일곱 번째 부분.

2.2K 367 82
                                        

Yang mulia raja tengah duduk tidak jauh dari meja yang ada di dalam pendopo kamar mereka. Ini terlihat seperti sebuah hanok, namun hanya ada beberapa ruangan saja yang tidak terlalu besar.

Tempat makan, juga tempat tidur berada dalam satu tempat. Pendopo ini memiliki dapur umum di luar ruangan, dimana tempat itu menjadi tempat berkumpul para tabib yang lain saat tengah memasak makanan.

Meminum Soju, yang mulia raja hendak menuangkan lagi gelas sloki Taehyung dengan minuman beralkohol itu. Namun Taehyung menolak, kali ini dia menjauhkannya sloki itu dari jangkauan yang mulia raja.

"Aku tidak mau membuat kekacauan yang mulia, bagaimana jika aku memuntahkan lagi minuman itu pada bajuku." Ucapnya, mengingat malam itu Taehyung yang kacau dengan minuman beralkohol.

Jungkook menyeringai tipis, sebegitu tidak tahannya kah Taehyung untuk sekedar mencicipi Soju ini?

"Sorikkun Kim, saat usiaku belasan tahun itu. Aku sering mengamati mu, yang hampir setiap hari mencuri pandang ke arah kerajaan Amania." Ucap yang mulia raja.

"Mengapa anda tidak mengatakannya sejak awal, yang mulia?"

"Apa bisa begitu? Lalu kau akan mengetahui jika bocah kecil yang di gigit ular itu adalah aku."

"Apa tidak boleh? Kenapa?"

"Ibu suri, dia tidak mengetahui ceritanya."

Sorot matanya terdiam. Ah, jadi yang mulia bahkan tidak menceritakan bagaimana kronologinya? Selama ini, ibu suri sungguh tidak mengetahui hal itu?

"Anda takut, jika beliau marah nantinya?"

"Bukan, bukan hanya itu. Aku takut, jika ibu suri akan membuang kuda milik ku. Bahkan saat dia marah, bisa saja dia membunuh kuda itu."

Taehyung menyimak, jadi yang dia lindungi selama ini adalah seekor kuda? Sampai yang mulia raja rela tidak mengatakan, jika nyawanya hampir tiada hari itu.

"Sorikkun Kim, kau sungguh tidak mengingat tentang ku? Tidak kau kau ingin mencari tahu kabar bocah laki-laki yang kau tolong hari itu?"

Taehyung terdiam sejenak, apakah harus Taehyung mengatakan jika hampir setiap hari Taehyung menunggu bocah itu kembali datang? Alasannya menatap ke arah bangunan kerajaan, Taehyung hanya berharap bocah laki-laki itu keluar dan kembali bersitatap dengannya.

"A—aku, s—sebenarnya aku—"

"Mencari ku?"

"Aku, a—aku menunggu bocah kecil itu setiap hari. Yang mulia."

Jungkook mengangkat tatapan matanya, melirik pada laki-laki Omega yang dulu pernah dia temui.
Taehyung menunggunya? Laki-laki yang bahkan tidak tahu dia siapa selama ini.

Lengan nya terulur, menyentuh lengan Taehyung yang ada di atas meja sana. Terkejut, Taehyung hendak menghindar namun hatinya memilih untuk tinggal. Membiarkan yang mulia raja dengan sengaja menggenggam lengannya, meski Taehyung tahu hal ini tidaklah sopan untuk dia biarkan.

"Kau datang sebagai Pansori kerajaan, aku berusaha tetap diam. Berusaha menatap mu dari kejauhan, aku tahu, mungkin kebodohan ku akan membawamu dalam sebuah masalah besar."

"Tapi yang mulia, kini aku sudah berada di hadapan mu. Sudah tidak lagi menatap mu dari kejauhan, dan kini aku tahu kau orang yang juga selama ini aku tunggu. Aku—"

Grep!

Jungkook menyingkirkan meja di hadapannya, meraih tubuh Taehyung mendekat seraya memeluk Omega itu begitu erat. Di sini, di tempat ini tidak akan ada siapapun yang melihatnya sebagai Jeon Jungkook kan? Hanya sebagai Jeon Jungkook.

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang