Di Sabtu malam ini, semua pekerja kerajaan mendapat cuti untuk turut menyaksikan seleksi sayembara yang telah raja Amania buat.
Jeon Jungkook menghadirkan beberapa kandidat peserta, yang mungkin terpilih untuk menjadi penghibur istananya.
"Yang mulia, Ibu suri menanti kehadiran anda."
Ucap Kasim kerajaan, yang baru saja mengabari Jungkook.
Laki-laki itu berdiri, berjalan meraih pedang yang selalu Jungkook bawa kemanapun. Menatap dirinya sendiri pada pantulan cermin, siapa sangka Jungkook teralihkan oleh atensi wajahnya yang tampan itu.
"Tolong syal rajut ku."
"Baik yang mulia."
Suhu Amania tengah berada di musim dingin, Jungkook meminta Kasim kerajaan memberikannya syal rajut yang sudah Gurem jahit untuk dirinya secara khusus.
Pelayan tadi membantu memakaikan itu, melilitkan dengan nyaman syal yang baru saja rajanya pinta.
Setelah di rasa cukup, Jungkook mulai melangkah dengan pintu kamar pribadinya yang terbuka. Menyusuri lorong istana, hingga akhirnya suara riuh masyarakat yang tengah menunggu hiburan di mulai perlahan terdengar.
"Semuanya aman?"
"Tentu, yang mulia." Jawab perdana menteri Kim.
Namjoon selalu berada di sisi Jungkook, begitu juga saat dirinya menjadi seorang penasihat kerajaan kala Jungkook membutuhkan sesuatu. Telah bersama sejak remaja, Namjoon adalah kakak kelas Jungkook saat dia menempuh pendidikan di sekolah bangsawannya dulu.
"Selamat malam, yang mulia."
Sapa dua orang gadis, yang kini membungkuk kearahnya. Jungkook mengukir senyuman terbaiknya, mempersilahkan kedua putrinya kembali duduk pada kursi yang tersedia.
Jeon Yura, seorang Omega yang berusia genap 7 tahun. Juga sang adik Jeon Yuri, seorang Alpha wanita yang tidak lain adalah kembaran sang kakak.
Jungkook menjabat sebagai seorang raja hampir lebih dari lima tahun ini. Dia dan Gurem menikah lebih dulu, jauh saat mendiang ayahnya masih ada.
Sebagai putra mahkota, dengan menyandang gelar Alpha Jungkook begitu di bebani tanggung jawab kerajaan. Meskipun keberadaan Seokjin jauh sebelum kelahiran Jungkook, sebagai seorang Omega dia tetap bukan apa-apa.
"Selamat malam, yang mulia raja."
"Selamat malam."
Gurem datang, duduk tepat di sebuah singgasana yang tidak jauh dari tempat Jungkook berada. Mulai menikmati setiap pertunjukan yang di suguhkan, Ibu suri juga Seokjin kini memfokuskan perhatiannya.
Semua orang yang ikut sayembara itu memberikan pertunjukan terbaik, menyuguhkan semua keunggulan mereka juga apa yang begitu mereka banggakan.
Di suguhkan dengan banyak lagu juga tari tradisional, semua masyarakat menikmati jalannya acara itu dengan begitu khidmat.
Ini sudah hari ke lima, sayembara itu menyisihkan beberapa kandidat yang berhasil lulus seleksi awal. Hanya sisa 3 kandidat saja, entah siapa yang akan menjadi pemenangnya.
"Yang mulia, sudah hampir di penghujung acara. Apa yang mulia sudah memikirkan siapa pemenangnya?" Tanya perdana menteri Kim.
"Aku tidak tahu, tidak ada yang menyita perhatian ku."
Jungkook bingung harus memutuskan apa, dia bahkan tidak tertarik pada seluruh peserta yang kini telah menunjukkan bakatnya.
Sebelum akhirnya, Jungkook mendengar sebuah keributan di bawah panggung yang begitu mengganggu fokusnya. Namjoon melirik pada keributan itu, Jungkook hendak bangkit namun genggaman tangan Gurem mencegahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/312333914-288-k695515.jpg)