11✨

65 14 2
                                    

AUTHOR's POV

Motor-motor yang sudah menyala kemudian mulai melaju, kecepatan mulai bertambah seiring waktu berjalan.

"Kai pegangan, aku mau nambah kecepatan, kita dahuluin Shandy sama Nindy" Ujar Ricky
Kai pun langsung memeluk pingang Ricky

"Gapapa kan?" Tanya Kai khawatir

"Gapapa! Seneng malah hahaha" Saut Ricky sembari tertawa namun masih begitu fokus dengan jalan.

✨✨✨

Setengah perjalanan sudah mereka tempuh, gerimis mulai turun dan membasuh, mereka pun memutuskan untuk segera meneduh.

"Makan dulu yuk" Ajak Fenly yang disaut anggukan dari teman-temannya.

✨✨✨

Mereka masih bersantai di restoran, sembari berbincang dan bergurau. Kecuali Kai dan Ricky yang memutuskan untuk melihat jalanan yang padat dengan kendaraan yang berlalu lalang, ditemani gerimis yang masih belum juga mereda.

"Kamu tuh gimana ceritanya bisa main sama yang lain?" Tanya Kai penasaran

"Hmm jadi aku tuh mahasiswa pindahan, dan Shandy dan lain-lain welcome banget sama aku. Jadi deh dari semester lalu main sama mereka, tapi ya cuma di kampus aja" Tutur Ricky menjelaskan

"Tapi kok kita jarang ketemu yaa?" Ucap Kai

"Iyaa kan kamu semester lalu makannya cuma dikantin fakultas kamu" Jawab Ricky yang kemudian tertawa, bagaimana sebetulnya Ricky sudah tau akan sosok Kai tapi tidak berani mengajaknya berbicara.

"Oalahh hehe iya juga sih" Ucap Kai yang kemudian kembali fokus melihat rintik hujan yang membasahi jalanan.

Sedangkan ada sepasang mata yang menatap mereka berdua dari jarak yang tidak begitu jauh. Sepasang mata milik Fajri.

FAJRI's POV

Setelah selesai menghabiskan makan, aku izin pamit untuk keluar sebentar. Ku pikir aku bisa menemani Kai yang sudah keluar terlebih dahulu, tetapi yang aku temukan malah Kai yang duduk berdua dengan Ricky.

Aku melihat Kai yang tersenyum begitu manis kepada Ricky, sedikit sakit hati tapi mau bagaimana lagi?

"Ajii" Panggil Fira dari belakangku

"Kenapa Fira?" Sautku, sembari menoleh ke arahnya

"Gapapa, mau nemenin kamu aja" Jawab Fira yang melangkah maju ke arahku, ia tiba-tiba menarik tanganku.

"Duduk didepan yuk" Ajak Fira yang menarikku menuju ke depan restoran dan duduk didekat Kai dan Ricky, mereka menoleh ke arahku dan Fira yang baru bergabung

"Hai ji" Sapa Ricky yang tersenyum lebar, senang mungkin karna bisa begitu dekat dengan Kai.

"Rick, gimana lo? tepar?" Tanyaku basa-basi yang dijawab dengan sebuah gelengan darinya.

Aku hanya beroh ria untuk merespon dia.

"Eh udah reda nih, ayo lanjut jalan lagii. keburu malem hehe" Inisiatif Kai yang lalu beranjak pergi meninggalkan kami.

✨✨✨

AUTHOR's POV

"Semua ga ada yang ngantuk kan?" Tanya Shandy memastikan untuk keselamatan bersama.

Semua menjawab dengan gelengan

"Oke yaudah kita lanjut perjalanan ya!" Ajak Fajri

Motor mereka pun mulai meninggalkan parkiran restoran dengan jalanan yang basah setelah hujan.

"Pegangan, kita jalan paling depan" Ucap Ricky sembari menarik tangan milik Kai

Kai mengangguk mengiyakan.

✨✨✨

Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan, mereka pun sampai di Capolaga, lokasi camping mereka.

"Oke bagi tugas ya, cowo-cowo bangun tenda, cewe masak ya buat makan malem" Ucap Shandy membagikan tugas. Yang lain merespon dengan anggukan kepala. Lalu mereka pun berpencar untuk menjalankan tugas masing-masing

✨✨✨

"Bisa ga bangun tendanya?" Tanya Kai yang sedang memasak dan memperhatikan para pria yang sedang sibuk mendirikan tenda.

"Dek, tolongin Fajri gih, dia susah banget tuh kayanya" Ujar Shandy, Kai pun bergegas meninggalkan peralatan masaknya dan segera membantu Fajri yang sedang kebingungan.

"Tiang tendanya kamu masukin kesini Ji" Ucap Kai membantu Fajri

"Ohh, oke, terus ini gimana?" Tanya Fajri yang mulai mengerjakan arahan Kai

"Ini kamu masukin dulu, baru nanti tiangnya yang satu lagi dimasukin" Tutur Kai yang sekarang mulai memaku ujung tenda

Tok Tok
Bunyi paku yang dipukul batu oleh Kai, agar tenda tidak bergerak ketika ada angin kencang.

"AHH" Jerit Kai kesakitan, karna tangannya tak sengaja terpukul oleh batu yang menghantam kencang.

"Kai kenapa?!?" Teriak Fajri yang langsung bergegas lari ke arah Kai, menggeletakan tiang tenda begitu saja

"Kena batu ji" Adu Kai yang sedang menahan sakit

"Sini sini, nanti luka kamu bisa infeksi kalo ga langsung dibersihin. Rick, bisa tolong beliin plester buat tangan Kai ga? kita ga ada yang bawa p3k nih" Ujar Fajri, menugaskan Ricky, Ricky mengangguk mengerti dan langsung bergegas pergi

"Sini tangan kamu" Ucap Fajri yang memegang tangan Kai, ia pun mulai menyiram luka tangan Kai dengan air dingin

"Sakitt ji, aa-ahh" Ringis Kai yang mulai menitihkan air mata

"Iya iya aku tau, tahan yaa, biar ga berdarah lagi" Ujar Fajri yang masih sibuk membersihkan luka Kai

"Eh Kai, kenapa??" Tanya Shandy panik melihat tangan milik Adiknya mengeluarkan darah yang lumayan banyak

"Kepukul batu tadi" Jawab Fajri

"Makanya hati-hati dong" Ucap Farhan yang berada dibelakang Shandy

✨✨✨

Setelah luka Kai mulai mengering, Fajri pun mulai meniup-niup luka Kai

"Udah udah gapapa, udah ya jangan nangis" Ujar Fajri menenangkan Kai yang masih berlinang air mata

"Udah sini" Lanjut Fajri yang kemudian memeluk Kai erat, agar Kai berhenti menangis

Fajri merasa senang karna bisa merasakan hangat tubuh Kai, terlebih ketika Kai melemaskan kepalanya dan bersandar pada bahu Fajri

Tapi ada perasaan sebaliknya yang dirasa oleh seseorang, yang sedang menatap Fajri yang memeluk Kai erat. Masih tak terima, karna ia harus melihat hal itu terjadi didepannya

-To Be Continue

Yuhuu! Gimana??
Jangan lupa buat tinggalin jejak disini ya
❤️❤️

Dreamcatcher - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang