열아홉 번째 장.

1K 224 22
                                    

Pagi menjelang, keadaan istana yang menegangkan itu akhirnya di tutup sementara untuk kepentingan publik. Hanya orang-orang berkepentingan saja yang di izinkan masuk, atau sekedar melakukan kegiatan yang di perlukan.

Hari ini adalah sidang istana yang pertama. Semua masalah malam itu yang menimpa selir Kim, juga adik dari yang mulia raja Vadhyaksa akan di tentukan hari ini.

Para petinggi kerajaan yang berkepentingan telah duduk di meja masing-masing. Hakim kerajaan, juga penasihat dan perdana menteri telah menunggu kehadiran yang mulia raja. Ibu suri kini datang, duduk di tempatnya yang terpisah tanpa kehadiran ratu Gurem.

Benar, dalam aturan kerajaan wanita di larang menghadiri persidangan itu. Hanya di perbolehkan dengan seorang wanita yang juga memegang penuh kendali, atau memimpin bahkan di atas kedudukan yang mulia raja.

"Yang mulia raja Jeon Jungkook datang."

Saat berjalan masuk dalam aula sidang, tatapan mata yang mulia begitu kosong dengan pijakan kaki yang terasa hampa.

Hati perdana menteri Kim terasa begitu teriris, dia lah yang menemani yang mulia hingga bisa sejauh ini. Kerajaan sungguh membunuh karakter seseorang secara tidak langsung. Mereka menyamaratakan semuanya seolah manusia tidak berhak untuk sekedar bersuara.

"Yang mulia, sidang untuk Omega—"

"Selir. Selir Kim, dia masih menjadi selir ku!" Potong yang mulia, saat salah seorang petinggi kerajaan berucap.

Mengangguk, dia mengulangi lagi kata-katanya seraya membaca berbagai macam tuduhan yang pihak kerajaan lontarkan. Keberadaan yang mulia raja Vadhyaksa juga membuat aula sidang terasa semakin memanas. Pangeran Kim berada di sana, dia meremat kepalan tangannya menanti apa yang hakim kerajaan putuskan.

"Selir Kim Taehyung. Adik dari seorang Gosu bernama Jung Hoseok. Di kenai tuduhan merusak kehormatan istana. Dengan berhubungan badan bersama seorang laki-laki Alpha, yang tidak lain adalah adik dari yang mulia raja Vadhyaksa."

Selama tuntutan itu di sebut, yang mulia raja juga orang yang turut luka dalam masalah ini mengepalkan tangannya begitu hebat. Matanya bergetar, inginnya dia mencabik bibir manusia yang berani mengatakan hal itu dengan mulut kotornya.

"Pangeran Min Byung Choon. Adik dari yang mulia raja Vadhyaksa kini menerima tuduhan berkhianat, dan dengan lancang menyentuh seorang selir dari kerajaan Amania. Keduanya akan di jatuhi hukuman mati, atas aib yang telah mengotori nama suci kedua belah pihak kerajaan." Ucap hakim kerajaan, yang lagi-lagi membacakan surat tuntutan yang kedua.

"Selir itu sedang mengandung, seharusnya hukuman lain yang akan kita ambil." Ucap yang mulia raja.

"Maaf yang mulia raja, seorang selir kerajaan yang mengandung anak dari orang lain harus di tiadakan. Itu adalah sebuah aib, terlebih lagi kedua kerajaan memiliki hubungan yang cukup erat." Ucapnya lagi, seraya menunjuk ke arah tempat duduk yang mulia raja cad berada.

"Dia anakku!" Ucap yang mulia raja.

Ibu suri mengukir senyuman tipis. Apa katanya? Anakku? Apa yang bisa raja lakukan dengan itu. Tidak, semua memerlukan bukti yang kuat untuk membuktikan ucapan laki-laki itu.

"Yang mulia, memihak seorang pengkhianat yang mengandung darah daging dari laki-laki lain bukanlah hal mudah."

"Kau lah yang mempersulit segalanya."

Geram Jungkook, berucap dengan nada rendah saat situasi menjadi begitu rumit hanya untuk mengisi kekosongan drama istana.

"Baik, panggil dia!" Ucap ibu suri, meminta pengawal kerajaan datang yang menjadi saksi saat kejadian hari itu.

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang