56✨

44 10 4
                                    

TW: Harsh word, swearing, mention of cigarettes, mention of blood. comment ya kalo ada yang kurang

"Ji aku bisa jelasin" Ucap Kai sembari berlari dibelakang Fajri

"Jelasin apa? Jelasin kalo kamu masih belum bisa lupain Ricky? Kai, aku selama ini yang ngehibur kamu waktu dia ninggalin kamu gitu aja! Aku yang hapus air mata kamu ketika Ricky nyakitin kamu, Aku yang selalu ada Kai!" Teriak Fajri

"Aku ga ada apa-apa sama Ricky!" Saut Kai

"Ga ada apa-apa terus pergi gitu aja tanpa bilang sama aku? Kamu bahkan ga ngomong Kai kalo kamu tau Ricky udah disini!" Bentar Fajri, terdengar putus asa

"Kamu ada bilang sama aku kalo Ricky udah balik kesini? Kamu aja ga jujur sama aku Ji" Ucap Kai

"Harus aku bilang ke kamu kalo Ricky udah balik ke Jakarta lagi? Terus apa kalo kamu udah tau? Mau selingkuh dari aku Kai? Plan biar lebih aman lagi?" Fajri berkacak pinggang, ia merasa sedih dan kesal, campur aduk rasanya ketika tidak sengaja menemukan kekasihnya dengan sahabatnya—yang notabene mantan dari kekasihnya sedang berdua didalam mobil, bahkan mengetahui bahwa Ricky masih memberikan afeksi

"Ga gitu Ji, please kita harus ngomongin ini dengan kepala dingin" Usul Kai sembari menggenggam tangan Fajri, tetapi ditepis dengan kasar oleh Fajri

"Aku ga bakal bisa mikir jernih kalo masih harus ngeliat kamu! Rick, tolong anterin Kai pulang atau kalian lakuin deh apapun yang kalian mau lakuin tapi tolong anter Kai pulang, dia harus selamat sampai rumah" Ujar Fajri dingin kemudian meninggalkan Kai yang menangis

Ricky tidak berkata apapun, hatinya juga sakit. Bagaimana tidak? Ternyata penolakan yang diberikan Kai adalah karna pujaan hatinya sudah memulai hubungan baru dengan sahabatnya. Ricky merasa bodoh karna tidak mengetahui apapun, tetapi ia tetap bertanya-tanya mengenai hubungan mereka.

Sejak kapan? Kenapa mereka bisa pacaran? Kok bisa Fajri yang nikung gue? Batin Ricky. Langkah gontai Kai terlihat mendekat kearah Ricky, tetapi sama sekali tidak ada tindakan yang Ricky lakukan.

"Rick ayo pulang" Ajak Kai, air matanya masih menetes tak karuan

"Pulang sendiri!" Bentak Ricky

Kai terkejut dengan perlakuan Ricky, tetapi ia tidak mau ambil pusing, kondisinya saat ini sudah membuat kepalanya sakit jadi tidak akan menyelesaikan apapun jika harus berdebat dengan Ricky. Ia mengalah dan pergi meninggalkan Ricky kembali masuk kedalam mobilnya.

Tangisnya pecah, ia memukul dashboard beberapa kali hingga tangannya terlihat memerah. Sedikit perih sebetulnya, tapi sakit fisik akan lebih baik dari pada hatinya yang sakit, yakan? Ia tidak melajukan mobilnya, Kai hanya menangis tak karuan hingga hatinya sedikit membaik, kalau bisa.

FLASHBACK—

"Kamu sendiri yang bilang kalau kita ga bisa mulai lagi dari awal, dan aku paham Kai. It's okay, i'm okay"

Tangan milik Ricky masih mengelus pipi milik Kai perlahan, dengan penuh kasih sayang. Hatinya tentu sakit tetapi ini akan menjadi yang terakhir. Kai hanya terdiam, air matanya masih menetes tanpa bisa ia kendalikan. Mereka berdua menikmati kecanggungan bersama.

"Boleh aku liat kamu Kai? I promise this will be the last, just let me remember every curve of your face" Pinta Ricky. Kai hanya menoleh pasrah, ini hal yang bisa ia lakukan.

Tak lama hingga Kai mendengar ketukan kencang dijendelanya, matanya membulat ketika menyadari sosok Fajri yang menunjukan wajah kecewa. Kai kemudian menepis tangan Ricky dan membuka pintu mobil.

Dreamcatcher - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang