스물두 번째 장.

1.4K 252 34
                                    

Hari menjelang malam. Lentera istana telah di hidupkan, selain tempat tinggal pribadi yang mulia raja. Suara serangga terdengar menenangkan, mengiringi langkah laki-laki bertubuh tegap yang kini mengikuti kemana pangeran Kim berjalan.

"Ada apa dengan mu? Jangan ikuti aku, berhenti saja!" Ucapnya, melirik sesaat ke arah perdana menteri Kim yang kini membuntutinya.

"Maaf pangeran. Selama yang mulia tidak ada, aku yang bertanggungjawab atas keselamatan anda."

"Ya, lalu? Kau mau mengikuti ku kemanapun, begitu?"

"Ya, akan ku lakukan."

"Aish, sebenarnya pekerjaan mu ini apa? Perdana menteri, seharusnya kau sibuk dengan hal yang lebih penting. Berhenti mengikuti ku!"

Pangeran Kim kembali melangkah, dengan lelah dia lagi-lagi mendengar langkah kaki perdana menteri yang sejak tadi membuntuti kemanapun dia pergi.

"Hey, kau—"

"Sia-sia, aku akan tetap membuntuti anda."

"Astaga, terserah apa mau mu!"

Keduanya pergi, benar-benar meninggalkan istana dan entah akan pergi kemana. Menggenggam sebuah gulungan, pangeran Seokjin menutup separuh mukanya seraya mulai menunggangi kuda.

Di tempat lain, yang mulia raja Vadhyaksa telah kembali ke istananya. Bersama yang mulia ratu Seol Ah, juga membiarkan selir Park yang tengah mengandung untuk beristirahat.

"Ada kabar terbaru?" Tanya yang mulia, pada orang kepercayaannya.

"Yang mulia, kepergian pangeran Min atas perintah pangeran Kim Seokjin dari Amania. Aku mendapat kabar jika pangeran Min, bersama selir yang mulia raja Jeon berada di pemukiman warga."

"Dimana?"

"Yuksoo."

"Minta para pengawal kerajaan untuk mendekat. Menyamar jadi apapun, dan lindungi keduanya dari kejauhan!"

"Laksana yang mulia raja."

Yang mulia raja Vadhyaksa tentu tidak bisa tertidur dengan tenang. Umpan konflik kali ini adalah adiknya sendiri, dan yang mulia bahkan berjanji untuk membantu selir Kim saat dia dalam bahaya.

"Byung Choon, tunggulah sebentar lagi." Gumam raja seorang diri, di dalam ruang pribadinya.

Meninggalkan kerajaan Vadhyaksa, yang mulia raja akhirnya sampai di sebuah pendopo yang terlihat begitu sunyi. Bersama gosu Jung, keduanya turun untuk memeriksa keadaan.

"Yang mulia—"

"Jangan sebut yang mulia saat kita berada di sini, kau mengerti?"

"Ya." Jawab Gosu Jung.

Taehyung tengah merapihkan alas tidurnya. Hanya memiliki dua alas tidur, Taehyung juga berusaha membersihkan alas tidur pangeran Min Byung Choon sebelum malah semakin larut.

"Kenapa kau yang membersihkan tempat tidur ku?"

"Memang kenapa? Kau tidak suka?"

"Bukan, kau kan bukan pelayan ku."

"Ya memang, lagi pula tidak harus pelayan saja kan?"

"Terserah."

Krek!

Pangeran Min menarik lengan Taehyung. Membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara, sungguh mereka takut jika pelayan istana menemukan keberadaan mereka. Atau buruknya, para perampok datang untuk menjarah benda-benda yang ada di tempat tinggalnya.

"Kau dengar?"

"Hmmm" jawab Taehyung, dengan mengangguk.

"Jangan bersuara. Masuk ke kamar mu, matikan lenteranya dan aku yang akan melihat itu ke luar."

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang