두 번째 챕터 6.

2.4K 257 27
                                    


Di tempat lain, Jungkook berjalan mendekat. Melihat tahta yang kini di duduki seorang bocah kecil berdarah bangsawan, yang akan menaiki tahta atas perintah ibu suri juga tuntutan persetujuan yang keluarganya buat.

Bocah kecil itu bergetar, meremat jubah resmi yang kini dia pakai atas perintah kerajaan. Mahkota Jungkook yang kini ada di atas meja sidang, itu siap di turunkan pada calon raja yang baru.

"Minggir, kau terlalu muda untuk berurusan dengan ku!"

Ucap yang mulia raja, mengambil kembali mahkota yang tadi sempat ada di hadapan bocah laki-laki itu.

Memakainya, Jungkook bahkan membuka lembar gulungan yang mengatakan jika dia telah tiada dengan stempel kerajaan palsu. Menyobeknya, membuang itu tepat di depan wajah ibu suri juga paman dari yang mulia raja Vadhyaksa.

Bruk!

Meletakkan stempel kerajaan yang asli di atas meja, Jungkook bahkan kembali menempelkan cap resmi bernamakan dirinya di atas surat kenaikan raja yang akan ibu suri angkat.

Menatap nyalang, yang mulia memperlihatkan apa yang tadi dia lakukan pada semua orang. Termasuk perdana menteri Kim, juga paman raja Vadhyaksa.

"Namaku! Aku masih memegang tahta, dan tidak ada yang bisa menjabat selama namaku masih ada dalam stempel resmi kerajaan Amania."

"Jungkook, kau—"

"Dengan ini, aku membacakan surat tuntutan atas dakwaan yang ibu suri juga sekutunya lakukan untuk melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan ku. Beliau memfitnah seorang selir yang mana tengah mengandung keturunan istana, tuduhan palsu tak berdasar di patahkan oleh kesaksian kedua orang tua dari pelayan yang sudah mereka ancam." Ucap yang mulia, mempersilahkan kedua orang tua pengawal itu masuk.

Jungkook tidak menghiraukan ucapan ibu suri, memotong bahkan tidak berniat mendengar apapun lagi saat ini. Dia hanya membaca surat tuduhan yang sudah Jungkook tulis, begitu juga atas bantuan Seokjin dan perdana menteri Kim yang berhasil menemui kedua orang tua dari pengawal yang ibu suri jadikan saksi.

"Tuduhan kedua, ibu suri juga pangeran Vadhyaksa sengaja mengirim orang untuk membunuh ku. Membunuh pangeran Vadhyaksa, juga kakak dari selir Kim yang agung. Ibu suri melakukan pemberontakan, dengan bermaksud melengserkan tahta yang ku pegang."

"Jungkook! Kau gila?"

"Ibu suri di hasut oleh pangeran Vadhyaksa selaku paman dari raja Min Yoongi, untuk membuat kabar burung tentang kematian ku. Menarik seorang bocah dari keluarga bangsawan lain untuk di jadikan seorang raja, bahkan saat aku masih ada dan bernyawa. Tuntutan lain mengenai ratu Gurem, wanita yang ku percayai sebagai seorang istri dari kedua anakku justru mendukung rencana gila itu."

Semua orang yang ada dalam ruang sidang membulatkan mata. Beberapa orang yang bersekongkol tentu mulai merasa gelisah, mereka tentu akan terseret ke dalam lubang kegelapan ini.

"Aku menjatuhi hukuman mati. Atas dosa yang telah di perbuat, juga mengotori dan merusak kepercayaan istana. Mengkhianati, juga melakukan rencana kudeta. Hukuman di lempari batu panas selama 3 malam atas dosa fitnah yang ketiganya lakukan pada selir Kim yang agung juga pangeran Min Byung Choon, hukuman pancung atas dua nyawa penting yang telah tiada, juga terakhir adalah rencana kudeta atas kekuasaan ku."

"Jungkook! Sampai hati kau pada ibumu?"

"Ini adalah hukuman yang kau buat, aku sebagai seorang raja hanya menjalani amanat yang ada."

"Untuk jajaran para menteri kerajaan yang terbukti memihak pada ketiga pengkhianat. Akan aku jebloskan ke dalam tahanan, dengan hukuman seumur hidup juga menyita segala aset yang mereka punya."

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang