30. Keberanian Selena

386 33 3
                                    

Edgar berlari dari lift dan menuju unit apartemen Selena dengan terburu-buru. Namun sebelum dirinya memasukkan kode unit apartemen tersebut, Selena sudah lebih dulu ke luar dari sana dengan ekspresi yang begitu panik. Bahkan Selena terlihat menangis dengan derasnya. Namun, Edgar tidak mencoba untuk bertanya atau mengatakan apa pun. Sebab dirinya memang sudah tahu apa yang terjadi dari kakek dan nenek Selena yang sebelumnya sudah lebih dulu menghubunginya.

Edgar memeluk Selena yang tengah menangis dan melihat kotak paket yang sudah terlihat berantakan di tengah apartemen Selena. Lalu Edgar pun memilih untuk menggendong Selena dan berbisik, "Kita ke apartemenku dulu."

Edgar segera membawa Selena menuju unit apartemennya. Dengan niat untuk mengamankan Selena di sana, yang memang menjadi tempat yang paling aman baginya untuk saat ini. Setibanya di sana, Edgar memberikan satu cangkir minuman hangat dan menempatkan Selena di kamarnya, kamar utama di unit apartemen tersebut. Saat itulah Edgar mengirim pesan pada nenek Selena, bahwa kini Selena sudah aman bersama dengannya. Jadi, kakek dan nenek Selena tidak perlu mencemaskan apa pun lagi.

Setelah itu, Edgar juga meminta staf keamanan untuk memeriksa siapakah yang mengirim paket teror itu untuk Selena. Atau setidaknya riwayat pengiriman paket. Karena Edgar yakin, ada catatan mengenai hal tersebut. Mengingat keamanan gedung apartemen tersebut memang sangat baik. Jadi rasanya sangat mustahil jika hal tersebut tidak bisa diketahui. Edgar sendiri tidak bisa menebak siapa orang yang menjadi dalangnya.

Saat ini yang menjadi penghalang atau yang menentang hubungannya dengan Selena tak lain adalah ayahnya serta Lidia. Namun, Edgar tahu dengan baik, bahwa ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh Myles atau Lidia. Tepatnya, ini bukanlah hal yang akan dilakukan oleh Myles dan Lidia yang sama-sama selalu melakukan semuanya dengan cara yang berkelas. Jelas apa yang tengah terjadi ini sama sekali bukanlah level Myles dan Lidia.

"Ed?" panggil Selena pada Edgar yang memang masih sibuk dengan ponselnya. Namun, begitu mendapatkan panggilan tersebut, Edgar meletakkan ponselnya begitu saja.

Setelah itu Edgar beranjak menuju ranjang dan mengusap pipi kekasihnya dengan penuh kelembutan. "Hm, ada apa? Apa ada hal yang kau inginkan?" tanya Edgar.

Selena yang mendengar hal tersebut pun mengangguk. "Jangan pergi, temani aku," ucap Selena.

Edgar pun membawa Selena untuk berbaring di ranjangnya yang luas dan empuk tersebut. Lalu ia berkata, "Tentu saja. Tanpa kau minta pun, aku pasti akan menemanimu. Jadi, sekarang pejamkan matamu. Mari kita tidur."

"Aku tidak bisa tidur," gumam Selena yang kini menjadikan tangan Edgar sebagai bantalan dari kepalanya. Tentu saja Edgar yang memposisikan Selena seperti itu. Posisi mereka terasa begitu dekat dan intim.

"Apa kau masih merasa takut?" tanya Edgar sangat tepat menebak apa yang saat ini tengah dirasakan oleh kekasihnya.

Selena mengangguk dalam pelukan Edgar dan meringkuk semakin menempel pada kekasihnya itu. "Sebenarnya itu hanyalah bangkai dan beberapa kata ancaman. Tapi entah mengapa itu terasa begitu menakutkan hingga membuatku merasa cemas karena berbagai hal," ucap Selena mengungkapkan apa yang tengah ia rasakan saat ini secara jujur pada Edgar.

Edgar sendiri paham dengan apa yang dirasakan oleh Selena tersebut. Akhir-akhir ini, Selena memang menghadapi situasi yang sangat sulit. Membuat Selena sepertinya merasa begitu tidak nyaman dan terancam karena banyak alasan. Tentu saja Edgar akan berusaha sebaik mungkin untuk melindungi Selena. Namun, sepertinya usahanya masih kurang. Edgar juga tidak bisa mengatakan pada Selena bahwa dirinya tidak perlu merasa takut lagi, karena perkataan seperti itu tidak akan cukup bagi Selena yang tengah berada dalam keadaan terancam tersebut.

Edgar semakin mengeratkan pelukannya pada Selena. Lalu ia berkata, "Aku tau, kau pasti merasa takut. Tapi untuk sekarang kau aman. Aku akan di sini. Kau tengah berada dalam pelukanku, dan tidak ada orang yang berani untuk mengganggu atau menyentuhmu."

Selena yang merasakan kehangatan dari pelukan Edgar pun sadar bahwa dirinya saat ini memang benar-benar aman. Ketegangan yang sudah menghilang pada akhirnya menyisakan rasa lelah dan kantuk yang membuat Selena tidak lagi bisa menahan diri untuk menguap. Lalu pada akhirnya Selena pun bertanya, "Jadi, aku bisa tidur?"

Edgar mencium puncak kepala Selena dan berkata, "Tentu saja. Kau bisa tidur. Aku akan selalu berada di sisimu, Selena."

Mendengar hal itu, Selena pun memejamkan matanya dan tidur dengan begitu tenang. Ia tahu, bahwa Edgar sama sekali tidak akan meninggalkan dirinya. Karena itulah Selena bisa tidur dengan tenang dan percaya sepenuhnya pada Edgar. Sementara di sisi lain, Edgar memperhatikan Selena dengan tenang. Ia menghela napas lega, karena setidaknya kini Selena tidak lagi menangis dan bisa tidur dengan tenang.

Edgar sebenarnya ingin tidur seperti Selena. Namun, dirinya tidak bisa melakukan hal tersebut. Sebab pada akhirnya ia yang waspada pun selalu terjaga. Berjam-jam waktu berlalu, dan ketika lewat tengah malam tiba-tiba Edgar mendengar ponselnya yang berdering. Tanda jika ada telepon masuk. Pada awalnya Edgar memilih untuk mengabaikannya karena berpikir itu akan berakhir ketika dirinya mengabaikannya. Namun, telepon itu terus masuk.

Hingga pada akhirnya Edgar dengan hati-hati beranjak dan memeriksa ponselnya. Lalu saat itulah Edgar melihat bahwa penelepon keras kepala tersebut tak lain adalah ayahnya, Myles. Edgar terdiam sesaat sebelum memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut. Lalu bertanya, "Ada apa?"





***




"Jangan beranjak dari ranjangmu. Ingat, jangan pergi atau membukakan pintu untuk orang asing," ucap Edgar karena dirinya memang harus pergi sebentar untuk mengurus masalah yang memang harus ia selesaikan secara langsung.

Edgar meninggalkan Selena seorang diri karena yakin keamanan apartemennya sudah semakin meningkat terlebih karena kejadian sebelumnya. Selain itu, Edgar hanya keluar sejenak untuk memastikan bahwa persiapan pembukaan bisnis dan perusahaannya dilakukan dengan sempurna sesuai dengan apa yang ia inginkan. Selain itu, kakek dan nenek Edgar akan datang dalam waktu yang cepat karena sebelumnya mereka mengatakan hal tersebut padanya. Mereka sangat cemas karena kejadian sebelumnya dan ingin melihat kondisi cucu mereka tersebut secara langsung.

Selena yang mendengar perkataan Edgar pun mengangguk. "Aku mengerti. Tapi, janji kau harus segera kembali," ucap Selena.

Edgar mengangguk. Ia mengecup kening Selena dan berkata, "Aku hanya pergi satu jam. Aku akan berusaha kembali lebih cepat dari waktu yang kutentukan tersebut."

Edgar pun bergegas untuk pergi dan mengurus semua hal yang berkaitan dengan niatannya untuk fokus pada usahanya. Sementara Selena yang ditinggal di apartemen Edgar pun mencari kegiatan yang bisa ia lakukan. Selena memilih untuk bermain dengan komputer Edgar. Mencoba untuk mencari sesuatu yang menyenangkan di sana. Di saat itulah Selena mendengar suara bel, dan Selena bergegas untuk memeriksa siapakah yang datang melalui intercom.

Ternyata itu adalah Myles. Selena pun bergumam, "Sepertinya masalah demi masalah terus datang ke dalam kehidupanku."

Karena tidak mungkin untuk mengabaikan Myles yang secara terang-terangan mengatakan melalui intercom bahwa ia tahu Selena ada di sana, pada akhirnya Selena membukakan pintu dan mempersilakan Myles masuk. Secara alami Selena menjadi seorang tuan rumah dan menjamu Myles. Ia menyajikan teh untuk Myles sebelum duduk berhadapan dengan pria yang berstatus sebagai ayah dari kekasihnya tersebut. Sebenarnya situasi itu agak canggung, mengingat saat ini seorang ayah tengah berhadapan dengan gadis yang berada di rumah putranya.

"Aku tidak akan berbasa-basi, segera putuskan hubunganmu dengan Edgar. Aku benar-benar tidak ingin putraku menghabiskan sisa waktunya denganmu," ucap Myles.

"Apa karena status kami?" tanya Selena.

"Benar. Tepatnya, karena kau. Karena pengaruh buruk darimu, pada akhirnya putraku menjadi kehilangan banyak hal. Saat ini saja, Edgar harus berhadapan dengan keluarga Merlin. Sebab Edgar membocorkan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan milik keluarga Lidia tersebut. Tentu saja semua itu dilakukan oleh Edgar demi dirimu. Edgar sudah melarkah terlalu jauh hanya untuk dirimu, dan aku tidak bisa membiarkan hal ini terus beralnjut. Aku tidak bisa melihat putraku menghancurkan dirinya sendiri," ucap Myles.

Selena yang mendengar hal itu jelas memasang ekspresi yang gugup. Saat ini Selena tengah berusaha untuk mengumpulkan segenap keberanian yang ia miliki. Lalu Selena berkata, "Karena Edgar sudah melakukan semua ini demi diriku, maka semakin bertambahlah alasan bagiku untuk tidak meninggalkan Edgar. Bagiku, bersama dengan Edgar adalah pilihan yang paling tepat yang tidak akan mungkin aku sesali nantinya. Jadi, maaf. Aku tidak bisa memenuhi keinginanmu."

Playing with My ProfessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang