아홉 번째 장.

1.8K 267 20
                                    

Telah menaiki kudanya, sesaat sebelum matahari terbit yang mulia raja telah kembali ke dalam area istana. Mendengar suara ayam yang berkokok, yang mulia raja bergegas membangunkan Sorikkun Kim untuk kembali pulang.

Tidak berpamitan, mungkin yang mulia raja berpikir itu akan sedikit memakan waktu. Meninggalkan secarik kertas di dalam pendopo tempat nya menginap, tidak lupa dengan segenggam emas yang juga raja letakkan.

"Selamat datang yang mulia."

Sapa Kasim pribadinya, kala melihat yang mulia raja telah kembali. Para pengawal, juga banyak pelayan kerajaan membungkuk hormat dan memberikan jalan untuknya.

"Yang mulia."

Suara seorang wanita menghentikan langkahnya, matahari yang masih separuh menerangi bumi itu tampak sedikit malu-malu. Membalik tubuhnya, yang mulia melihat siapa yang kini dengan lancang berani mengehentikan langkahnya.

"Sudah kembali?"

Ibu suri? Wanita paruh baya itu, mengapa datang sepagi ini pada kediaman pribadi yang mulia.

"Selamat pagi, ibu suri yang agung."

Tidak membungkukkan tubuhnya, seperti apapun kini keadaan menyatakan Jungkook adalah seorang raja kan? Namun tetap saja, terkadang garis keturunan mengharuskan laki-laki itu untuk meminta izin pada ibunya yang masih menduduki tahta sebagai pendahulu mereka.

"Selamat pagi, yang mulia raja Jeon Jungkook. Sepagi ini, anda baru kembali?"

"Ya, ada hal yang harus aku urus semalam."

"Begitu? Baik, bisa kita bicara di tempat mu?"

Mengangguk, sadar betul apa yang akan ibunya permasalahkan. Dia mempersilakan ibu suri untuk berjalan lebih dulu, seraya kembali melangkah menuju ruang pribadi di mana hanok tempat raja tinggal.

Seorang wanita, tengah berdiri dengan tatapan penuh arti. Meremat hanbok yang dia pakai, Gurem menatap itu dari kejauhan. Niatnya datang untuk berbicara dengan yang mulia raja, namun kini ibu suri telah lebih dulu berada di sana.

"Jika tidak ada yang bisa menghentikan mu, maka ibumu adalah kuncinya. yang mulia!"

Meninggalkan tempat tinggal pribadi raja, Taehyung kini tengah duduk di meja yang sama dengan keberadaan sang kakak. Hoseok menatapnya lekat, begitu lekat hingga Taehyung merasa sedikit tidak nyaman kala menyantap makanannya.

"Semalaman kau pergi kemana? Kau tahu, rumor kau pergi dengan yang mulia raja menyebar malam tadi."

"Biarkan saja, lalu Hyung berharap aku melakukan apa?"

"Dasar bodoh, kau ini paham tidak? Orang yang menjadi bahan rumor rendahan itu adalah yang mulia raja."

"Hyung berhentilah, aku sedang makan. Lagi pula, semalam yang mulia hanya mengajakku berkuda."

"Hey berkuda yang seperti apa? Kau tahu salju sedang mencari, jalanan tentu akan terasa licin."

"Ya-ya, karena itu aku bermalam sebelum kuda yang mulia mati kelelahan."

Hoseok geram, mengapa Taehyung begitu sulit di beritahu? Ini bukan lah tempat tinggal mereka, Taehyung tidak tahu apa saja yang mungkin terjadi di dalam istana.

"Taehyung, ini terakhir kali aku mengingatkan mu ya! Jangan berbuat macam-macam, tetaplah diam dan bekerja sesuai tugas mu."

Hanya mengangguk, kembali menyantap makanannya seolah tidak memperdulikan kekhawatiran Hoseok. Tidak! Taehyung paham betul, dia sadar apa yang akan terjadi jika Taehyung sampai melampaui batasannya.

Dia hanya tidak ingin Hoseok larut, tidak mau membuat sang kaka merasa gelisah dan khawatir selama mereka tinggal di dalam istana ini.

"Gosu Jung, keberangkatan Pansori bersama rombongan kuda menuju Vadhyaksa akan segera berangkat. Anda juga Sorikkun Kim telah di tunggu di sana."

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang