43✨

69 10 3
                                    

Hari yang telah ditunggu - tunggu akhirnya tiba setelah satu bulan lamanya mempersiapkan hari ini, Shandy dan kawanannya akan berangkat menuju suatu tempat.

Shandy dan yang lain sudah sedari tadi terduduk manis diruang tunggu, menunggu waktu boarding tiba. Mereka menghabiskan waktu dengan berbincang mengenai hal-hal yang sudah dilewati sebulan ini.

"Gimana ya tuh anak?" Ucap Farhan sembari membayangkan sosok seseorang

"Han, Han, kan barusan kita abis telfon anaknya" Saut Soni sembari menggelengkan kepala perlahan

"Hahaha tau nih Son temen lo agak ga jelas" Celetuk Fenly sembari menunjuk Farhan dengan ibu jarinya

"Ya siapa tau kan dia jadi gimana gitu" Jawab Farhan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut

Tak lama panggilan boarding mereka terdengar, mereka bergegas berjalan untuk melakukan pengecekan sebelum akhirnya memasuki pesawat.

✨✨✨

Koper besar berwarna abu terlihat penuh dengan tumpukan barang, beberapa sepatu bahkan terlihat berserakan. Pemilik koper tersebut sedang asik memejamkan mata setelah hampir semalaman mempersiapkan semua.

Waktu keberangkatannya memang terhitung masih lama, tetapi ia memutuskan untuk mempersiapkan semua sebelum waktunya tiba.

Drrt..

Ponsel yang berada disebelah Kai bergetar, membuatnya terpaksa tersadar dari mimpinya dan membuka mata. Cahaya ponsel membuat Kai sepenuhnya tersadar, matanya perlahan membaca notifikasi yang dikirim dari seseorang.

Senyum Kai mengembang, ia kemudian terbangun dari posisinya. Kai bergegas bangkit dari kasur dan berlari ke arah balkon kamarnya. Ia tertawa ketika melihat pemandangan seseorang yang sedang melambaikan tangan dari depan pagar rumahnya.

Gerobak berwarna silver terparkir rapih, ada sesosok pria yang melambai dari balik gerobak tersebut membuat tawa Kai semakin kencang. Pria tersebut melambaikan tangan mengisyaratkan agar Kai menghampirinya, Kai kemudian mengangguk dan bergegas menuju ke arah pria tersebut.

"Permisi, ini apa betul rumah milik Neng Kai?" Tanya Fajri dengan logat sunda ketika melihat Kai muncul dari balik pagar

"Iya A bener, saya sendiri Kai nya" Saut Kai

"Ah Alhamdulillah Neng, ini Aa titipan dari A Fajri katanya Aa harus jualan roti bakar bandung pagi-pagi karna Neng Kai semaleman pengen roti bakar tapi ga ketemu" Gurau Fajri berpura-pura menjadi tukang roti bakar yang di utus dirinya sendiri

"Ih kok mau aja disuruh? Jangan mau A, dia tuh sering bohong, Aa pasti dibohongin!" Saut Kai menjalani lakonnya

"Ah masa sih? Wah saya ditipu ini mah Neng, yaAllah sedih padahal saya udah siapin stock biar diborong" Ujar Fajri sembari memasang wajah melas

Kai tak sanggup menahan tawanya, ia tertawa begitu lepas. Fajri tersenyum karna berhasil menghibur sosok Kai di pagi hari ini, di hari yang seharusnya ia pergi bersama Shandy.

"Yaudah gapapa lah A saya tetep pesen ya, mau rasa blueberry sama kacang" Ucap Kai yang sedang membaca menu

"Mau dicampur blueberry sama kacang atau dipisah Neng?" Tanya Fajri

"Dipisah aja biar ga berantem" Jawab Kai sembari tertawa

"Nah bener, yang disatuin kita aja ya kan?" Goda Fajri sembari mencubit pipi Kai

"Ini bukan kamu yang bikin kan Ji?" Tanya Kai yang terlihat khawatir sembari menoleh ke sekeliling untuk memastikan bahwa bukan Fajri yang membuat pesanan milik Kai

"Bukan dong, kalau aku yang bikin nanti malah jadi nasi goreng hahaha" Gurau Fajri, Kai hanya menggeleng perlahan melihat kelakuan Fajri

Tak lama terlihat sosok pria pemilik gerobak asli pun muncul dan menyiapkan pesanan untuk Kai dan Fajri.

"Kok kepikiran sih?" Tanya Kai penasaran

"Semalem tuh pas kamu bilang pengen roti bakar, aku langsung cari deket rumah tapi ga ada yang buka jadi aku telfon Mamang roti bakar kesukaan Mama deh" Jawab Fajri

"Makasihh Aji" Ucap Kai senang

"Udah ga marahkan?" Tanya Fajri sembari mengelus pipi Kai

"Hmmm, marah ga yaa" Saut Kai menggoda Fajri

"Kalo masih marah Mamangnya aku anter pulang ah" Balas Fajri sembari tertawa, tak lama ia mendapat cubitan pelan dari Kai yang disusul gelak tawa

✨✨✨

Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Minangkabau, cuaca terlihat sedikit mendung. Ketika Shandy dan temannya berjalan turun dari pesawat, beberapa tetes air hujan terjatuh di kepala mereka.

"Gokil! Udara disini masih dingin" Celetuk Fenly

Ucapannya membuat Soni, Farhan, Shandy, dan Gilang saling menatap dan menggeleng kepala mereka.

"Ini gerimis Fen" Saut Fiki yang sedang menahan tawa

Fenly hanya tersenyum membalas perlakuan temannya, tangan Fiki mengacak-acak rambut Fenly.

"Heh gue ga ganteng lagi nih jadinya" Dumel Fenly yang kemudian berlari meninggalkan kawannya.

✨✨✨

"Ricky!" Teriak Shandy ketika melihat Ricky sedang bersantai diteras rumahnya, Ricky yang menyadari kehadiran kawan-kawannya kemudian bangkit dan bergegas membukakan pagar.

"Kangen gue sama kalian" Ujar Ricky sembari memeluk temannya

"Gila, kampus sepi ga ada lo dan keanehan lo" Ledek Farhan

"Enak aja gue aneh" Jawab Ricky dengan wajah masam

"Gimana kabar lo Rick? Pacar ada pacar?" Tanya Fenly sembari terkekeh

"Loh bukannya lo semua yang jagain dia di Jakarta?" Jawab Ricky sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal

Teman-teman Ricky hanya tersenyum canggung, mereka tidak tau cara menjelaskan kondisi dan kehidupan Kai selama Ricky tak lagi di Jakarta. Shandy mencairkan suasana, menghancurkan kebingungan yang tercipta dikepala masing-masing kepala kawannya.

✨✨✨

Kirana sibuk membuat adonan cookies bersama Fajri dan Kai, wangi cookies yang selesai dipanggang tercium disetiap sudut ruangan dirumah. Membuat Kai menghirup napas panjang dan berjalan mendekat kearah cookies yang masih hangat.

"Ini enak banget sih Tan" Puji Fajri ketika menyicipi cookies yang dibuat Kirana

"Masa? Kalo enak cookies berikutnya dikenakan 5 ribu ya Ji" Gurau Kirana

"Yah, kalo gitu buat Kai aja lah semuanya" Saut Fajri sembari menyodorkan cookies yang sudah digigitnya

"Yaudah" Jawab Kai sembari melahap cookies yang ada ditangan Fajri

"Ihh aku bercanda tau nawarinnya" Dumel Fajri sembari mencubit pipi Kai

"Sini 5 ribu nanti boleh ambil 1 lagi" Ucap Kai sembari mengangkat tangannya menunggu Fajri menyodorkan uang.

Tetapi Fajri memberi tangannya dan menggenggam tangan mungil Kai erat. Kirana tersenyum melihat perlakuan Fajri yang begitu manis kepada anaknya.

"Tante ini anaknya makan apa sih? Kok bisa-bisanya ya Fajri sayang padahal dia nyebelin" Ujar Fajri membuat Kai memanyunkan bibirnya

"Tuh Tan, dia manyun aja Fajri masih sayang" Lanjut Fajri, membuat Kai hanya memutarkan bola matanya kemudian melepas genggaman tangan Fajri

"Fajri tangannya keringetan terus, males ah" Ucap Kai kemudian melenggang pergi, disusul dengan tawa renyah Fajri yang terdengar tersisa di dapur.

-To Be Continue

Heyoo!
Gimana part inii? Kalo kalian suka sama ceritaku cuss langsung tap logo bintang disetiap chapter yaa!
See u next chapt my lopp!
🖤🖤🖤🖤

Dreamcatcher - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang