"Dahlia. Bisa dibilang ia adalah wanita tercantik pada kala itu," ucap Mbok Asih. "Kecantikan yang seharusnya membawa keberuntungan, malah menjadi malapetaka," imbuhnya, lalu mulai bercerita.
Paras yang cantik, kulit yang putih bersih serta tubuh yang ideal, membuat Dahlia sangat terkenal di kampung. Banyak pria yang mengejarnya, dari yang lajang sampai yang sudah beristri. Mereka seperti berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya. Namun, tak ada satupun yang berhasil mendapatkannya.
"Dia terlalu ramah pada para pria," ucap Mbok Asih.
Akibatnya, muncul berita miring, kalau Dahlia memang sengaja menggoda pria-pria itu untuk kepuasaan. Bahkan, ada beberapa yang rumah tangganya hancur berantakan. Sehingga warga mulai resah dengan kehadirannya.
Mereka berbondong-bondong mendatangi rumah Dahlia untuk mengusirnya. Ia yang selama ini merasa tidak bersalah, menolak pergi dari kampung ini. "Sampai ...." Mbok Asih menghentikan ceritanya.
"Sampai apa, Mbok?" tanya Mas Kai yang sama penasarannya denganku.
"Peristiwa memilukan itupun terjadi," balas Mbok Asih.
Setelah Dahlia menolak pergi dari kampung ini. Ia mulai mendapatan teror dan ancaman. Rumahnya sempat beberapa kali dirusak. Ia pun pernah dilempari batu saat berjalan ke luar rumah. Namun, ia bersikeras untuk tetap tinggal di sini.
Akhirnya, pada suatu malam, warga mendatangi rumah Dahlia. Mereka menjemputnya secara paksa, lalu diseret layaknya binatang.
"Orang tua Dahlia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa memohon agar anaknya dilepaskan. Namun, mereka tak mendengarnya. Malah membawa Dahlia ke dalam hutam," ucap Mbok Asih.
Beberapa hari berlalu, tak ada kabar tentang keberadaan Dahlia. Semua perangkat desa pun memilih bungkam, saat ditanya oleh orang tuanya. Hingga akhirnya ... tubuhnya ditemukan mengambang di rawa-rawa." Mbok Asih menarik napas panjang. Kemudian menyeruput kopi yang daritadi ada di atas meja.
"Kamu tau di mana letak rawa-rawa itu?" sambungnya.
Aku dan Mas Kai kompak menggelengkan kepala.
"Letaknya tak jauh dari rumah ini."
Aku melirik Mas Kai, ia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Perasaan, saya tidak pernah melihat ada rawa-rawa di sekitar sini?" tanyanya.
"Memang tidak ada Kai. Soalnya sudah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit dan rumah tempat kamu tinggal sekarang," balas Pak Rohim.
Deg!
Seketika itu jantungku berdebar kencang. Aku kembali melirik Mas Kai, tapi ia tampak begitu tenang. "Apa Mbok tau alasan dia meneror istri saya tadi malam?" tanyanya.
"Itu berhubungan dengan kematiannya," balas Mbok Asih.
"Kami baru saja pindah. Tidak tau apa-apa. Apalagi dengan kematiannya," sahut Mas Kai.
"Memang, kalian tidak ada hubungannya. Namun, dendamnya lah yang membuat dia menjadi sosok yang mengerikan."
Mbok Asih kembali bercerita. Seminggu setelah penemuan jenazah Dahlia, suasana kampung ini berubah menjadi mencekam. Akibat teror dari sosok yang menyerupai Dahlia.
"Semua orang yang terlibat mendapat teror yang sangat menakutkan. Hingga beberapa dari mereka harus meregang nyawa," ucap Mbok Asih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Mengincar Suamiku
HorrorSafira dan Kaivan baru saja pindah ke sebuah rumah dinas di tengah perkebunan sawit. Rumah yang berdiri sendiri, tanpa ada satupun tetangga. Mereka tidak menyadari kalau ada bahaya yang mengintai. Bahaya dari sosok Wanita Berkebaya Kuning yang terny...