Pagi hari ini, istana kerajaan Amania kembali ramai dengan banyaknya aktivitas di dalam sana.
Taehyung sudah selesai bersiap, pihak kerajaan bahkan menyediakan 2 orang Kasim untuk membantu mengurus keperluan kakak beradik itu.
"Terimakasih."
Ucap Hoseok, sesaat setelah Kasim tadi selesai membantu mereka bersiap.
Hoseok kini menatap ke arah sang adik, memastikan jika Taehyung sudah berpenampilan sopan dan layak di pandang oleh para tamu kerajaan juga keluarga utama.
Setelah di rasa cukup, kedua orang itu keluar dari hanoknya. Berjalan menyusuri lorong istana, menuju ruang perjamuan yang tidak lama lagi akan di mulai.
Saat hendak memasuki pintu aula jamuan kerajaan, Taehyung dan Hoseok harus terpaksa berhenti. Seokjin tengah berjalan di depan sana, sebagai seorang pekerja dia tidak bisa mendahului putra mahkota.
"Selamat pagi, pangeran." Sapa Hoseok.
"Pagi, bagaimana tidur kalian?"
"Itu, semuanya baik pangeran." Timpal Hoseok lagi.
Menggenggam lengan sang adik, Hoseok memberi tanda agar Taehyung tidak melakukan hal di luar dugaannya. Taehyung paham, saat ini yang Hoseok mau darinya hanya menunduk tanpa bersuara.
"Kim Taehyung, kau seorang Omega?" Tanya pangeran Kim.
Taehyung mengangguk kecil, tidak menatap sorot mata itu dan hanya menatap pijakkan kaki pangeran.
"Berapa usia mu?"
"30 tahun, pangeran."
"Kau pernah mendengar kisah dongeng? Seorang anak laki-laki yang hidup di kandang singa."
"Sejujurnya belum, apakah dongeng itu bagus?"
"Lumayan."
"Bagaimana hasil akhirnya?"
Taehyung bertanya, namun saat itu juga Hoseok meremat genggaman tangan mereka. Taehyung menunduk dalam, dia paham jika tidak seharusnya Taehyung mempertanyakan hal itu.
"Maaf pangeran, ampuni ketidaksopanan ku." Ucap Taehyung lagi.
"Seorang anak laki-laki yang hidup di dalam kandang singa itu selamat, meskipun di tubuhnya banyak bekas luka. Kau tahu? Rasanya mungkin mustahil kan, karena itu dia bertahan tanpa mempercayai siapapun dalam hidupnya." Jelas Seokjin.
Melangkahkan kaki dari hadapan Taehyung, masuk ke dalam aula seraya menyambut ibu suri juga yang mulia raja.
Taehyung terdiam sesaat, memikirkan dongeng apa yang sedang pangeran Kim maksud? Apa sebenarnya dia pernah membaca atau mendengar kisah itu?
"Sudah ku bilang, jangan buka mulutmu untuk hal yang di luar dari kepentingan kita." Tegur Hoseok, pada sang adik.
"Iya maaf, aku tidak fokus Hyung."
Mereka memasuki ruang aula tersebut, berjalan menuju sebuah tempat dimana Taehyung akan bersyair, juga Hoseok yang akan mengiringi sang adik dengan tabuhan gendangnya.
"Musim dingin datang, kabut menyelimuti negeri. Doa sang dewa atas kemakmuran yang mulia raja, juga segala harapan terbaik atas kejayaan negeri kita."
Taehyung terus bersyair, mengikuti lantunan tabuhan gendang Hoseok yang membuat tamu kerajaan begitu menikmati jamuan mereka.
Tanpa terkecuali, Min Yoongi tengah duduk seraya memperhatikan lantunan syair Taehyung.
"Yang mulia Min, apa anda ingin mencoba kue kering yang menjadi ciri khas Amania?" Tanya ibu suri, saat menatap ke arah raja Vadhyaksa.
Yoongi mengangguk, dia meraih kue kering yang tadi sempat ibu suri Amania tawarkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/312333914-288-k695515.jpg)