Beberapa minggu kemudian, Kai tidak menerima pesan atau telfon dari Papa. Setidaknya ia merasa lega karna pertama ia bisa menyelamatkan dirinya, dan kedua ia bisa membantu permasalahan yang dialami oleh Papanya.
Kai, memang selalu menjadi sosok yang mencintai keluarganya, tak perduli setelah sekian ratus kali pukulan yang telah melayang dan menyakiti wajahnya ia tetapi bagaimanapun menyayangi Papanya.
Ia kembali menjalani harinya seperti biasa, bertemu Fajri, membantu Kirana, menyelesaikan tugasnya dan lain-lain. Tidak ada yang berubah sama sekali, bahkan ia sudah matang untuk menyiapkan semua untuk keberangkatannya.
Foto-foto yang semula menjadi pajangan disetiap sudut kamarnya, mulai menghilang dari jangkauan mata. Ia memutuskan untuk menyimpan di satu kotak dan menguncinya, dipikirannya ia harus membawa ini ketika nanti ia meninggalkan Jakarta.
"Adik jelek" Panggil Shandy dari luar kamar Kai
"Ada apa gerangan Abangku yang tidak kalah jelek?" Saut Kai
Sosok Shandy muncul dari balik pintu dan berjalan mendekat kearah Kai yang sedang sibuk merapihkan barang-barangnya.
"Kok udah rapih?! Lo ngebet ninggalin gue ya?" Dumel Shandy
"Iya, udah males liat muka lo Bang" Jawab Kai sembari menjulurkan lidahnya mengejek Shandy
"Dih nih anak" Ucap Shandy gemas sembari mencubit pipi Adiknya
"Tadi Fajri nelfon, dia mau ngajak lo jalan" Lapor Shandy
"Ke?" Tanya Kai
"Ya saya tidak tau Adikku sayang, dia ga ngasih detail apapun" Jawab Shandy sembari mengacak-acak rambut Kai
"Oh yaudah, jangan diberantakin ish gue aduin ke Mama ya!" Ancam Kai sembari mencubit paha Shandy
"Kekerasan mulu nih" Ledek Shandy
"Ngaca!!" Saut Kai sedikit berteriak
Tawa Shandy terdengar meriah memenuhi kamar Kai, membuat Kai memutarkan bola matanya.
✨✨✨
Ponsel Kai berdering, membuat Kai yang sedang bersantai harus berjalan mengambil ponselnya yang tergeletak dikasurnya. Ia membaca notifikasi dari lockscreennya.
"+62***: Bisa tolong bertemu saya di cafe dekat rumah kamu?"
Kai mengenyitkan dahinya, ia tidak mengenal nomor tersebut tetapi tetap membalas "okay" dan kemudian ia bersiap untuk pergi menuju cafe tersebut. Ia merasa tenang untuk bertemu siapapun itu dicafe, karna tentu saja cafe akan tetap ramai dan ia akan baik-baik saja.
Setelah ia selesai mengganti pakaiannya, Kai langsung pergi tetapi sebelum mobilnya meninggalkan pekarangan rumah, Shandy berlari dan mendekat.
"Mau kemana?" Tanya Shandy khawatir
"Cafe deket sini" Jawab Kai
"Sendiri?" Tanya Shandy kembali
"Iya, gapapa kok" Saut Kai sembari menunjukan senyum manis kepada Shandy kemudian melajukan mobil yang ia kendarai menuju cafe yang berada tak jauh dari rumahnya.
Shandy yang khawatir memutuskan untuk menyusul Adiknya, ia tidak ingin ada hal buruk terjadi lagi. Memang belakangan ini Shandy tidak akan membiarkan Kai pergi sendiri kemanapun.
✨✨✨
Motor Shandy terparkir rapih diparkiran cafe, ia kemudian berjalan menuju pintu masuk cafe, tetapi langkahnya terhenti karna ia mendapati satu mobil yang tak asing baginya.
Setelah menyadari pemilik mobil tersebut Shandy langsung berlari masuk dan mencari Kai. Ketika mendapati Adiknya sedang duduk berhadapan dengan seseorang ia langsung mendekat dan menarik kerah seseorang yang duduk dihadapan Adiknya.
"Mau ngapain lagi?!" Ucap Shandy marah
Kai terkejut dengan kehadiran Shandy dan langsung menenangkannya. Tetapi tentu, tidak mudah bagi Shandy untuk meredam amarahnya setelah mendapati sosok Papa nya.
"Shandy, saya paham kalau kamu marah sama saya" Tutur Papa tegas
"Ohya, bagus dong, tau kan Shandy berani ngapain sekarang?" Ancam Shandy
Kai berusaha melerai Shandy dan Papanya yang sedang mengadu tatapan mata. Ia menarik tangan Shandy tetapi tidak membuatnya bergerak sedikitpun.
"Bangsen please udah, dengerin Papa dulu!" Teriak Kai yang membuat Shandy membeku, ia pasrah apalagi setelah melihat air mata menetes dari ujung mata Adiknya
Shandy kemudian duduk, memegang lengan Adiknya tetapi kepalan tangannya belum melonggar. Rahangnya terkatup rapat, tatapannya masih sama tajamnya.
"Papa minta maaf atas semua perlakuan yang sudah Papa lakuin ke kalian, Papa ga pantas dimaafin kalian tapi disini Papa ingin ngucapin terima kasih untuk Kai Noena Kalla" Tutur Papa dengan wajah merasa bersalah
"Papa merasa malu karna sudah memperlakukan kalian buruk, tetapi kalian masih mau maafin dan nolong Papa" Lanjut Papa
"Maafin? Nolong? Hahaha ga mungkin hal itu Shandy lakuin!" Ucap Shandy tegas
"Bangsen, please udah, Papa udah minta maaf" Mohon Kai kepada Shandy yang masih terlihat kesal dengan Papa
"Papa ga akan ganggu kalian lagi, tapi satu hal yang harus kalian ketahui. Kalian anak Papa, Papa akan selalu sayang kalian" Tutur Papa sembari kemudian membereskan barangnya
"Papa pamit, jaga diri kalian ya? Kai, jaga diri kamu di Perancis nanti ya? Jaga Mama juga" Pinta Papa sembari mengelus kepala anak keduanya
Air mata Kai sudah tak terbendung lagi, kemudian menetes tanpa disadari. Ia kemudian memeluk sang Papa cukup lama, sedang Shandy hanya bisa terdiam saja, tak memberi respon apa-apa.
✨✨✨
Shandy dan Kai sedang duduk berhadapan di halaman belakang rumah mereka, pertanyaan-pertanyaan Shandy perlahan terjawab. Ternyata Kai hilang karna Papa, dan masalahnya pun sudah selesai.
"Maaf karna ga jujur sama Bangsen" Ucap Kai sembari memasang wajah bersalah
"Lain kali tolong jujur ya, gue tuh harus bertanggung jawab terhadap keselamatan lo, lo ga tau sekhawatir apa gue pas denger kabar lo ga ada dirumah" Tutur Shandy sembari mengelus kepala Adiknya
"Iyaa Bangsen, maaf ya sekali lagi" Ujar Kai kemudian bangkit dan mengecup pipi Shandy
"Yaudah ayo kita bantu Mama masak, Bangsen laper nih sampe masuk angin!!" Dumel Shandy sembari menarik tangan Kai untuk masuk
Aroma Brownies memenuhi setiap sudut ruangan dirumah mereka, Kirana baru saja selesai memindahkan Brownies dari tray ke kontainer. Nindy juga terlihat sibuk mencicipi Brownies tersebut sedang Fajri sedang mencuci piring.
"Haii, udah selesai diomelinnya?" Goda Nindy
"Udah" Saut Shandy singkat
"Tapi kamu ga nangis kan?" Celetuk Fajri setelah menyadari kehadiran mereka berdua
"Nangis, dia kan cengeng" Jawab Shandy sembari mendekat kearah Nindy
"Mama galau kalo liat dua anak mama sibuk sama pacarnya" Ledek Kirana
"Ih mana ada sibuk, ini Kai sama Mama" Ucap Kai sembari memeluk tubuh Kirana
"Yaudah yuk, kita nonton!" Ucap Nindy sembari membawa kontainer yang berisi brownies ke ruang keluarga
Mereka kemudian berkumpul diruang keluarga, Kai dan Fajri duduk dibawah sembari sibuk mengunyah popcorn, Nindy dan Shandy duduk disebelah Kirana dan sibuk menyemili Brownies buatan mereka semua. Malam ini memang hangat terasa, karna mereka semua memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama.
Selama film diputar, terdengar komentar yang keluar dari masing-masing mulut mereka membuat suasana semakin hangat dan seru tentunya.
-To Be Continue
Gatau kenapa aku sukak bgt sm moment keluarga cemara kaya gini😭😭
anyway, like always please drop your vote semuaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher - Fajri Un1ty FF
Fanfiction[COMPLETED] SEASON 2 CLICK ON MY PROFILE❤️🔥 Cinta adalah hal yang selalu aku hindari, bermula dari mendukung sahabat dekatku malah jadi diriku yang terjebak dengan drama percintaan. ✨✨✨ Kai Noena Kalla adalah seorang mahasiswa biasa yang berusaha...