menginginkan Edgar tanpa merasa canggung sedikit pun di hadapan kekasih pria yang ia inginkan, Lidia bahkan menemui dirinya secara pribadi seperti ini. Sungguh sangat berani, atau lebih tepat disebuh sebagai tidak tahu malu?

"Ada urusan apa kau datang ke mari?" tanya Selena tanpa basa-basi. Tentu saja Selena tidak memiliki niatan untuk memiliki hubungan yang baik dengannya.

Lidia yang menyadari hal tersebut pun tersenyum tipis lalu berkata, "Aku ingin berbicara empat mata denganmu. Jadi, kurasa kau harus membatalkan niatmu untuk pergi ke kampus, apalagi jika dengan niatan ingin membantu Edgar. Sebab kau tidak mungkin bisa membantu Edgar."

Selena yang mendengarnya tampak tidak percaya dengan pendengarannya sendiri dan bertanya, "Apa?"

Lidia tersenyum dan menjawab, "Kedatanganmu di sana, bisa saja malah semakin membuat Edgar dalam kesulitan. Jadi, lebih baik kita masuk dan berbicara empat mata."

Playing with My ProfessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang