Mas Kai mematikan mobil. Kemudian beniat untuk turun. Bergegas aku memegang tangannya, mencegahnya untuk turun. "Jangan turun, Mas," ucapku.
Mas Kai menoleh, lalu melepaskan genggamanku. Wajahnya kembali terlihat kesal. "Kamu ini kenapa? Kalau ternyata kita menabrak manusia gimana? Kan harus segera dibawa ke rumah sakit!"
"Apa Mas melihat ada orang nyebrang?"
"Tidak. Tadi kan kamu ngajak Mas ngobrol."
"Aku juga tidak lihat ada orang nyebrang, Mas."
"Terus menurut kamu, benturan sekeras itu asalnya dari mana?"
Satu-satunya jawaban yang terlintas dalam pikiranku hanyalah Dahlia. Pasti ini semua ulahnnya.
"Dahlia, Mas!" balasku.
"Ah, kamu ini .... Tidak semua hal atau kejadian harus dihubungkan dengannya." Mas Kai membuka pintu, lalu berjalan ke depan mobil. Sementara aku memilih tetap di dalam mobil, sembari memperhatikannya.
"Suamimu suka dengan masakan saya," bisik Suara tepat di belakangku. Spontan membuat sekujur tubuhku merinding.
Dahlia!
Apa ia di belakangku?
Perlahan aku melirik kaca spion dalam mobil. Kosong. Ia tidak ada di belakang. "Mas!" panggilku, setengah berteriak. Bergegas ia berlari menghampiriku.
"Ada apa?" tanyanya.
"Dahlia."
"Dahlia?"
"Tadi aku dengar suara Dahlia di belakang."
"Kamu yakin?"
"Iya, Mas."
Mas Kai masuk ke dalam mobil. Lalu mulai menyalakan mobil dan melaju tanpa berbicara satu patah kata pun. Aku benar-benar bingung bercampur takut.
"Mas," ucapku seraya meliriknya.
"Ya," balasnya singkat, dengan pandangan lurus ke depan.
"Gimana kondisi mobilnya?"
"Mobilnya baik-baik saja. Tidak ada yang rusak."
"Jadi tadi kita nabrak apa?"
"Tidak nabrak apa-apa, Sayang. Sepertinya, dugaan kamu benar. Makanya Mas buru-buru pergi dari tempat tadi," balas Mas Kai.
"Mas jadi berpikir, kalau yang kemarin malam itu memang bukan kamu. Hanya saja, Mas masih bingung, jika memang Dahlia menyamar jadi kamu. Kenapa kamu yang asli tidak ada di kamar?"
"Apa mungkin dia memindahkan ragaku ke suatu tempat?"
"Rasanya tidak mungkin. Kemungkinan terbesar kalau dia memakai raga kamu."
Deg!
Apa mungkin hantu bisa meminjam raga seseorang saat tertidur? Jujur, aku belum pernah mendengar atau tau tentang masalah itu. Namun, jika benar Dahlia meminjam ragaku. Apa tujuannya?
"Mas, bisa ceritakan kejadian semalam?"
"Sebentar ya, sayang. Setelah ke luar dari perkebunan sawit ini. Mas khawatir, dia masih mengikuti kita."
"Baik, Mas."
Kurang dari sepuluh menit kemudian, kami sudah ke luar dari area perkebunan. Mas Kai belum juga memulai cerita. Apa mungkin ia lupa?
"Mas," panggilku.
"Iya ... sebentar," sahutnya.
Mas Kai memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Tak jauh dari sebuah warung bubur ayam. "Mas ceritakan sambil sarapan," ucapnya, lalu mengajakku turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Mengincar Suamiku
TerrorSafira dan Kaivan baru saja pindah ke sebuah rumah dinas di tengah perkebunan sawit. Rumah yang berdiri sendiri, tanpa ada satupun tetangga. Mereka tidak menyadari kalau ada bahaya yang mengintai. Bahaya dari sosok Wanita Berkebaya Kuning yang terny...