12✨

56 15 1
                                    

RICKY's POV

Setelah mengetahui bahwa Kai terluka, aku bergegas pergi mencari toko yang menjual obat merah dan plester, aku merasa sangat khawatir terhadapnya.

Sampai akhirnya aku menemukan satu warung, aku langsung membeli semua yang dibutuhkan dan bergegas lari kembali ke camping area

Saat menuruni tangga, aku terpeleset karna bebatuan yang licin setelah diguyur hujan

"Ah sakit" Keluhku pada diri ku sendiri

Tapi aku kembali berdiri dan mempercepat langkahku karna Kai membutuhkan ku

Tetapi saat aku sampai di camping ground, aku terkejud melihat Kai dipelukan Fajri. Emosiku memuncak, aku merasa begitu kesal dan cemburu terhadap Fajri.

"Rick, mana plesternya?" Pinta Shandy, yang menyadari kehadiranku.

"Ada kok" Jawabku yang segera melangkah mendekat ke arah Kai dan Fajri

"Eh Rick, gimana? ada?" Tanya Fajri yang reflek melepas pelukannya

"Ada, minggir!" Suruhku dengan nada tak suka

Fajri langsung menggeser duduknya, dan aku langsung mengobati luka Kai.

"Masih sakit?" Tanyaku sambil mengelus lembut rambut Kai

"Engga hehe, makasih yaa" Ucap Kai dengan senyuman yang sangat manis

Ia pun berdiri dari duduknya, dan langsung pergi untuk membantu teman-teman yang sedang memasak.

AUTHOR's POV

Setelah Kai dan para perempuan menyelesaikan tugasnya, mereka pun duduk didekat api unggun yang dinyalakan Fiki dan Zweitson

"Akhirnya beres juga!" Tutur Gilang yang terlihat lega setelah menyelesaikan tugasnya, mendirikan tenda, mencari kayu bakar, dan merapihkan barang-barang

"Yoi, makan dengan tenang" Saut Zweitson yang mulai mengunyah sosis bakarnya

"Yeh, lo aja ga ngapa-ngapain son son" Ledek Fiki

"Eh udah-udah, makan deh daripada keburu tipes" Gurau Ricky

Ricky mengambil 2 sosis bakar dan memberi 1 kepada Kai

"Makasih yaa" Ucap Kai, Ricky tersenyum dan mengangguk

"Ohiya besok pagi kita olahraga, sarapannya biar gue sama Ricky yang nyiapin, siangnya kita bisa jalan-jalan sekitaran kebun teh, sorenya kita keliling area Capolaga dan main air oke?" Tutur Shandy menjelaskan runtutan kegiatan yang akan dilakukan esok

Lalu mereka menikmati makan malam dengan penuh gelak tawa. Kecuali Ricky dan Fajri, yang dimana mereka masih saling kesal satu sama lain atas kejadian hari ini.

✨✨✨

Setelah selesai menikmati makan pertama mereka disini, Ricky menghampiri tenda milik Kai, Fira dan Nindy

"Kai" Panggil Ricky

Tak lama tenda pun terbuka, dan muncul lah sosok Kai

"Kenapa?" Tanya Kai

"Luka kamu gimana? udah gapapa?" Tanya Ricky khawatir

"Ga kok gapapa hehe" Jawab Kai, Ricky lalu mengangguk dan meninggalkan tenda para perempuan.

Tak lama Fira memutuskan keluar dari tenda untuk melihat pemandangan sungai kecil yang berada dibelakang tenda mereka.

"Cantik" Ujar Fira yang sedang mengagumi pemandangan yang disuguhkan di area camping ground.

Fira duduk dibatu untuk berlama-lama menikmati malamnya sendiri

✨✨✨

"Hai Fir!" Sapa Fajri yang baru saja keluar dari tendanya, karna merasa bosan

"Haii" Sapa Fira kembali, dengan sumringah

"Kamu ngapain? kok sendirian?" Tanya Fajri penasaran

"Gapapa, pengen ngeliat dan nikmatin suasana aja" Jawa Fira

Fajri lalu pergi meninggalkan Fira, untuk mengambil cemilan dan membuatkan teh untuk Fira.

"Nihh" Fajri menyodorkan gelas yang berisi teh hangat

"Makasih yaa" Jawab Fira yang merasa salah tingkah, karna sudah diperlakukan begitu manis dengan orang ia begitu ia cintai.

Fajri mengangguk dan mulai termenung

"Ji" Panggil Fira

Fajri menoleh ke arah orang yang memanggil namanya

"Aku mau curhat deh, aku suka sama seseorang, tapi orang itu ga tau. Dan menurut yang aku liat, kayanya dia suka sama orang lain deh. Gatau ya, harusnya aku ga ngerasa sakit hati, karna aku emang bukan siapa-siapa tapi tetep aja mau gimana pun aku nyembunyiinnya, pasti tetep terasa" Tutur Fira yang masih menatap nanar, sungai yang mulai penuh dengan kunang-kunang

"Ohya? jujur, aku gatau mau jawab gimana. Karna aku pun ada diposisi yang sama. Tapi ya, aku bakal usaha dulu sih semaksimal mungkin untuk dapetin dia, mungkin kalau ga bisa dapetin dia, aku mau dia tau tentang perasaanku Fir. Setidaknya aku bersaing secara sehat" Jawab Fajri yang sedang memandangi langit yang penuh bintang

"Yang penting usaha dulu ya? Harus jujur dulu ya?" Fira mengulang hal yang Fajri sudah jelaskan

"Iya, itu kalau aku, kamu ga perlu sama kaya aku Fir. Lakuin apa yang baik buat kamu aja hehe" Tutur Fajri

Fira mengangguk, dan mulai menoleh dan memandangi Fajri. Ya, seperti perasaannya, ia menatap Fajri, sedang Fajri menatap ke arah lain.
Tapi Fira merasa, sebetulnya Fajri benar, harus berani mengungkapkan.

"Aku paham sekarang" Ucap Fira

"Ji aku mau jujur sama kamu, sebenernya aku suka sama kamu. Entah kenapa, waktu aku pertama kali ketemu kamu didepan Gym, aku ngerasa beda. Emang bukan waktu yang lama, tapi cinta bisa dateng kapan aja. Aku juga mau kaya kamu Ji, setidaknya berusaha dulu, setidaknya kamu tau. Aku gamau jadi pengecut yang cuma bisa mencintai dalam diam" Lanjut Fira, mengeluarkan segala perasaannya. Ia tak menahan apapun lagi, ia ingin Fajri paham dan tau tentang perasaannya.

Fajri terkejut, tetapi ia tak menunjukan hal itu kepada Fira. Fajri tetap menatap langit.

Fajri sadar, betapa sakitnya menjadi dia. Mencintai bintang, yang bintang itu hanya akan selalu bersama bulan, tidak akan pernah saling meninggalkan satu sama lain. Fajri tersenyum.

-To Be Continue

Eaa,Fajri ngapain sih senyum senyum? emang di bintang ada Kai wkwk
Jangan lupa tinggalin jejak yaa dengan cara Vote ceritaku setiap chapternya.
MAKACIIIW

Dreamcatcher - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang