39

170 24 1
                                    

Karan yg berada di CT scan bersama beberapa suster, msh menunggu hasil CT scan tsb.

"Doc, this is the result (ini hasilnya)" petugas ruangan tsb

"Thank u" Karan melihat hasilnya

Karan merasa terkejut dgn hasilnya, ia tdk percaya dgn apa yg ia lihat.

"Is this really the result of this patient? (Apakah bnr ini hasil dri pasien ini?)" Karan

"Yes doc, this is true" petugas ruangan

"What happened doc?" Suster

"I cant believe it. I have to explain to her parents" Karan

"This is our job doc" suster

"Ya, i know. Please, take the patient to the ICU, if the patient is getting better let me know (tlg bawa pasien ke ruang ICU, jika pasien sdh lebih baik beritahu saya)" Karan

"Oke doc" suster membawa ranjang Rara menuju ke ruang ICU

Dan Karan keluar menemui keluarnya yg msh berada di depan ruang UGD.

"Karan Rara mana? Sdh di ruang rawat? Iya?" Divyanka

"Di...Didi tenang, Karan akan jlskan semuanya" Karan

"Apa? Cepetan jlsin" Vivek

"Bhai, tenang bhai" Rohit

"Jdi begini, menurut hasil laporan CT scan ini. Ada suatu benjolan di kepala Rara, kita sebutnya tumor. Tpi tenang, ini tumor jinak jdi kita bisa lakukan operasi untuk menghilangkannya" Karan

"Yaudh, operasi skrng om. Jgn lama" lgi, skrng operasinya om" Selfi

"Om gk bisa operasi skrng krn kondisi Rara lemah, dia skrng lgi di ruang ICU. Dan kamu blg operasi aja tpi apa kamu siap terima konsekuensinya?" Karan

"Memang apa konsekuensinya om?" Faul

"Karan tau ini berat, tpi ini harus kalian pilih. Klu Rara melakukan operasi insya Allah dia akan sembuh, tpi dia akan kembali lupa ingatan untuk selamanya" Karan

"Apa? Lgi?" Aditi

"Iya lgi, dan klu Rara gk dioperasi jga, tumor itu akan menjadi ganas, dan nantinya akan sulit dioperasi dan kemungkinan terbesar Rara akan pergi untuk selamanya" Karan menjelaskan sambil menunduk

Semua yg mendengar penjelasan Karan terkejut, dan sedih.

"Rara!!!" Selfi terduduk lemas dan menangis

"Fi...kuat Fi...kuat. jgn kyk gini. Kuat demi Rara Fi" Lesty memeluk Selfi bahkan ia jga menangis

"Di...Didi kuat kan? Didi bisa terima ini, demi Rara didi harus kuat" Anita menguatkan Divyanka yg sedaritdi sdh menangis

"Bhai? Kita bisa lewatin ini lgi, kita kuat demi Rara bhai. Kuat ya bhai?" Rohit jga menenangkan Vivek yg tdk berkata apapun dritdi.

"Maaf jika Karan harus berkata seperti itu, tpi Karan melakukan tugas sebagai dokter. Karan harus menjelaskan apa yg terjadi sama pasien, apalagi pasiennya keluarga Karan sendiri, gk mungkin Karan sembunyiin hal ini" Karan

"Gpp, kita ngerti kok. Makasih udh ngejlsin ya. Keputusannya paling telat kpn?" Vivek

"Secepatnya bhai, jika Rara sdh membaik malam ini, maka malam ini kalian harus beri keputusan mana yg harus diambil" Karan

"Oke. Selfi?" Vivek

Selfi menoleh sambil menangis

"Kamu yg paling deket sama Rara, Rara sayang sama kamu, dan begitu sebaliknya. Daddy menyerahkan keputusan ini di kamu. Daddy tau kamu kuat, kamu bisa lewatin ini, kita bisa lewatin sama" lgi. Apapun keputusan kamu, kita setuju" Vivek

Berharap Kembali (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang