열한 번째 장.

1.4K 285 69
                                    

Malam telah berlalu, membangunkan kedua kakak beradik yang hari ini akan menghibur para tamu kerajaan Vadhyaksa. Taehyung sudah siap dengan pakaian yang kini dia pakai. Kasim tadi masih membantu memakaikan berbagai atribut kepala yang juga kedua kakak beradik itu pakai.

"Sudah?"

Kedua Kasim kerajaan tadi mengangguk, memberikan kaca besar untuk Taehyung juga sang kakak melihat penampilan mereka.

"Wah, aku baru sadar jika aku tampan." Ucap gosu Jung.

Taehyung meliriknya malas. Apa itu? Tampan? Bukan kah memang kedua saudara ini tampan sejak lama? Apa kakaknya ini meragukan ketampanan sang ayah, yang sudah di wariskan sebagian pada kedua putranya ini.

"Kita memang tampan, sejak dulu bahkan."

"Ah benarkah? Aku tidak merasa aku tampan."

"Ya sudah jika Hyung berpikir begitu. Anggap saja, hanya aku yang tampan selama ini di antara kita berdua."

"Haish, bocah ini-"

"Gosu Jung, acara akan segera di mulai. Kehadiran Pansori sudah di tunggu sejak tadi."

"Baik, kami datang."

Jawab Hoseok, pada petugas kemanan kerajaan Vadhyaksa yang memotong perbincangannya dengan sang adik.

Keduanya bersiap, keluar dari hanok tempatnya tinggal selama keduanya ada di dalam kerajaan ini. Mengikuti ke arah mana keamanan istana melangkah, sungguh Hoseok dan Taehyung bahkan tidak tahu aula juga ruangan mana yang menjadi tempat acara hari ini.

"Yang mulia, Pansori Amania telah tiba."

"Ya, persilahkan masuk. Dan mulai acara hari ini."

Kasim tadi mengangguk, setelah menyampaikan pesan keamanan istana yang mengantar kakak beradik itu. Pintu aula terbuka, Gosu Jung lebih dulu melangkah memasuki ruangan yang telah terisi oleh banyak petinggi negeri.

Taehyung hanya mengekor, sungguh dia merasa terintimidasi dengan tatapan para Alpha laki-laki maupun Alpha perempuan yang kini menatap lekat ke arah Taehyung. Hoseok sadar betul, nalurinya sebagai seorang Alpha juga kakak dari Omega seperti Taehyung merasa siaga.

Meski dia tidak bisa berbuat banyak, namun Hoseok menguatkan wibawanya sebagai seorang Alpha. Meski bukan dari kalangan bangsawan, Hoseok menunjukkan aura sebagai seorang Alpha yang juga harus di hormati.

Tanpa sadar, Hoseok menegaskan untuk tidak ada yang berani menyentuh adiknya. Tatapan matanya terlihat teduh, siapa sangka Hoseok benar-benar mengamati setiap sorot mata yang kini menatap ke arah Taehyung.

"Salam hormat untuk anda yang mulia raja Vadhyaksa."

"Ya, silahkan di mulai."

Gosu Jung berjalan ke atas altar yang tersedia. Sekotak kayu, dengan gendang yang sudah tersedia. Taehyung mengikuti arah langkah sang kakak, namun siapa sangka matanya justru tertuju pada yang mulia raja Amania. Jeon Jungkook, laki-laki itu duduk tepat di sisi pangeran Vadhyaksa.

Keduanya menatap lekat ke arah Taehyung, laki-laki Omega itu tidak berniat membalas tatapan keduanya lebih lama lagi. Dia di sini hanya menjalankan tugasnya kan? Sungguh, ini begitu tidak nyaman hingga Taehyung memutuskan untuk segera memulai acaranya.

"Musim semi telah datang. Dewi turun, menanam banyak bunga juga tanaman yang bermekaran. Meniupkan ruh, hidup juga tumbuh penuh Rahmat dalam rahim yang di berkati. Harapan negeri, juga doa mengiringi kedatangan sang jabang bayi ke dalam dunia ini."

Taehyung terus bersyair, di iringi oleh tabuhan gendang sang kakak yang kian terdengar merdu. Selir Park, yang kini duduk bersama ratu Vadhyaksa juga berada dalam satu meja yang sama dengan ratu kerajaan Amania.

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang