다섯 번째 장.

2K 322 30
                                    

Setelah menjalani setumpuk rutinitas, akhirnya Jungkook kini bisa menutup lembar buku yang tengah dia baca. Berbarengan dengan itu, seseorang sepertinya baru saja sampai.

"Yang mulia raja, pangeran mahkota Kim datang menemui anda."

"Minta dia masuk."

Pintu itu terbuka, untuk kesekian kalinya Jungkook kembali menemui seseorang meski harinya telah menjelang petang. Tidak bisakah dia duduk santai, menikmati kehidupan yang tidak banyak di ganggu oleh orang-orang?

"Selamat sore, yang mulia raja."

"Selamat sore, silahkan duduk."

Seokjin mengangguk, dia duduk di kursi yang kini tepat berhadapan dengan sang adik. Menatap dua buku yang kini tergeletak di atas meja, Seokjin sepertinya mengenal betul apa isi buku tersebut.

"Apa yang membawa anda kemari, pangeran Kim?"

"Aku? Tidak ada, hanya ingin melihat bagaimana kondisi adikku saat ini."

Laki-laki tadi menarik buku tersebut. Menatap apa yang baru saja yang mulia baca, dan yang mulia raja bahkan tidak berniat untuk melarangnya.

"Ah, silsilah kerajaan? Sudah berapa ratus kali yang mulia mengulang bacaan ini?" Tanya pangeran Kim.

"Hampir 99x, jika besok aku membacanya lagi. Mungkin sudah 100x yang berhasil aku baca."

"Wah, cek, cek, cek, cek."

Seokjin menggeleng kecil, berdecak seolah menyayangkan semua waktu yang mulia raja terbuang begitu saja. Apa tidak ada pelajaran lain? Hanya ini saja setelah 99x mengulangnya.

"Yang mulia, mengenai kabar Sorikkun itu apa benar kau akan mengirimkannya ke kerajaan Vadhyaksa?"

"Ya, lusa."

"Ah begitu ya. Kalau boleh aku tahu, apa alasanmu setuju mengirim mereka?"

"Tidak ada, hanya sebagai bentuk kerukunan sekutu saja."

Seokjin terdiam, mengangguk kecil seolah paham apa yang kini tengah raja katakan. Baik, tidak ada salahnya kan? Lagi pula inilah yang Seokjin harapkan.

Meninggalkan kedua kakak beradik itu, di tempat lain Taehyung tengah mengemasi barang-barangnya bersama sang kakak. Mempersiapkan ini dan itu, sampai di rasa cukup untuk keperluan mereka di Vadhyaksa selama sepekan.

"Sudah?" Tanya Hoseok, yang melihat adiknya berbaring begitu saja.

Taehyung mengangguk kecil, melihat cahaya senja di sore hari membuat perasaan nya tidak menentu. Memikirkan kejadian semalam, bagaimana bisa dia tidur dengan yang mulia raja di atas kasur lipat yang sama.

"Hyung, aku ingin menghirup udara di luar. Kepalaku pusing, ah tinggal di istana membuatku penat."

Taehyung bangkit dari tempatnya berbaring, memakai hanbok luarnya untuk berjalan sesaat di sekitaran istana.

"Hey, nanti kau akan menghilang lagi tidak?"

"Tidak, sebentar saja aku pasti langsung kembali."

"Iya tahu, jangan terlalu lama. Kembali di jam makan malam."

Taehyung mengangguk, meninggalkan sang kakak yang masih merapihkan keperluannya. Berjalan keluar dari lingkungan hanok pekerja, kini Taehyung bermaksud menghirup udara segar yang ada di belakang istana bagian selatan.

Ada sebuah bukit kecil, lengkap dengan ladang pertanian yang Amania punya. Juga beberapa peternakan hewan, dan yang paling Taehyung suka di sana berada sebuah kandang kuda milik anggota keluarga istana.

PANSORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang